SEMINAR FULL DAY SCHOOL DI SMPK SANTA MARIA II

Sebagai langkah awal untuk mulai menerapkan Full Day School tahun pelajaran mendatang 2017-2018, SMPK Santa Maria II Malang mengadakan seminar Full Day School pada hari Senin, 6 Maret 2017 di Aula SMPK Santa Maria II mulai pukul 12.00 WIB bersama narasumber sekaligus anggota tim penggagas Full Day School yakni Profesor Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. Seminar itu selain diikuti semua guru SMPK Santa Maria II juga melibatkan perwakilan dari sekolah lain di antaranya SMAK Santa Maria, SMPK Santa Maria I, SDK Santa Maria I dan III dengan jumlah 65 peserta.
Seminar di mulai pukul 13.15 WIB dengan doa pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta sambutan dari kepala SMPK Santa Maria II Sr. M. Dorothea, SPM. Pada sambutannya mantan kepala SMPK Mater Dei Pamulang tersebut berharap melalu pemaparan narasumber para peserta seminar yang mengangkat tema Pencerahan Implementasi Full Day School dan Pendidikan Karakter tersebut semakin memahami secara mendalam bagaimana jika FDS diterapkan di masing-masing unit karya baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA.

Menurut narasumber, gagasan FDS merupakan bentuk jawaban dengan fenomena dunia pendidikan yang malah menunjukkan maraknya perilaku yang bertentangan dengan karakter yang konstruktif dengan periatiwa tawuran remaja, gang motor, bullying, perbuatan kriminal yang melibatkan para pelajar. Sekolah adalah pihak yang tergugat dari fenomena yang improduktif tersebut. Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sebenarnya telah mengawali aktivitas pembentukan karakter melalui taman siswa, dengan penegasan makna pendidikan yakni sebuah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak, semua menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam memajukan kesempurnaan hidup anak-anak.

Pembentukan karakter peserta didik akan efektif jika melalui jalur strategi yang tepat, melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan, sepanjang waktu peserta didik tinggal di sekolah, dan adanya keterlibatan keluarga yang harmonis dan berkarakter. Pendidikan karakter perlu disiapkan perangkat pendidikan karakter dan pendidik serta tenaga kependidikan. Pada akhirnya semua perangkat itu akan mampu menjadikan peserta didik sebgai subjek pendidikan karakter dan selalu dilakukan evaluasi serta monitoring pelaksanaan pembentukan karakter tersebut. Adapun operasionalisasi tahapan pendidikan karakter adalah dengan merumuskan, menyiapkan perangkat material pendidikan karakter, menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan, serta melaksanakan pendidikan karakter.

Model pendidikan karakter dapat dilihat dari semua aktivitas yang melekat pada diri siswa contohnya religious, kedisiplinan, kreatif, demokratif, menghargai prestasi, social, tanggung jawab dan lain-lain. Menurut narasumber pembentukan nilai karakter ternyata efektif dengan FDS. Selain itu beliau juga menegaskan bahwa lama pembelajaran tidak serta merta mendukung prestasi belajar, keberhasilan belajar siswa tergantung strategi belajar siswa, lama belajar akan mengingkatkna prestasi belajar bilamana diikuti dengan strategi belajar yang efektif, bagaimana mengurangi rasa bosan dengan lamanya belajar, serta apakah menjadikan burukkaj kecerdasan/hubungan social anak didik dengan full day school?

Dalam menerapkan full day school harus diciptakan pembelajaran yang menantang dan menyenangkan maksudnya bahwa pembelajaran harus berbasis aktivitas siswa secara berkelompok dengan model-model pembelajaran yang kreatif dari para guru. Suasana sekolah yang penuh kehangatan, disana haris ada pembelajaran dan pengasuhan, pertemanan, persaudaraan, kekeluargaan sehingga akan menentramkan hati siswa walaupun berada di sekolah. Guru memiliki multi peran, baik sebagai fasilitator, teman maupun menjadi orang tua yang dekat dengan siswa. Lingkungan fisik yang menyenangkan baik secara ekologis mapun sarana prasarana yang memadai serta peranan orang tua harus selalu hadir dalam diri siswa dan mengikuti pemantau fisik serta parenting pendidikan karakter anak.

Full day school menuntut manajemen yang memiliki sistematika yang jelas dan tegas. Adapun model menajemen FDS di antaranya model integrasi, yakni pembelajaran diberi tambahan alokasi waktu 07.00 -13.00 sehingga ada kesempatan untuk praktik dan menginternalisasi nilai-nilai karakter diri. Model blok siang hari adalah alokasi waktu sesuai dengan kurnas 07.00 -13.00, sedangkan proses internalisasi nilai-nilai karakter dilaksanakan pada siang hari sampai sore 13.00 -16.00. Model blok pagi dan siang adalah pembelajaran kurnas berada ditengah antara pagi hari 06.40 – 08.00 dan siang hari 14.00 – 16.00. Model terakhir adalah model blok pagi dan siang berkesinambungan maksudnya pembelajaran kurnas dilaksanakan pukul 08.00 – 14.00 proses internalisasi karakter dilaksanakn pagi 06.40 – 08.00 dan siang 14.00 – 16.00

Pada akhir seminar pukul 17.15 WIB, Bapak Ibrahim Bafadal menegaskan bahwa pelaksanaan FDS setiap sekolah harus menyesuaikan karakter dan kekhasan sekolah itu sendiri, sehingga FDS bisa selaras dengan visi misi sekolah. Beliua pun mempersilakan sekolah manapun untuk melihat secara langsung implementasi full day school di sekolah yang beliau kelola, baik dari TK, SD, SMP sampai SMA. Seminar tersebut ditutup dengan pemberian cindra mata dan tali asih dari pihak SMPK Santa Maria II yang diserahkan langsung kepada Bapak Profesor Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd oleh Sr. M. Dorothea, SPM.

SOSIALISASI EVALUASI AKHIR TAHUN PELAJARAN SISWA KELAS IX

Senin, 6 Maret 2017 sekolah mengundang para orangtua/wali siswa kelas IX untuk menyampaikan informasi agenda akhir kegiatan siswa kelas IX khususnya berbagai evaluasi yang akan dijalani oleh para siswa. Acara itu dimulai pukul 08.00 WIB di Aula SMPK Santa Maria II Malang. Menurut Ibu Theresia Damayanti selaku koordinator kurikulum, pertemuan dan sosialisasi ini sangat penting mengingat semua pihak baik sekolah maupun para oramg tua/wali siswa harus satu bahasa dalam mempersiapkan para siswa untuk bisa sukses dalam mendapatka nilai terbaik dalam semua evaluasi akhir baik ujian praktik, ujian sekolah dan yang terakhir ujian nasional.

Secara khusus pada pertemuan orangtua/wali siswa yang dilaksanaan bersamaan dengan kegiatan UTS bagi siswa kelas VII dan VIII serta UAS siswa kelas IX, Sr. M. Dorothea, SPM menginformasikan hasil simulasi ujian nasional yang berbasis komputer. “Sebagai kepala sekolah saya memberikan apresiasi yang besar kepada siapapun yang sudah mempersiapkan para siswa dalam menanggapi harapan kepala dinas pendidikan Kota Malang yang pada Ujian Nasional tahun 2017 ini berharap semua sekolah menggunakan USBK, khsusunya piahk Perkumpulan Dharmaputri dan para bapak ibu guru yang telah mempersiapkan baik sarana prasarana maupun teknis pelaksanaan simulasi UNBK tersebut”. “Sekarang tinggal bagaimana para orang tua/wali siswa memberikan motivasi agar para siswa kelas IX mampu mempersiapkan UN secara maksimal dengan indikator keberhasilan nilai UN yang membanggakan baik untuk orangtua/wali siswa maupun sekolah,” imbuhnya sebelum menutup sambutan beliau.

Selain informasi bidang kurikulum terkait dengan kriteria kelulusan dan agenda evaluasi akhir siswa kelas IX, Bapak Budi Daryono selaku koordinator acara rekreasi ke Bali juga menyampaikan perihal teknis terkait dengan kegiatan tersebut termasuk perkembangan dana yang telah disiapkan para siswa melalui kegiatan menabung. Beliau menginformasikan bahwa masih ada beberapa orang tua siswa kelas IX yang karena alas an tertentu tidak mampu untuk membayar baiaya yang dibutuhkan untuk ke Bali. Menurut guru olahraga tersebut, untuk mencari solusi permasalah tersebut beliau mengajak para orang tua siswa, khususnya yang memeliki rezeki yang lebih bisa memberikan donasi kepedulian berupa sumbangan sukarela. Terlebih semangat yang dimiliki oleh kegiatan rekreasi ke Bali adalah menciptakan pengalaman yang mengesankan dengan suasana kebersamaan, ungkap Bapak Budi Daryono mengakhiri pemaparan persiapan kegiatan rekreasi ke Bali pagi itu dalam pertemuan orang tua wali siswa kelas IX.

“Semoga dengan pertemuan ini para orang tua selain juga harus terlibat aktif khususnya dalam memotivasi anak-anaknya untuk menghadapi berbagai kegiatan evaluasi baik mealui ujian praktik, ujian sekolah maupun ujian nasional serta kegiatan akhir yakni rekreasi ke Bali dapat terlaksana dengan baik yang pada akhirnya akan tercapai semua tujuan itu demi kepentingan para siswa kelas IX,” ungkap Bu Anna setelah menandu acara pertemuan antara orang tua wali siswa dengan pihak sekolah.

MAKNA RABU ABU

Rabu, 1 Maret 2017 adalah hari pertama puasa umat Katolik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rabu Abu. Secara harfiah Rabu Abu adalah pemberian tanda di dahi umat Katolik. abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal atau tobat. Rabu Abu juga menjadi tanda dimulainya awal Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari untuk memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.
Penggunaan abu juga sebenarnya telah disinggung sendiri oleh Yesus. “Seandainya mukjizat -mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21). Pada zaman sekarang ini umat Katolik menggunakan abu yang berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Malam Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar.
Pada hari Rabu Abu tersebut juga umat Katolik yang sudah berusia 18 hingga 60 tahun dan dalam keadaan sehat diwajibkan berpuasa selama satu hari, mereka hanya dibolehkan makan sekali dalam sehari. Puasa tersebut bertujuan agar umat Katolik bisa memperbaiki diri dan merenungi apa yang telah ia lakukan selama hidupnya dan mencoba dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada masa puasa dan pantang ini, umat Katolik tidak hanya dituntut untuk berpuasa dan berpantang, namun juga menjadi lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Adalah memprihatinkan jika kita hanya menjadi baik pada masa puasa dan pantang, dan kembali berbuat tercela atau jatuh ke dalam pencobaan seusai ritual suci tersebut. Memikul beban salib Kristus sendiri tidak hanya wajib dilakukan pada masa puasa dan pantang, akan tetapi juga harus dilakukan sepanjang hidup kita sebagai umat Nasrani. Sebagai umat Katolik kita dituntut untuk selalu berjuang bagaimana kehidupan kita semakin memiliki kualitas lebih baik dari hari ke hari.
Harus dipahami bahwa hidup itu adalah perjuangan. Dan di dalam berjuang mengarungi kehidupan ini, kita harus menghadapi berbagai pencobaan yang tidak kecil dan tidak sedikit. Oleh karena itu, kita sebagai umat Nasrani, terlebih umat Katolik, dituntut untuk selalu berusaha, berjuang dan beriman meski berbagai cobaan hidup datang mendera. Dengan berjuang di dalam kuasa nama Nya, niscaya tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi. Karena Tuhan tidak pernah memberikan cobaan kepada umat Nya yang lebih berat dari yang umat Nya mampu hadapi.
Marilah kita sebagai pelajar pada usia remaja ini terus untuk selalu berbenah diri khususnya dalam penyadaran sebagai orang yang beriman. Kita konkritkan semua itu sesuai dengan kewjiban dan tanggung jawab yang melekat pada diri kita saat ini yakni sebagai pelajar dan anak dari sebuah keluarga, dengan demikian kita akan mampu mengaktualisasi makna perjuangan dalam mengawali masa pra paskah di tahun ini yang mengangkat tema Keluarga Berwawasan Ekologis. Tema ini sangata dekat dengan diri kita , bagaimana pada usia remaja ini kita juga memiliki peranan dalam memperjuangkan lingkungan yang bermanfaat baik bagi alamsendiri maupun bagi sesama. Semoga dengan kehadiran dan peranan kita sebagai remaja Katolik semakin bis mewarnai dinamikan kehidupan ini, tentunya dengan harapan alam yang telah disediakan oleh Allah Bapa ini bisa kita rawat bahkan kita kembangkan untuk nilai-nilai kemanusiaan yang lebih universal. Akhir kata mari kita perjuangkan semangat membangun lingkungan ramah bermakna dengan wawasan ekologis.

UJI COBA/SIMULASI PELAKSANAAN UNBK SMPK SANTA MARIA II

sim iiaSMPK Santa Maria II secara mandiri memastikan akan mengikuti UNBK sesuai dengan himbauan Dinas Pendidikan Kota Malang telah melaksanakan proses persiapan dengan berbagai kegiatan di antaranya melakukan konsultasi kepada pihak yang kompeten, melengkapi sarana prasarana pelaksanaan USBK, serta persiapan teknis dibawah komando bapak Joseph Andik Kristian dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Malang melalui pelatihan dan pendampingan teknis, maka mulai hari Senin, 27 sampai Selasa, 28 Februari 2017 siswa kelas IX sebagai calon peserta UNBK tahun pelajaran 2016-2017 melaksanakan simulasi UNBK dengan jadwal mendekati pelaksanaan UNBK yang sesungguhnya.
Hari pertama pelaksanaan uji coba UNBK pada hari Senin, 27 Februari 2017 pihak sekolah mendapatkan pengalaman yang berharga terkait persiapan teknis dengan padamnya listrik saat para siswa sudah mulai mengerjakan soal matematika. Padamnya listrik langsung disikapi dengan sigap oleh pihak sarana prasarana sekolah dengan mengalihkan tenaga genset yang sudah disiapkan secara baik jika sewaktu-waktu ada kendala teknis seperti padamnya listrik. Pelaksanaan UNBK pun berlanjut dengan baik tanpa gangguan yang berarti, setelah aliran listrik dari PLN kembali berfungsi maka tenaga listrik pun dikembalikan ke jalur listrik PLN, menurut Bapak Pamungkas, selaku koordinator tim Sarpras pengalaman ini sekaligus sebagai latihan jika pada saatnya nanti ada gangguan teknis seperti ini.
Selama dua hari itu para siswa terbagi tiga kelompok yakni kelompok I yang melaksanakan uji coba UNBK mulai pukul 07.30 – 09.30, kelompok II pukul 10.30 – 12.30, dan kelompok III pukul 14.00 – 16.00. Setiap kelompok diawasi oleh satu pengawas dan petugas proctor, sedang di tempat lain petugas teknis pun siap memantau pelaksanaan uji coba UNBK tersebut. Hari pertama para siswa mengerjakan soal matematika dan pada hari kedua mengerjakan soal Bahasa Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA telah dilaksanakan pada tahap I pada bulan Desember 2016, SMP Panderman tidak bisa mengikuti karena belum menyiapkan sarpras yang harus dimiliki
Sr. M. Dorothea, SPM pun berkesempatan untuk memantau langsung pelaksanaan uji coba tersebut. “Puji Tuhan uji coba UNBK yang sudah kita persiapkan dan hari ini kita laksanakan berjalan sesuai dengan harapan semua pihak, padamnya listrik hari pertama justru merupakan pembelajaran yang terbaik, bagaimana kita harus siap memberikan solusi yang terbaik,” demikian ungkap beliau sambil meninggalkan ruang ujian yang sempat beliau tinjau. Menurut Bapak Joseph Andiek selaku proktor, para bapak/ibu guru yang nantinya bertugas sebagai pengawas UNBK bisa memanfaatkan uji coba ini sebagai kesempatan membangun wacana dalam memahami teknis dan tugas pengawas ujian.
Semoga dengan suksesnya uji coba UNBK ini, harapan kita semua para siswa tidak mengalami ketegangan gagap teknis khususnya saat mereka melaksanakan UNBK pada bulan Mei yang akan datang, demikian harapan Pak Trianto Th. Beliau bersama dengan bpak/ibu guru yang nanti bertugas sebagai pengawas ruang menyempatkan diri untuk mengamati dan melihat secara langsung pelaksanaan uji coba tersebut sekalian sebagai pembelajaran saat beliau nanti menjadi pengawas UNBK di sekolah lain. Sebagai bentuk dukungan semua bapak ibu guru walaupun tidak mengawas ikut memantau kegiatan uji coba UNBK itu dengan pulang pukul 16.00 WIB.

Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) SMPK Santa Maria II

Jumat, 24 Februari 2017, sekitar pukul 12.15 WIB di ruang agama, pengawas SMPK Santa Maria II Malang Ibu Esti, memberikan sosialisasi sekaligus pelatihan singkat bagaimana SMP Panderman harus melaksanakan SPMI. Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai SPMI. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Menurut Ibu Esti, pelaksana SPMI ini setiap satuan pendidikan melibatkan 6 unsur peserta, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Beliau berharap dengan sosialisasi dan latihan singkat ini akan mendapatkan pemahaman bagaimana Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dapat menerapkan penjaminan mutu internal sekolah, bagaimana menerapkan siklus penjaminan mutu internal mulai dari memetakan mutu, perencanaan peningkatan mutu, implementasi peningkatan mutu, monitoring dan evaluasi hingga penetapan standar baru serta strategi baru, bagaimana menjalankan pengelolaan sekolah yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sekolah yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran, pemahaman tentang tim penjaminan mutu sekolah sebagai penanggungjawab aktivitas penjaminan mutu di sekolah, dan bagaimana melakukan pengimbasan praktek penjaminan mutu internal kepada sekolah lain.

Siang itu juga kepala sekolah, Sr. Dorothea, SPM juga membagi bapak/ibu guru dalam 8 standar pendidikan.  “Setelah sekolah kita mendapatkan sosialisasi dan pelatihan singkat  secepatnya kita akan memenuhi apa yang ada dalan SPMI untuk segera melaksanakan  ini dengan penuh tanggung jawab. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP” demikian ungkap kepala sekolah yang pernah berkarya di Tangerang itu. Setiap tim langsung mencoba mengimplementasikan isian format SPMI sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap tim. Pada akhir acara Ibu Esti berharap sekolah akan segera membentuk tim dengan menerbitkan SK setiap tim kerja sekaligus langkah-angkah selanjutkanya dalam bentuk program untuk melaksanakan SPMI di sekolah ini. Sosialisasi dan pelatihan singkat diakhir  pukul 15.00 WIB. (T.Th)

ANIMASI APP 2017 KELUARGA BERWAWASAN EKOLOGIS

Minggu, 19 Februari 2017 bertempat di Aula Bhakti Luhur jalan Raya Dieng, Regio Barat Keuskupan Malang menggelar animasi APP 2017 untuk paroki dan lembaga pendidikan yang berada di wilayah tersebut. Masa prapaskah sebagai masa latihan rohani tahun 2017 mengangkat tema Keluarga Berwawasan Ekologis. Wawasan ekologis bermakna mendukung kelestarian ekologis, menjaga supaya alam semesta ciptaan Tuhan ini tetap utuh, berfungsi dan berkelanjutan sampai saat yang panjang, melampaui generasi kita. Latihan rohani itu terbagi atas tiga kelompok yakni kategori anak-anak dengan titik berat pada melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman berulang dalam memahami wawasan ekologis, ketergori remaja/OMK menitikberatkan pada melakukan dan menyadari kegiatan-kegiatan ekologis, sedangkan kelompok dewasa mengusahakan pertobatan ekologis, yakni melakukan aksi ekologis secara berkesinambungan dalam kelangsungan hidup.

Sepuluh bapak-ibu guru SMPK Santa Maria II mengikuti animasi APP tersebut, acara dimulai pukul 09.00 WIB. “Semoga para bapak/ibu guru memiliki pemahaman yang baik terkait dengan materi APP tahun ini, sekaligus sebagai persiapan untuk disampaikan pada peserta didi,” ungkap Pak Fidelis Suhadi selaku Koordinator Tim Kerja Spirmor. Pengarahan umum disampaikan oleh RD. Geovanni Indrawan, selaku penanggung jawan kegiatan tersebut pada sambutannya mengucapkan terima kasih atas apresiai dan atensi yang diberikan pada pelaksanaan Animasi APP tahun 2017 ini, dengan jumlah peserta yang cukup membanggakan, semohga dengan awal yang baik ini gerakan atau Latihan Rohani menyambut Paskah 2017 semakin bermakna sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Setelah pengarahan umum selesai para peserta Animasi APP 2017 dikelompokkan berdasarkan pembagian 3 kategori, kategori dewasa akan mendalami materi  di Aula, ketegori anak dan remaja/OMK di dua kelas yang berada di lantai 2 bangunan timur Bhakti Luhur. Materi APP kategori dewasa dipandu oleh RD. Sugeng, kategori remaja/OMK oleh RD J.A. Purnomo, dan kategori anak-anak dipandu oleh RD Catur Wibawa. Pada sesi pendalaman modul materi Animasi APP tersebut para peserta menerima penjelasan umum serta diberikan kesempatan untuk menyampaikan sharing, serta masukan-masukan bagaimana materi itu bisa semakin menarik ketika nanti diberikan kepada peserta pendalaman APP.

Sekitar pukul 11.45 WIB pembahasan dan  diskusi modul di masing-masing kategori selesai, dilanjutkan dengan penutupan serta makan siang bersama. Menurut Bapak Jaya, yang kebetulan pertama kali mengikuti Animasi APP tersebut sangat menyenangkan karena memberikan pengalaman serta wawasan yang baru terkait dengan materi APP. Pada kegiatan Animasi APP tersebut juga diadalan bazzar buku-buku rohani dengan tawaran yang cukup menarik yakni ada potongan 20% khusus buku-buku yang dicetak oleh penerbit Dioma. Akhirnya sekitar pukul 13.15 WIB acar Animasi APP 2017 pun selesai. (T.Th)