SEMANGAT PERINGATAN 1 JUNI, LAHIRNYA PANCASILA

Setiap tanggal 1 Juni sebagai warga Negara Indonesia, wajib mensyukuri atas  hari kelahiran Pancasila di tengah pandemi Corona, momentum itu bisa kita jadikan sebagai dasar dalam mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Secara khusus sesuai ajakan Presiden Joko Widodo mari di tengah suasana pandemi covid-19 ini untuk meningkatkan kegotongroyongan dan persatuan sebagai bangsa dalam berperan mengatasi pandemi tersebut. Rasa persatuan dan kemanusiaan harus ditekankan pada setiap individu dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sesuai  tema yang diusung pada peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2020 adalah “Pancasila Dalam Tindakan Melalui Gotong Royong Menuju Indonesia Maju”. Gotong royong di tengah pandemi tidak hanya kita harus membantu memenuhi kebutuhan sesama. Gotong royong juga bisa diaplikasikan dengan perilaku kita agar disiplin. Memudahkan pemerintah dalam menanggulangi covid-19.

Pada dunia pendidikan semangat gotong royong menuju Indonesia baru dengan mewujudkan semangat Merdeka Belajar yakni mendorong hadirnya Sekolah Penggerak yang berkelanjutan dengan melibatkan peran serta organisasi. Fokus utamanya adalah peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Mari pada peringatan lahirnya Pancasila ini kembali kita semua sadari bahwa Pancasila hadir tidak hanya menjadi dasar negara, tapi juga sebagai pemersatu bangsa dalam menghadapi segala tantangan. Untuk itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila harus diaktualisasikan dalam keseharian masyarakat.

Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2020.Mari kita amalkan butir-butir Pancasila di kehidupan sehari-hari.Mari junjung tinggi persatuan dan kesatuan, jangan jadikan perbedaan sebagai penghalang kuatkan simpul-simpul persatuan dalam keragaman, menggalang semangat berbagi.Menebarkan kebajikan Pancasila sebagai wujud implementasi kelima sila dalam laku hidup di berbagai bidang. Salam NKRI….

Peringatan HARKITNAS 2020

Hari Kebangkitan Nasional 2020 ini dibayangi dengan pandemi covid-19 yang begitu luar biasa menyedot perhatian dan dana pemerintah dalam mengatasinya. Sesuai dengan tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2020 adalah Bangkit dalam Optimisme Normal Baru. Pemilihan tema tersebut agar Harkitnas menjadi momentum bangsa Indonesia untuk bersatu padu memutus rantai Covid-19.

Semua komponen bangsa diajak untuk menumbuhkan dan memiliki optimisme bangsa Indonesia mampu mengatasi dan menemukan jalan keluar dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 sekaligus memulihkan kondisi sosial-ekonomi. Kita semua diharapkan untuk terus memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong-royong. Hal itu sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, untuk mempercepat pulihnya bangsa Indonesia dari pandemi Covid-19 melalui semangat bangkit dalam optimisme normal baru.

Momen Harkitnas 2020 mengajak semua lapisan masyarakat untuk membangun habitus baru dengan membiasakan diri dengan cara hidup baru dan tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Membiasakan diri dengan cara hidup baru meliputi terbiasa menerapkan protokol kesehatan, protokol transportasi dan protokol lain. Termasuk perubahan standar dalam mekanisme kerja, belajar dan aktivitas lain. Selain itu masyarakat juga diminta memanfaatkan ruang digital secara tepat dan bijak, terutama untuk kemajuan ekonomi khususnya ekonomi digital. Hindari berbagai jenis penyalahgunaan ruang digital seperti hoaks dan ujaran kebencian sebab berpotensi merusak semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Momentum spirit pergerakan nasional yang sudah didengungkan dan diperjuangkan semenjak 1908 telah mendorong perubahan besar dalam melakukan perjuangan dalam mendapatkan martabat sebagai bangsa yang diakui dunia. Perubahan tersebut antara lain dari perjuangan yang tidak terorganisir menjadi terorganisir, dari perjuangan tidak terencana menjadi tidak terencana, dan dari perjuangan bersifat kedaerahan menjadi perjuangan bersifat nasional. Pergerakan nasional ini telah mewujudkan perjuangan para pahlawan dalam bentuk kemerdekaan Republik Indonesia yang memiliki kedaulatan.

Kita semua mengakui bahwa munculnya kebangkitan nasional menjadi titik awal dalam membangun kesadaran rakyat Indonesia untuk bergerak mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Hari Kebangkitan Nasional mengingatkan rakyat Indonesia akan semangat untuk bergerak sebagai bangsa tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Semangat kebangkitan nasional dalam jati diri setiap warga negara Indonesia bertujuan agar dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Serta menjaga keutuhan NKRI dari berbagai bentuk ancaman serta memperbaiki kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Sebagai insan harapan bangsa ke depan sudah selayaknya para pelajar benar-benar mampu menghayati serta menaknai spirit kebangkitan nasional sebagai  pelecut untuk selalu berbenah dan berpikir bagaimana saat ini para pelajar harus memepersiapkan dirinya dengan tota;itas serta kesadaran yang tinggi akan tanggung jawabnya dalam menentukan  kemana bangsa tercinta ini akan kita bawa, apakah pada keabadian dan kemajuan bangsa atau sebaliknya?

Melihat Kembali Semangat 2 Mei 2020, Hari Pendidikan Nasional

Hari pendidikan Nasional tahun 2020 ini memiliki suasana yang tidak seperti biasa, mengapa? Latar belakang Pandemi Covid-19 begitu kental dalam memperingati dan memaknai semanagat Hardiknas itu. Dimana ditegaskan bahwa dunia pendidikan Indonesia tertantang untuk menjuang bagaimana proses pendidikan di tanah air ini tidak lumpuh terhenti karena fenomena global itu.

Peristiwa pandemi itu telah memaksa dunia pendidikan untuk mengubah paradigma proses pembelajaran yang sementara bisa kita katakana konvensional harus berubah dengan sebuah keterpaksaan, yakni bagaimana kita yang untuk pertama kalinya guru-guru melakukan pembelajaran melalui lewat online dengan menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun. Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif dan menimbulkan empati kepada para guru yang tadinya mungkin belum ada.

Keadaan seperti itu akhirnya memaksakan suatu pembelajaran yang ideal, di mana pendidikan anak adalah kolaborasi antara keluarga, guru, dan murid. Kerja sama antar ketiganya yang akan menyukseskan pendidikan itu sendiri. Di sana juga kita dapatkan bagaimana COVID-19  memperlihatkan adanya ketidakrataan atau kesenjangan pendidikan di Indonesia.

Sesuai dengan tema pada peringatan Hardiknas tahun ini adalah ‘Belajar dari Covid 19’. Mari kita tidak dengan gampang menyalahkan keadaan dengan hadirnya fenomena covid-19 yang mengglobal ini, kita harus bergotong royong, saling menguatkan dalam menghadapi pandemi  ini, disinilah letak bagaimana semnagat mengedukasi para calon generasi muda ini untuk kuat, pantang menyerah dan terus berjuang walaupun dalam situasi yang sama sekali mereka tidak pernah memikirkannya.

Makna hari pendidikan tahun 2020 dengan situasi pandemi seperti sekarang ini justru membuka wawasan dan pengalaman baru bagi guru, murid, maupun orang tua. Proses pembelajaran bisa dilakukan di mana saja, tidak harus berada di dalam kelas atau sekolah karena metode dan perangkat yang digunakan bisa diterapkan melalui online atau daring berkat kecanggihan teknologi informasi.

Semua pelaku pendidikan yakni guru, siswa, dan orang tua sekarang semakin menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Di sana dituntut adanya kolaborasi yang bijak antara guru, peserta didik, serta orang tua murid untuk menumbuhkan sistem pendidikan yang efektif dan bermanfaat. Sebab tanpa adanya kesadaran  untuk berkolaborasi, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi

Saat ini para orangtua murid akan turut merasakan peran guru dalam membimbing anak didiknya, dan hal tersebut dapat menimbulkan empati kepada profesi guru yang selama ini mungkin belum tersampaikan dengan baik. Kondisi ini seperti ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antar-anggota keluarga, serta menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama, meskipun tidak harus keluar dari rumah, dengan memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Ayo semboyan Ki Hajar Dewantara yakni ‘Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani’. Semboyan berbahasa Jawa ini memiliki arti ‘di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan’ benar-benar kita wejawantahkan dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya.

Makna Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi Corona

Bagi Sekolah

Sekolah harus membangun mainset bahwa pembelajaran sudah harus mengaitkan dengan perkembangan IT. Bapak ibu guru harus segera terbangun dari zona pemahaman tradisional terkait pembelajaran yang sementara ini hanya mencakup aktivitas yang begitu-begitu saja. Kemendikbud sendiri telah mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id.

Kebijakan sekolah akan menentukan bagaimana teknis pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan dengan jarak jauh. Pemanfaatan berbagai sistem belajar berbasis android banyak pilihan yang bisa dipergunakan. Pikiran sekolah pun tidak hanya berfokus pada bagaimana pembelajaran tetap bisa dilaksanakan tanpa mengumpulkan siswa di sekolah, permasalahan yang juga tidak bisa dipandang mudah adalah kesiapan sarpras yang juga harus dimiliki oleh para siswa termasuk nominal dana yang juga nanti akan digunakan. 

Bagi Orangtua

Fenomena pandemik corona akhirnya memaksa orangtua harus bisa menjadi “guru” yang mengisi kegiatan anak-anaknya. Selain itu, menemani mereka mengikuti kegiatan belajar secara online. Anjurannya, jangan mengajak anak ke luar rumah. Oleh karena itu, diperlukan berbagai alternatif kegiatan yang bisa dilakukan anak.

Hal pertama yang harus ditanamkan dalam pikiran adalah tidak menganggap kondisi saat ini menjadi sebuah beban.  Selanjutnya, cobalah bekerja sama dengan anak sebagai tim yang akan saling membantu mencari solusi bersama jika terjadi kesulitan. Pendiri Rumah Inspirasi ini, menyebutkan, dalam situasi seperti ini orangtua sebaiknya menjadi teman anak yang mengajaknya berkomunikasi, bukan mengawasi atau sekadar memerintah.

Membangun komunikasi dengan anak, bukan hanya memerintah dan menjadi pengawas anak-anak. Semakin santai relasi Anda dengan anak, semakin mudah keseharian ini dilewati. Jangan lupa ciptakan suasana belajar menyenangkan di rumah. Caranya, dengan membuat kesepakatan soal aturan main dengan sang anak.

Adanya kesepakatan atau aturan main ini dapat membentuk tanggung jawab di benak anak. Cara ini juga menjadi jalan untuk menyamakan persepsi dan mengurangi konflik antara orangtua dan anak.  Buat kesepakatan dengan diskusi terkait penggunaan gadget, durasi pemakaian, dan kegiatan yang dilakukan dengan gadget. Tulis target harian dan cetak di selembar kertas yang bisa dilihat bersama.

Terakhir, orangtua bisa membuat proses belajar berlangsung menggunakan sistem menu. Jadi, anak diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan apa yang ingin mereka lakukan pertama dan selanjutnya. Hal ini penting dilakukan karena situasi belajar di rumah tentu sangat berbeda dengan situasi belajar di sekolah yang cenderung formal

Bagi Siswa

Di sana terjadi sebuah proses adaptasi baru yakni  dengan teknologi bagi anak-anak adalah hal yang jauh lebih mudah. Apalagi, saat ini sekolah berhadapan dengan generasi Z. Generasi yang sangat lekat dan akrab dengan gawai atau teknologi digital. Peristiwa besar inilah yang kemudian mendorong anak-anak untuk mudah bermigrasi ke era industri 4.0. Selama ini mungkin anak-anak belum sepenuhnya menyadari bahwa era industri 4.0 membuat efisiensi waktu dan tenaga kerja. 

Peristiwa Pandemi Covid-19, teknologi menjadi penghubung utama dalam proses belajar. Dunia maya yang selama ini sudah dijelajahi anak-anak menjadi dunia yang benar-benar hadir sebagai sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran tatap muka dengan bantuan teknologi internet.  Di sinilah para siswa semakin terampil dalam memanfaatkan gawai dan akses internet untuk proses pembelajaran.

Anak-anak mulai belajar bagaimana memanfaatkan media sosial untuk tatap muka daring dengan guru sekaligus bersua secara virtual dengan teman-temannya. Anak-anak juga mengasah keterampilan TIK (teknologi informasi dan komunikasi)-nya mulai dari mengetik tugas dengan Microsoft Word, membuat paparan dengan Power Point, membuat gambar atau poster, membuat video pendek, dan keterampilan teknologi informasi lainnya.

Paskah 2020

Wabah virus corona (COVID-19) memaksa Vatikan mengambil keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu melangsungkan semua acara Pekan Suci bersama Paus Fransiskus tanpa jemaat, termasuk misa Minggu Paskah.

Keputusan tersebut tentu ditaati oleh seluruh umat Katolik dimanapun berada, demikian juga di Indonesia sudah melaksanakan ibadat minggu tidak datang ke gereja tetapi memanfaatkan teknologi informasi yakni dengan mengikuti misa  dengan siaran langsung via televisi dan live streaming via Youtube, juga radio pun menjadi pilihan, sebagaimana yang juga sudah diumumkan keuskupan-keuskupan kepada umat, agar tetap bisa merayakan Pekan Suci dari kediaman masing-masing.. Semua itu juga merujuk keputusan pemerintah dalam usaha memutus mata rantai penyebaran virus corona di tengah masyarakat.

Saat ini umat Katolik di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk menyambut Tri Hari Suci atas penderitaan hingga kebangkitan Yesus, juru selamat dunia. Tri Hari Suci merupakan rangkaian pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma yang dirayakan pada hari Minggu, 5 April 2020. dan selanjutnya Tri Hari Suci dimulai dari Kamis putih, Jumat Agung, dan Paskah.

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang hari-hari dan istilah yang digunakan umat Kristen yang berkaitan dengan hari raya Paskah.

Pekan Suci
Seminggu sebelum hari raya Paskah dikenal sebagai Pekan Suci. Ini dimulai pada hari Minggu Palma dan seminggu yang muram dalam merefleksikan peristiwa sebelum kematian Yesus: sambutan penuh harapan dan sukacita-Nya di Yerusalem; pengkhianatan atas – Nya oleh Yudas; perjamuan terakhir dengan dua belas rasul-Nya; penangkapan, penyaliban dan kematian-Nya; serta penguburan jasad-Nya.

Minggu Palma
Pada hari Minggu Palma, umat Kristen merayakan prosesi Yesus ke Yerusalem yang terjadi beberapa hari sebelum kematiannya. Menurut Injil, orang-orang dari Yerusalem memegang cabang pohon dan dedaunan Palma, dan sebagainya di jalan untuk menyambut Yesus saat ia mengendarai seekor keledai memasuki kota Yerusalem. Saat ini umat Kristen menggunakan daun Palma saat mereka memasuki gereja pada hari Minggu Palma.

Kamis Putih
Pada Kamis Putih, orang Kristen memperingati Perjamuan Terakhir Yesus bersama dengan murid-murid-Nya pada malam sebelum kematian-Nya. Selama makan, Yesus memecahkan roti dan anggur dan membagikan pada muridnya mengatakan “Inilah tubuh-Ku, yang dikurbankan bagi-Mu.” Orang Kristen menganggap acara ini menjadi inti dari Ekaristi yang merupakan salah satu sakramen dari 7 sakramen yang terdapat dalam kepercayaan umat Kristen.

Pengorbanan
Meskipun saat ini kata pengorbanan, “passion” memiliki konotasi romantis, namun awalnya berasal dari kata Latin passio, yang berarti penderitaan. Dalam konteks agama, passion mengacu pada penyiksaan, penyaliban, dan kematian Yesus.

Tablo
Tablo adalah sebuah pemeragaan cerita Injil tentang pengadilan, penyiksaan oleh tentara Romawi, dan penyaliban Yesus, fokusnya ada pada saat Yesus membawa salib. Selama Pekan Suci, kelompok Kristen dapat menggelar pertunjukan drama jalan salib ini di gereja-gereja atau prosesi melalui jalan-jalan. Aktor yang berasal dari jemaat memainkan peran berbagai karakter dalam Injil.

Jumat Agung
Orang Kristen mengenang Jumat Agung sebagai hari Yesus disalibkan dan mati. Ini adalah hari yang paling muram dalam kalender Kristen. Pada Jumat Agung, orang Kristen menjauhkan diri dari daging atau menahan diri dari makanan sama sekali. Penganut Katolik sering membuat Jalan Salib (Tablo) pada hari Jumat Agung.

Triduum
Bagi umat Katolik dan beberapa orang Kristen aliran lain, Triduum adalah periode tiga hari menandai kematian dan penguburan Yesus. Ini dimulai pada hari Kamis Putih dan berakhir saat Paskah dimulai.

Pascha
‘Pascha’ adalah kata Yunani untuk hari raya orang Yahudi. Dengan munculnya agama Kristen, Pascha menjadi kata Yunani dan Latin untuk kata Paskah. Penganut Kristen Ortodoks Timur saat ini masih menggunakan kata Pascha untuk mengacu pada Paskah, bahkan di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris.

Paskah
Paskah adalah hari Raya umat Kristen yang paling penting, bahkan melampaui Natal. Hari ini dikenang sebagai Puncak Keselamatan dimana Yesus bangkit dari antara orang mati mengalahkan kuasa maut. Paskah melambangkan pengampunan, kelahiran kembali, dan kekuasaan Allah yang menyelamatkan. Umat Kristen melihat hari ini sebagai kemenangan atas dosa, kematian, dan semua kekuatan yang merusak dalam kehidupan masyarakat.

(disarikan dari https://www.kaj.or.id/read/2016/03/21/9360/umat-katolik-merayakan-pekan-suci-ini-penjelasannya-umumnya.php)

Saatnya Kita Beribadah di Rumah

Pandemi corona merupakan permasalahan global, sebuah tantangan yang penanggulangan dan penyelesaian tidak semudah yang kita bayangkan. Sngguh “pagebluk” ini benar-benar menuntut siap pun untuk bereran aktif baik dalam proses mencegah, menanggulangi maupun jika mengalami pandemic yang tidak kasat mata itu.

“Dengan kondisi ini saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong. Kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah COVID-19 ini tertangani dengan maksimal,” kata Presiden Joko Widodo di Istana kepresidenan Bogor seperti dilansir Antara pada Minggu (15/3/2020).

Demikian juga Menko Polhukam Mahfud Md mengajak para tokoh agama agar bersama-sama menyerukan pencegah penyebaran virus Corona (COVID-19) supaya tak makin meluas. Mahfud mengajak para tokoh agama menyeru masyarakat untuk beribadah di rumah masing-masing .

“Yang diserukan juga dalam rangka ini juga kegiatan-kegiatan kumpulan keagamaan seperti peribadatan, pengajian dan sebagainya supaya itu dikurangi. Oleh karena ini menyangkut masalah keagamaan, diharapkan kepada tokoh-tokoh agama, ormas-ormas keagamaan, gereja, majelis-majelis keagamaan, begitu juga kepada takmir-takmir masjid supaya memberikan pengertian kepada jamaah untuk lebih memilih beribadah di rumah masing-masing dulu,” kata Mahfud dalam video yang dibagikan kepada wartawan, Senin (16/3/2020).

Demikian juga para tokoh  agama besar di Indonesia menyerukan kepada umatnya untuk melakukan ibadah dari rumah. Tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu menyatakan hal itu perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tokoh agama Kristen dan Katolik menyerukan jemaatnya dan organisasinya untuk beribadah dari rumah masing-masing dan menjaga jarak untuk sementara waktu.

Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Steve menyerukan umat Katolik bersama-sama dengan elemen masyarakat lain dan pemerintah untuk melawan Covid-19. Karena itu, pihaknya meminta dukungan seluruh umat Katolik dengan tekun berdoa supaya bisa lepas dari wabah ini. 

“Tetapi kita mendoakan bukan dari kerumunan melainkan dari rumah kita masing-masing. Seluruh umat diharapkan mengikuti perayaan gereja-gereja yang diikuti uskup dan imam tanpa hadir bersama,” ujarnya. Dia meminta, umat Katolik bisa melakukan live streaming ketika berdoa. Bahkan uskup meminta seluruh umat memberikan dukungan lewat gerakan solidaritas di tempat masing-masing. 

Marilah kita bisa menyikapi  semua itu dengan kekuatan bahwa apapun iman kita pasti semua sepakat bahwa Tuhan Maha Segalanya. Maka janganlah kita berkecil hati bahkan sampai berpikir bahwa ibadat yang kita lakukan di tempat yang tidak seperti biasanya akan mengurangi nilai dan ketaata kita kepada Tuhan uang kita imani.

(disarikan dari berbagai sumber)