REFLEKSI REKOLEKSI ADVEN 2016

Dalam hidup rohani kita. Ia yang akan kita rayakan itu adalah sosok yang istimewa. Ia adalah Yesus Tuhan Sang Juruselamat. Ia adalah andalah setiap orang Kristiani dan tak tergantikan. Maka pantas kalau kita menyambut dan merayakannya secara istimewa pula. Karena yang akan hadir dan kita rayakan adalah sosok yang istimewa oleh karena itu kita perlu memantaskan hati agar layak menyambutNya. Bukan pesta pora dan hura-hura yang tidak bermakna tetapi hati yang jernih berseri dan banyak memberi arti. Konkritnya hati yang seperti apa itu? Tentu hati yang terbuka untuk menerima siapapun yaitu hati yang mencintai, mau mengampuni, memartabatkan setiap sesama manusia. Maka perjuangan kita adalah bagaimana menyingkirkan hati yang membenci, dendam, iri hati dan sulit mengampuni

Menjadi orang Kristiani bukan jaminan bahwa perjalanan hidupnya akan mulus dan tanpa persoalan, tetapi mengikuti Yesus itu bila kita mengahadapi persoalan dimampukan untuk menghadapinya karena Yesus menopang dan menyertai kita.

Sepanjang manusia hidup di dunia ini tentu tak pernah lepas dari aneka persoalan. Persoalan yang ada hendaknya dihadapi dan diselesaikan dengan jalan keluar yang benar dan bukan menghindarinya.

Masalah yang sering kali terjadi pada kita sebagai siswa yakni proses pencarian jati diri, kurang percaya diri, malas, gengsi, budaya instan. Bagaimana cara mengatasi persoalan tersebut?

Persoalannya apakah tawaran keselamatan itu kita tanggapi? Kenyataannya kita lebih sering mengikuti kemauan kehendak kita sendiri. Bunda maria sebagai teladan iman menyatakan “ jadilah padaku menurut kehendakMu”. Kesombongan kita manusia sering kali mengungkapkan “ jadilah padaku seturut kemauanku”. Betapa egoisnya manusia.

Kesempatan yang penuh rahmat selalu disediakan oleh Tuhan, ddan Paulus merumuskan: “dimana ada dosa, disitu rahmat Tuhan berlimpah ruah” yang artinya bahwa Yesus tidak menghendaki manusia berdosa menjadi binasa, melainkan SELAMAT. Maka pengampunan Tuhan selalu disediakan dan Tuhan disebut Maharahim (berbelas kasih) Yesus merupakan jalan keselamatan manusia dan manusia menanggapinya  dengan bertobat.

Malaikat Tuhan hadir menjumpai para gembala. Siapakah gembala itu sehingga malaikat Tuhan pun berkenan kepada mereka. Para gembala adalah orang-orang sederhana, polos, tidak perlu sensasi. Para gembala tidak diperhitungkan banyak orang, bahkan sering diremehkan. Justru kepada para gembala warta gembira keselamatan pertama dikumandangkan dan selanjutnya para gembala mewartakan. Maka Malaikat perlu meneguhkan para gembala dalam pewartaan “Jangan takut!”

Mewartakan berita yang dasyat: yaitu lahirnya Juruselamat bagi seluruh bangsa, tetapi yang mengejutkan adalah Sang Juruselamat hadir dalam kesederhanaan (dipalungan). Juruselamat  tidak lahir di tempat yang mewah (istana). Dengan kesederhanaanNya memungkinkan segala lapisan untuk datang mendekat sujud menyembah diantaranya tiga raja dari timur yaitu (Baltaasr, Melkior dan Gaspar) yang mempersembahkan mas, kemenyan dan mur.

Malaikat bersama bala tentara surga memuliakan Allah dengan pujian: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi” artinya yang lain-lain tidak ada yang melebihi pujian kepada Allah. Hal ini yang perlu dipelajari oleh manusia, sebab manusia masih memuji, mencari kesenangan dan menggemgam erat pada harta, kedudukan dan gengsi. Bahkan Malaikat Tuhan berdoa agar: “damai sejahtera”. Lalu bagaimana kalau dibumi tidak ada kedamaian. Siapa yang membuat?

Maria menyimpan semua perkara itu didalam hatinya dan merenungkannya. Menyimpan dalam hati artinya meletakkan hal yang penting secara terhormat sedangkan hal yang tidak penting tidak perlu diletakkan dalam hati, sebab hati adalah tempat besemayamnya Allah. Kita manusia terkadang keliru karena di dalam hati juga tesimpan : rasa kebencian, dendam, iri, jengkel dan marah, lalu menjadikan Allah terusir dari dalam hati.