Sabtu, 10 Maret 2017 SMPK Santa Maria II berkesempatan mengikuti Bimbingan Teknis Lesson Study dari Dinas Pendidikan Kota Malang yang diikuti oleh Trianto Thomas, S.Pd. Acara tersebut merupakan kerjasama Dinas Pendidikan Kota Malang, Universitas Negeri Malang (UM), dan Benesse Corp Jepang mengasilkan program inti Lesson Study (LS) untuk mengembangkan profesional guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra. Hj. Zubaidah, M.M pada sambutan pembukaan Workshop LS mengajak para peserta untuk memanfatkan kesempatan itu sebagai salah satu bentuk usaha meningkatkan kualitas professional seorang guru. Beliau juga minta maaf atas keterlambatan waktu pembukan karena harus menghadiri beberapa kegiatan dinas yang bersamaan.Kepala Bagian Fungsional Pendidikan (Fungdik) Dinas PendidikanKota Malang Sri Sutrisnawati mengatakan hasil akhir atau output LS adalah guru akan lebih terampil dan kompeten dalam melalukan pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terfokus pada guru, tapi pada bagaimana memahamkan siswa akan suatu konsep dan yang tak kalah penting bagaimana pembelajaran itu menyenangkan”
Pada awal kegiatan sekitar pukul 08.15 WIB, koordinator program kerja sama, Dr Ibrohim MSi, dan perwakilan Benesse Indonesia, Adhitya Syarif menginformasikan bahwa Bimtek LS ini diikuti oleh 75 guru SD dari 5 kecamatan dan 75 guru SMP dari 5 MGMP, yaitu Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
Bimbingan Teknis LS dilaksanakan di Aula FMIPA UNM dengan menghadirkan pembicara dari Benesse Corp Jepang, Ryo Suzuki, peneliti pendidikan dari Jepang yang didatangkan. Peneliti dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang juga bergabung di Asia Future Education Center ini berbagi ilmu terkait dengan lesson study.
Ryo Suzuki mengatakan LS dilaksanakan menggunakan tiga tahap. Yaitu, plan, do, and see. “Plan adalah perencanaan lesson study dengan kolaborasi antar guru dan dosen, kemudian Do yaitu pelaksanaan hasil perencanaan sekaligus observasi respon siswa, dan See yaitu refleksi hasil dengan pembahasan kembali keefektifan sistem pembelajaran tersebut.” Ryo juga menjelaskan Lesson Study ini menjadi model pembinaan guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip colleagues and mutual learning.
Narasumber yang sudah 3 tahun bekerja di Kota Malang itu juga mengingatkan bahwa kemampuan guru abad 21 adalah mampu mendesain tempat belajar dan menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Beliau juga menegaskan bahwa LS bukan metode pembelajaran tetapi LS adalah kegiatan elaborasi antar guru dengan tujuan bagaimana pembelajaran mampu semakin menarik dan siswa sebagai subjek aktivitas pembelajaran. Kegiatan LS bisa dilakukan satu atau dua minggu sekali tergantung situasi dan kebutuhan dengan membuat kelompok LS club agar program lebih efektif.
Selesai pemaparan materi, Bapak Ibrohim mengarahkan peserta untuk membentuk kelompok per-gugus kecamatan bagi guru SD dan per-MGMP bagi guru SMP. Kegiatan kelompok yang dilakukan adalah merancang persiapan LS dengan membuat jadwal kapan melaksanakan Plan, Do, dan See. Rencana tersebut akan dilaksanakan bulan Maret sampai Juli dengan 6 kegiatan kelompok. Beliau juga berharap semua anggota kelompok bisa mengikuti agenda rencana kegiatan minimal 80% sebagai syarat agar selesai kegiatan itu para peserta berhalk mendapatkan sertifikat dari Dinas Pendidikan Kota Malang.
Bimbingan teknis Lesson Study diakhiri pukul 13.10 WIB dengan pembagian makan siang. “Semoga melalui pemahaman yang tepat kegiatan Lesson Study kita sebagai guru semakin dimudahkan bagaimana bisa mendesain dan memberikan fasilitas pembelajaran yang membuat para siswa semakin tertantang untuk menggali pengetahuan secara mandiri dan berkempok dengan suasana yang menarik dan menyenangkan,” ungkap salah satu peserta Bimtek LS sembari menikmati makasn siang di selasar bangunan kompleks Fakultas MIPA UNM.