REKOLEKSI ADVEN dan PENDIDIKAN KARAKTER 2016

Kamis, 7 Desember 2016, selesai melaksanakan UAS Ganjil, Tim Kerja Spirituaitas dan Moralitas menggelar salah satu program kerjanya yakni rekoleksi bagi siswa beragama Katolik dan pendidikan karakter bagi siswa non Katolik. Kegiatan rekoleksi dilaksanakan di SMPK Santa Maria sedangkan pendidikan karakter dilaksanakan di SMAK Santa Maria.

Sebelum kedua kegiatan itu dilaksanakan pada sambutannya, Sr Dorothea selaku kepala sekolah menegaskan semoga rekoleksi dan pendidikan karakter ini dapat memberikan satu pengalaman hidup bagaimana para siswa mampu meningkatkan kualitas diri. Beliau juga berpesan kepada peserta pendidikan karakter agar menjaga nama baik sebagai pelajar SMPK Santa Maria II yang bertamu dengan memanfaatkan dan menjaga fasilitas sekolah lain, serta bertutur kata yang santun.

Setelah pengarahan umum selesai sekitar pukul 07.30 WIB siswa yang akan melaksanakan pendidikan karakter mulai digiring berjalan menuju SMAK Santa Maria dengan didampingi para guru dan bapak-bapak karyawan, sedangkan siswa yang akan melaksanakan rekoleksi mempersiapkan diri dengan acara ice breaking yang dipimpin oleh bapak Frans, dan dibantu oleh para siswa, Monica Inoi, Cs. Menurut pak Frans, ice breaking dimaksudkan untuk mencairkan dan menambah motivasi dengan gerak dan lagu.

Materi pendidikan siswa non Katolik menekankn bagaimana mereka juga menyadari akan diri mereka ketika harus bertemu, berkomunikasi, dan berkegiatan dalam sebuah sosialisasi yang memberikan berbagai peluang konflik. Semua pendalaman pendidikan karakter itu dikemas dalam berntuk games fun

Sedangkan pada Rekoleksi kali ini sesuai dengan yakni HARI INI TELAH LAHIR BAGIMU JURUSELAMAT YAITU KRISTUS TUHAN DI KOTA DAUD siswa diajak untuk mendalami kisah kelahiran Masa kelahiran/bayi itu telah terjadi belasan tahun yang lalu. Kalau saat bayi saja ada banyak hal baik dan sukacita diberikan kepada orang-orang yang ada disekitar kita, tentu semakin kita bertambah besar akan semakin banyak hal  bermanfaat yang kita lakukan. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah kebaikan atau sukacita dalam hal apa saja yang telah kita berikan untuk keluarga kita, sekolah, Gereja dan masyarakat disekitar kita?

 

WACANA UN DIGANTI USBN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) sebagai pengganti moratorium Ujian Nasional (UN). Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat menggelar rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Kamis 1 Desember 2016.

“Dalam masa transisi ini, pascamoratorium kami akan memfasilitasi proses penyelenggaraan ujian sekolah berstandar nasional,” ujar Muhadjir seperti dikutip Kantor Berita Antara. USBN tersebut diselenggarakan oleh Kemdikbud, pemerintah daerah, dan sekolah yang diawasi standarnya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dewan pendidikan provinsi serta daerah. USBN tersebut juga akan melibatkan banyak pihak seperti guru dan masyarakat. “Kami juga akan memfasilitasi provinsi yang memerlukan instrumen seleksi siswa dari jenjang SMP ke SMA.”

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan,  perbedaan pertama adalah dalam USBN akan ditambahkan materi soal berupa esai. Perbedaan kedua, materi pembuatan soal akan diserahkan kepada pemerintah provinsi untuk jenjang SMA/SMK, dan pemerintah kota/kabupaten untuk jenjang SMP.

Namun, pemerintah pusat akan menyisipkan beberapa pertanyaan, baik berupa pilihan ganda atau essai yang berfungsi sebagai indikator standar nasional. Selama ini, materi soal UN hanya berupa pilihan ganda dan dibuat sepenuhnya oleh pemerintah pusat.

“Soal esai ini untuk menggali kemampuan siswa agar berlatih berpikir kritis. Selama ini kan dalam UN tidak ada. Soal sisipan dari pemerintah pusat itu, tak akan berbeda-beda di setiap daerah. Wong namanya standar nasional, masa dibeda-beda,” ujar Muhadjir

Selama ini, ucap Muhadjir, sekolah cenderung mengutamakan mata pelajaran yang diujikan pada UN, dan kurang memperhatikan mata pelajaran lainnya. Hal ini berimplikasi pada sikap siswa kepada guru-guru di luar mata pelajaran UN tersebut.

“Standar nasional sekarang belum optimal karena yang diujikan dalam UN hanya beberapa pelajaran. Dengan USBN maka akan dilakukan untuk semua pelajaran,” sebutnya.

Ia menyatakan, persiapan USBN sudah mencapai 70 persen. Kemendikbud tinggal menunggu restu dari Presiden Joko Widodo yang kemungkinan akan diputuskan pada pekan depan, setelah menggelar rapat terbatas. “30 persen yang belum siap itu, ya tinggal membuat soal saja. Kan harus koordinasi dengan pemerintah daerah,” katanya.***

 

(dikutip dari beberapa sumber)

RETRET GURU DAN KARYAWAN 2016 “Berbuah dalam Hidup dan Karya”

Kamis, 24 November 2016 dengan menggunakan bus Medali Mas sebanyak 54 guru dan karyawan berangkat menuju Rumah Retret  Griya Wacana milik SVD di daerah Laduk, Tretes Pasuruan. Pada pembukaan retret Sr. Dorothea SPM mengingatkan para peserta retret bahwa manusia membutuhkan Tuhan, retret sebagai bentuk kegiatan yang dirindukan dengan harapan kita semua akan mendapatkan buah-buah rohani sesuai dengan pribadi masing-masing. Pada retret ini Pak Fidelis Suhadi selaku koordinator kegiatan mengajak semua peserta untuk mampu kerjasama dalam menjalani setiap aktivitas retret.

Sebagai pembimbing retret Romo Goris, SMM dibantu oleh Buder Lambert SMM. Pada pembukaannya juga romo asli Flores itu mengajak semua peserta untuk mempersiapkan hati dan diri dengan meninggalkan segala beban kehidupan di luar aktivitas retret. Romo yang bertugas sebagai dosen STFT pada session I menggali materi  bagaimana kita harus selalu mencari dan membaharui semangat hidup untuk menghasilkan karya yang lebih baik.

Selesai makan malam peserta diajak untuk merefleksikan, mengekspresikan diri dan sharing mengenai hidup dan karya yang berbuah, dengan kegiatan menjawab pertanyaan, menggambar dan mensharingkan dengan kelompok kecil. Setelah itu dilanjutkan dengan adorasi (terpimpin) yang dipandu oleh romo Goris. “Adorasi ini semakin mengingatkan kita akan penderitaan dan pengorbanan Tuhan akan kelemahan kita sebagai manusia,” ungkap bu Rossa sambilmeninggalkan kapel menuju kamar untuk beristirahat.

Pada hari Jumat, 25 November agenda kegiatan dimulai dengan olah raga bersama dan game (outdoor terpimpin) yang menggali kebersamaan hati antar peserta retret dengan berbagai aktivitas kegiatan. Pada hari ke dua ini materi yang dibahas adalah menyediakan tanah yang subur bagi pertumbuhan sabda Tuhan dalam hidup dan karya. Salah satu acara yang paling menyenangkan adalah visualisasi kelompok tentang benih yang ditanam di jalan, bebatuan, semak belukar, dan tanah subur. Sebelum istirahat siang ditutup dengan Ekaresti.

Sore harinya melanjutkan materi Menjadi Hidup dan Karya Sebagai Oase Kerahiman dengan kegiatan refleksi, ekspresi diri, dan sharing terkait dengan gambaran kantung-katung baru dalam kehidupan. Pada materi ini kita diajak untuk mau membaharui diri dengan symbol kantung baru untuk menampung anggur kehidupan, dimana kita harus mampu fleksibul dan mau membuka diri untuk kemajuan dan peningkatan kualitas hidup kita.

Pada malam itu kita juga diajak untuk mengapresiasi film inspiratif bagaimana menjalani kehidupan ini dengan tujuan terbaik walaupun berbagai halangan dan rintangan ada di hadapan kita. Selesai melihat film dilanjutkan dengan ibadat tobat, pemeriksaan batin, dan membangun niat untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan ini.

Sabtu, 26 November sebagai hari terakhir kegiatan retret diawali dengan meditasi terpimpin oleh romo Goris, SMM. Pada akhir meditasi terpimpin kita diajak untuk saling mendoakan teman yang ada di sekita kita. Acara dilanjutkan dengan sarapan dan disambung dengan Peleno dan Rangkuman dari apa yang sudah kita alami sejak hari pertama sampai terakhir. Dan sebagai puncak acara kegiatan retret diakhiri dengan pengakuan dosa dan Misa Ekaresti.

Sr. Dorothea SPM selaku kepala sekolah pada penutupan retret mengajak semua guru dan karyawan untuk mampu mengkongkritkan niatan baru yang sudah dinyatakan, dengan demikian suasana kehidupan sebagai keluarga besar guru dan karyawan SMPK Santa Maria II akan semakin berwarna dan bermakna. “Semoga semua harapan kita seletah retret ini mampu kita perjuangkan,” demikian ungkap Pak Albert sambil membawa tas keluar dari kamar yang selama 2 malam itu ditempati.

Sekitar pukul 13.00 WIB dengan cuaca hujan cukup lebat kami mulai meninggalkan rumah retret Griya Wacana dengan menggunakan 3 mobil Bison yang kami sewa untuk mengantar ke tempat Bus Medali Mas menunggu kami. Setelah semua berada di bus kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Malang. “Sungguh kami banyak mengalami pengalaman baru dalam retret kali in, “ ungkap Pak ndik sambil mulai memejamkan mata untuk tidur sambil menunggu bibanya kami di sekolag tercinta SMPK Santa Maria II Malang. Proficiat retret guru karyawan SMP Panderman salam jumpa untukkegiatan retret di tahun yang akan datang. (T.Th)

PENUTUPAN TAHUN KERAHIMAN 2016

Minggu, 20 November 2016 ini gereja memperingati sebagai hari raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam sekaligus sebagai penutupan tahun kerahiman, seperti yang kita ketahui Paus Fransiskus dengan Bulla (surat ketetapan) yang berjudul “Misericordiae Vultus” atau “Wajah Kerahiman”, menetapkan tanggal 8 Desember 2015 sebagai pembukaan tahun Yubileum Kerahiman Ilahi sampai tanggal 20 November 2016 dengan mengangkat  Tema Tahun Kerahiman Ilahi adalah Bermurah Hati Seperti Bapa.

Kristus adalah Raja Kerahiman, selalu murah hati dan penuh belas kasih. Hendaklah kita pun selalu murah hati dan penuh belas kasih yang pada zaman sekarang sikap murah hati dan penuh belas kasih semakin langka. Tantangan iman ini harus dijawab umat dengan semakin dekat kepada Tuhan. Hendaknya kita menjadi penyalur berkat dan selalu murah hati dan penuh belas kasih kepada siapapun.

Adapun tujuan tahun Yubileum Kerahiman Ilahi adalah Mendorong seluruh umat Allah untuk hidup dalam semangat rekonsiliasi dan pertobatan, Memperbaiki cara hidup yang tidak selaras dengan spiritualitas inkarnasi Yesus Kristus dan semangat gembala baik dan murah hati sebagaimana Bapa murah hati dan Meningkatkan hidup doa, laku tapa (puasa) dan amal kasih (Mengamalkan Pancasila). Refleksi yang diharapkan  bahwa orang Katolik wajib hidup dalam belas kasih

Sebagaimana teladan sikap murah hati dan penuh belas kasih yang sudah ditunjukkan oleh Kristus, Allah dan Raja Kerahiman Ilahi. Ia juga mengingatkan agar perilaku dan hidup umat Katolik harus semakin ilahi dan bukan semakin agamawi. Contoh dan teladan hidup yang murah hati dan penuh cinta kasih lebih bermakna dari pada sibuk berdiskusi soal dogma agamawi.

Sebagaimana diketahui, Paus Fransiskus dengan Bulla (surat ketetapan) yang berjudul “Misericordiae Vultus” atau “Wajah Kerahiman”, menetapkan tanggal 8 Desember 2015 sebagai pembukaan tahun Yubileum Kerahiman Ilahi sampai tanggal 20 November 2016. Tema Tahun Kerahiman Ilahi adalah Bermurah Hati Seperti Bapa.

Audit Eksternal ISO 9001:2008

Jumat, 18 November 2016, SMPK Santa Maria II Malang kedatangan tamu istimewa yaitu auditor eksternal, Ibu Yenny, yang sudah pernah mengaudit sekolah kami kali ketiga bertugas melakukan audit penerapan ISO 9001: 2008. Sertifikat ISO 9001:2008 kami dapatkan dari  PT URS telah berumur sekitar 6 tahunan semenjak kali pertama menerapkan system manajemen tersebut . Auditor PT URS  akan  melakukan audit secara berkala setiap  semester. Pada audit eksternal  semester ganjil ini berfokus pada bidang TM, MR, PSDM, Kurikulum, Kesiswaan, dan Spiritualitas Moralitas. Opening meeting dilaksanakan pukul 09.45 di Ruang kegitan yang dihadiri oleh para koordinator tim kerja yang akan di audit ditambah dengan beberapa guru yang pada saat itu tidak ada jam mengajar.

Seperti yang selalu disampaikan pada saat opening meeting pihak auditor eksternal selalu menyampaikan tujuan dari audit eksternal tersebut, menurut Ibu Yenny adalah untuk memantau pelaksanaan system manajemen mutu ISO yang telah diterapkan oleh sekolah ini. Sedangkan tujuan sekolah bersertifikasi ISO 9001:2008 adalah untuk menjalankan proses standarisasi dalam pelaksanaan kegiatan manajemen di sekolah. Dan tolok ukur keberhasilan kegiatan ini terutama pada kepuasan pelanggan (Siswa, Orang Tua serta Masyarakat). Dalam audit, yang dilakukan oleh auditor adalah memeriksa kesesuaian data POS (Prosedur Operasi Standar) yang telah dibuat oleh setiap unit kerja (TM, MR, PSDM, Kurikulum, Kesiswaan, dan Spiritualitas Moralitas) dengan  data-data kegiatan yang dimiliki atau disebut dengan Catatan Mutu. Catatan Mutu merupakan kumpulan dokumen bukti fisik yang dibuat mulai dari perencanaan, pelaksanaan ,hasil serta evaluasi dari tiap-tiap unit kerja yang terlibat.

Jadi pada prinsipnya, penerapan ISO 9001:2008 bertujuan agar selama proses yang terjadi pada manajemen ditiap unit kerja dapat dipantau mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan umpan balik / evaluasi hasil. Dengan pelaksanaan sertifikasi ini semoga kedepan proses manajemen disekolah menjadi lebih tertata rapi demi kepuasan siswa serta masyarakat yang merupakan tujuan utama dari penyelenggaraan program ini. Selain itu banyak hal baru yang kami dapat ,terutama tentang pengelolaan manajemen sekolah.

Pada akhir audit sekitar pukul 16.15 WIB yakni closing meeting Ibu Yenny langsung memberikan laporan dari hasil audit tersebut yang pada intinya system manajemen ISO yang diterapkan oleh SMPK Santa Maria II masih bisa berlanjut untuk diterapkan dengan beberapa cataan untuk ditindaklanjuti. Pada closing meeting tersebut dihadiri hampir semua bapak ibu guru dan karyawan. Pada kesempatan itu Ibu El Kris Yuliana selaku MR mengucapkan terima kasih atas masukan dan ditemukannya beberapa temuan untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan, yang pada prinsipnya semua itu demi menjaga eksistensi pelaksanaan system manajemen ISO yang sudah diterapkan oleh SMPK Santa Maria II ini. (T. Th)

Wacana 5 Hari Belajar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengusulkan hari Sabtu akan dijadikan hari libur sekolah. Pertimbangannya, agar anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Salah satu alas an beliau adalah jika para siswa memiliki dua hari libur, anak ada kesempatan rekreasi, wisata dan otomatis akan meningkatkan pergerakan wisatawan domestik serta waktu bersama keluarga menjadi bertambah

Terkait wacana itu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, PGRI mendukung wacana sekolah lima hari. Namun semuanya diserahkan kepada pihak sekolah yang memiliki otonomi. Pasalnya, ada sekolah yang merasa waktu lima hari tidak cukup. Untuk itu, Unifah mengharapkan, pemerintah tidak memaksakan. “Sekolah harus diberi kebebasan,” kata dia.

Unifah mengatakan, dampak Sabtu libur akan terjadi perpanjangan waktu sekolah atau yang dikenal dengan full day school (FDS). Namun penerapan FDS harus memiliki formula yang tepat seperti ditekankan pada pendidikan karakter. “Lamanya waktu sekolah siswa harus untuk pengembangan bakat dan minat. Saya melihat di Korea bisa digunakan untuk remedial. Namun tidak langsung dijalankan setelah jam sekolah. Anak diberi jeda setelah itu remedial. Maka anak sampai rumah tidak dibebankan lagi dengan tugas-tugas sekolah,” jelas dia.

Sampai saat ini sebagian sekolah masih memberlakukan hari efektif sekolah selama 6 hari, dimulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Bagaimana jika hari efektif sekolah diakhiri pada hari Jum’at? Dengan demikian hari efektif kegiatan belajar di sekolah adalah lima hari saja. Apakah para pendidik menyabutnya dengan gembira? Bagaimana reaksi peserta didik jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan?

Kebijakan 5 hari belajar itu tidak harus dipaksakan untuk semua sekolah. Sekolah yang sudah siap silahkan melaksanakan tetapi yang belum siap jangan dipaksakan karena kondisi anak berbeda-beda. Anak-anak di kota yang waktu pertemuan dengan kedua orang tuanya terbatas akan memiliki kesempatan bertemu lebih banyak jika lima hari belajar di sekolah dan sabtu minggu bersama kedua orang tuanya. Dalam pembentukan sikap, kepribadian dan karakter anak, kedekatan hubungan, kasih sayang, bimbingan dan pendidikan yang baik dari orang tua tidak kalah pentingnya dengan pendidikan anak di sekolah. Tetapi apakah semua orang tua memiliki kepedulian yang baik terhadap kebutuhan pendidikan anak.

Harus kita akui, banyak orang tua yang hanya menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah, setelah itu di rumah anak-anak bebas, tidak memperoleh bimbingan dan pengawasan yang dibutuhkan dalam pendidikan. Karena itu gagasan adanya Direktorat Orang tua agar dapat memberikan pendidikan lebih baik kepada anak-anak. Ia meyakini bahwa peran orang tua, keluarga dan masyarakat terhadap suksesnya pendidikan anak sangat besar.

Pro dan Kontra                                         

Ada pendapat pemberlakuan 5 hari belajar tidaklah hal yang berlebihan dan juga tidak melanggar aturan, karena Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagai rujukan penyusunan kurikulum se­kolah, tidak ada disebutkan bahwa sekolah dalam se­minggu harus berlangsung 6 hari. Dengan demikian sekolah boleh saja mengatur jam pelajaran menjadi 5 hari seminggu asal beban belajar yang telah ditetapkan dalam aturan tersebut bisa terpenuhi. Memang ada aturan tentang minggu efektif per tahun ajaran, yaitu 34 – 38 minggu, tapi, sekali lagi, tidak ada aturan yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan seminggu itu harus 6 hari belajar.

Beban Kerja Guru

Lalu, bagaimana dengan beban kerja guru? Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 35 ayat (2) tentang guru dan dosen serta Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 52 ayat (2) tentang guru, bahwa beban kerja guru tidak ditetapkan menurut hari, melainkan menurut jumlah jam mengajar tatap muka, yaitu sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan se­banyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Karena itu, sepanjang guru bisa memenuhi beban kerjanya, maka sekolah 5 hari se­minggu tidak melanggar atu­ran beban kerja guru.

Bagimana Sekolah Menyiasati?

Jika hari sabtu untuk kegiatan weekend anak-anak bersama orang tua atau keluarga, perlu dipertimbangkan, kondisi dan kebutuhan anak dalam lingkungan masyarakat berbeda-beda. Bagi sebagian orang tua mungkin merasa bahagia karena banyak waktu bisa dimanfaatkan untuk weekend bersama anak-anak. Tetapi bagi sebagian yang lain muncul kekhawatiran jika hari sabtu diliburkan atau tidak ada kegiatan anak-anak di sekolah. Kekhawatiran itu, misalnya sebagian peserta didik justru mengisi kegiatan dengan berkeluyuran ke pasar, ke pusat perbelanjaan atau pusat keramaian, ke warnet, ke tempat permainan, ke tempat rekreasi dan lain sebagainya. Untuk mengantisipasi berbagai tindakan negative yang tidak diinginkan, sebaiknya hari Sabtu digunakan untuk kegiatan ektrakurikuler, Pembekalan Vocational dan tambahan pelajaran khususnya untuk kelas paling tinggi (kelas VI, IX, dan VII)

 (disarikan dari beberap sumber)