Blog

Puncak Penganugerahan Jawara GSF 2017

Sabtu, 25 November 2017 di Aula Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang berlangsung penganugerahan pemenang GSF 2017. Sebelumnya pada hari Jumat, 14 November 2017 mulai pukul 09.00 WIB, Gracak mulai didatangi para peserta lomba Mading 3 Dimensi seantero Kota Malang, peserta yang tercatat di dalam gedung sebanyak 60 karya madding 3 dimensi dari 60 sekolah ditambah puluhan madding yang dipajang sepanjang teras gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.

Mading 3D menjadi salah satu karya yang dikompetisikan sebagai bagian rangkaian GSF 2017. Tim mading 3D SMPK Santa Maria II terdiri dari Airin, Reyna, Tata, dan Maureen. Desain awal mengangkat bangunan sekolah dengan pusat pohon yang tumbuh besar. Pohon memiliki gambaran dua sisi yakni pohon dengan kondisi subur dan gersang. Subur melambangkan bagaimana siswa khususnya sudah mampu menjaga lingkungan secara baik sedangkan pohon yang gersang dan kering menggambarkan bagaimana kita belum mampu menjaga lingkungan alam.

Waktu berprosespun mengalami dinamika sesuai dengan ide-ide yang muncul, akhirnya menjelang penilaian GSF di sekolah bangunan sekolah belum kelihatan tetapi diganti dengan gambaran atau media yang masih menggambarkan dua sisi keadaan alam. Termasuk suasana kesuburan pohon yang menjadi pusat madding masih menggambarkan dedaunan yang hijau. Mading 3D pun masih terus dibenahi termasuk tim madding mendengarkan ide dan saran dari berbagai pihak.

Sekitar 3 hari menjelang pengumpulan karya madding 3D akhirnya, sebagai media yang menggambarkan sekolah harus ditonjolkan dengan membedah salah satu kotak yang berbahan kardus untuk diubah menjadi media yang menggambarkan sekolah dengan diperkuat pemberian lampu disetiap kotak media yang menggambarkan dua sisi alam yang sudah baik dan yang rusak.
Mendekati esok hari pengumpulan madding juga masih terjadi penambahan-penambahan aksesoris madding untuk memberikan kesan kuat pesan yang akan kita tampilkan yakni dengan memberikan dedaunan yang masih dirasa kurang. Akhirnya, Jumat, 24 November sekitar pukul 09.00 mading sudah dirasa sudah memiliki kandungan pesan yang menonjol saat wawacara penilaian. Sekitar pukul 10.00 WIB madding 3D kita antar ke Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.

Peserta lomba mading3D pada GSF 2017 ini 60 karya ada di dalam gedung Gracak dan masih ada belasan karya dipamerkan di luar gedung Gracak tepatnya di teras. Melihat karya-karya yang dipamerkan semua bagus. Mading 3D masih memperjuangkan antara media dengan isi yang berupa artikel masih berpinsip pada fungsi majalah. Sekitar pukul 18.00 WIB giliran madding 3D dengan nomor 51 SMPK Santa Maria II itu berkesempatan dinilai 3 juri, disana ada tanya jawab antara juri dengan para siswa.

Sabtu, 25 November 2017 mulai pukul 10.00 WIB saatnya penganugerahan penghargaan kesembilan bagian GSF ditambah beberapa penghargaan termasuk lomba madding 3D. Acara demi acara berlangsung di gedung Graha Cakrawala tersebut cukup meriah, begitu pengumuman pemenang lomba mading 3D diumumkan SMPK Santa Maria II disebut dengan predikat sebagai juara I, rasa bangga dan bahagia menuntaskan semua rasa capek yang sudah kami jalani selama kami berproses. Selain itu SMPK Santa Maria II pada GSF 2017 ini sudah mampu masuk menjadi nominasi sekolah non Adiwiyata, semoga pada GSF 2018 kita semakin mampu memberikan prestasi yang lebih baik.

(foto: Radar Malang)


PENILAIAN GREEN SCHOOL FESTIVAL

Sesuai dengan jadwal penilaian dari panitia GSF Kota Malang 2017 yang sudah dipublikasikan, SMPK Santa Maria II mendapatkan jadwal penilaian hari pertama, Senin, 06 November 2017. Anggota tim penilai yang bertugas di SMP Panderman itu adalah Ibu Poppy Riana, S.S., Ibu Dra. Lilik Ernawati, M.Pd dan Bapak Ahzan Muzadi.

Sekitar pukul 10.45 WIB tim juri GSF telah hadir di sekolah, penyambutan dilakukan dengan pengalungan syal warna biru berhiaskan pin SMPK SantaMaria II yang dikalungkan oleh perwakilan siswa dengan menggunakan pakaian daur ulang berbahan kertas koran, yakni Gaby dan Rakha siswa kelas VIII . Pada penyambutan tersebutjuga dihadiri oleh Sr. Dorothea, SPM, selaku kepala sekolah dan beberapa bapak ibu guru dan karyawan.

Sebelum masuk ke lapangan rombongan disambut dengan tari bapang yang ditarikan oleh siswa kelas IX yang terdiri dari 5 anak, dilanjutkan penyambutan oleh semua siswa dari kelas VII sampai IX dengan tepuk karakter serta yel-yel GSF sekolah yang dinyanyikan bersama oleh semua siswa. Setelah itu masih disuguhkan tari modern oelh tim ekstra dance.
Selesai acara penyambutan di lapangan tim dewan juri dipersilakan untuk memasuki ruang kegiatan. Di sana kepala sekolah memberikan sambutannya dengan menekankan bahwa SMPK Santa Maria II sangat antusias untukmengikuti GSF tahu ke dua ini, beliau juga menekankan bahwa menang dan kalah bukan tujuan utama melainkan bagaimana siswa memiliki pengalaman untuk berproses menciptakan sekolah yang hijau, ramah, sehat dan bersih.

Setelah sambutan polisi sekolah yakni Stallion dan Nathania menyampaikan presentasi terkait dengan profil sekolah sampai pada kesembilan bagian dalam penilaian GSF yakni peta umum sekolah, sampah dan polusi, energi, air dan limbah cair, tanaman hijau, resiko, kantin sehat, inovasi teknologi, publikasi dan literasi. Setelah pemaparan profil serta laporan kesembilan kategori berakhir, dewan juri diberikan kesempatan untuk melakukan pencocokan data ke masing-masing bagian dari penilaian GSF.

Para juri langsung menuju ke lapangan untuk mencocokan data serta melakukan tanya jawab terkait dengan masing-masing kriteria penilaian GSF. Ibu Poppy secara eksplsit menegaskan bahwa anatara data yang sudah dikirimka ke panitia dengan fakta dilapangan sudah sesuai, catatan yang diberikan adalah pemberian warna pada setiap indikator yang ditemukan dan yang sudah dilakukan.

Sekitar pukul 13.45 visitasi penilaian dewan juru GSF di SMPK Santa Maria II berakhir, pada kesempatan itu tim juri GSF menegaskan bahwa SMPK Santa Maria II dari pemantauan yang telah dilakukan sepakat bahwa SMP Panderman sudah layak untuk diusulkan sebagai sekolah adiwiyata kota Malang, diluar penilaian GSF tahun 2017. “Semoga GSF ini merupakan batu loncatan untuk meraih predikat sekolah adiwiyata yang semangatnya adalah bagaimana semua warga SMP Panderman semakin memiliki karakter yang konkrit dalam memperjuagkan lingkungan sekolah yang hijau, nyaman, bersih”, ungkap Bu Anna selaku koordinator GSF SMPK Santa Maria II. (T.Th)



GELIAT AKHIR HADAPI PENILAIAN GSF 2017

Minggu, 5 November 2017 beberapa kategori Green School Festival menuntaskan persiapan akhir untuk menyambut juri yang akan menilai kesembilan kategori yang dilombakan, yakni Yakni, mengenai pengelolaan sampah, penggunaan energi, pengelolaan air dan limbah cair, lahan untuk tanaman, risiko yang ada dilingkungan, kantin sehat, inovasi teknologi, serta literasi lingkungan.

Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Green School Festival (GSF) menghasilkan sekolah-sekolah yang mampu berprestasi pada GSF menjadi sekolah adiwiyata yang juga akan digelar tahun ini. Sesuai harapan Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah paling tidak akan memberikan pengalaman nyata bagaimana sekolah dan para siswa membiasakan mencintai lingkungan

Selain memperebutkan predikat juara umum, nantinya juga ada 9 sekolah yang menjadi pemenang pada masing-masing kategori. Pada Senin, 6 November 2017 SMPK Santa Maria II mendapatkan giliran perdana dimulainnya penilaian visitasi dari juri untuk mencocokan antara data yang sudah diterima dengan fakta yang ada dilapangan.

Sebelumya pada hari Sabtu para siswa sudah melakukan simulasi pelaksanaan kunjungan dewan juri GSF mulai dari penyambutan sampai saatnya para siswa yang ditunjuk untuk mempresentasikan masing-masing kategori. “Semoga para siswa mampu memberikan penjelasan yang membuat para juri semakin mendapatkan gambaran yang sesuai antara data yang sudah dikirim dengan fakta yang ada di lapangan”, demikian harapan Pak Trianto, disela-sela mempersiapkan madding 3 dimensi sore itu.

Sr. Dorothea, SPM selaku kepala sekolah juga dengan setia ikut mendampingi beberapa bagian yang masih menginginkan persiapan pada hari Minggu itu. Beliau juga berharap semoga yang terbaik bisa dijalani oleh para siswa pada saat penilaian lapangan besok Senin. Semoga yang menjadi harapan panitia GSF yakni bertambahnya sekolah-sekolah di kota Malang yang memiliki predikat sekolah Adiwiyata termasuk sekolah kita, sambil melihat-lihat persiapan bagian literasi dan publikasi yang juga melakukan persiapan terakhirnya.



MENGENAL GREEN SCHOOL FESTIVAL 2017

Green School Festival ini adalah program yang digagas oleh Dinas Pendidikan Kota Malang bekerjasama dengan Radar Malang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kota Malang dimulai dari sekolah. Program ini berupa rangkaian kegiatan workshop dan lomba yang menilai proses penataan lingkungan hidup sekolah dengan melibatkan berbagai komponen sekolah, untuk mempetakan kondisi permasalahan dan potensi lingkungan hidup yang ada, sebagai metode yang memudahkan komponen sekolah dalam merencanakan pengelolaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah, dengan tujuan akhir sekolah yang makin hijau, lestari dan ramah lingkungan. Metode ini bernama Green School Mapping. Selain workshop dan lomba tersebut, dalam rangkaian kegiatan Green School Festival terdapat pula kegiatan lomba Majalah Dinding 3 Dimensi bertema lingkungan hidup dan Pentas Seni Hijau.

Green School Festival ini diharapkan diikuti oleh semua sekolah di Kota Malang, tingkat SD, SMP, SMA dan SMK negeri maupun swasta. Diadakannya program Green School Festival ini, diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muda yang peduli terhadap lingkungan.

Agar pelaksanaan Green School Mapping mudah dipahami dan diterapkan oleh sekolah-sekolah, tim panitia menyusun modul tutorial sebagai panduan dalam menyusun pemetaan lingkungan di sekolah. Untuk itu dilibatkanlah lembaga Move Indonesia sebagai tim lapang yang akan memandu dan menjaga konten lingkungan hidup yang ada. Move Indonesia adalah lembaga independen yang bergerak di bidang pendidikan dan pelestarian lingkungan hidup, yang mendapatkan mandat untuk membuat konsep, merancang workshop, dan sebagai pelaksana kegiatan di lapang, hingga menentukan metode penjurian bersama tim Radar Malang dan Dinas Pendidikan. Seluruh rangkaian
kegiatan ini akan dilaksanakan dengan metode yang menyenangkan sehingga diharapkan guru, siswa dan semua yang terlibat dapat menikmati dengan sukacita.

Semoga amanah untuk berjuang bagi lingkungan hidup ini selalu bisa dijaga dan menjadi nafas bagi sekolah-sekolah dan warga di Kota Malang. Semoga kota Malang semakin hijau dan lestari.



Persiapan Green School Festival 2017

Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB bapak/ibu guru SMPK Santa Maria II mendapatkan penjelasan terkait dengan agenda GSF 2017 dari perwakilan SMP Negeri 18, megikuti workshop GSF. Semua bentuk kegiatan persiapan dilaksanakan dari berbagai lini.Tahun 2017, Green School Festival (GSF) diikuti MPK Santa Maria II untuk kali kedua
Ibu Anna Maria, selaku Ketua Umum kegiatan GSF di SMPK Santa Maria II Malang tahun ini mempersiapkan komponen-komponen yang menjadi penilaian GSF sejak sekolah mengulurkan tangan yang ditawarkan pihak SMPN 18 untuk dijadikan sebagai sekolah pengimbasan Adiwiyata, selain mengikuti beberapa agenda awal panitia GSF sebagai langkah awal. Dengan melibatkan semua siswa dalam mempersiapkan GSF dengan membentuk tim disetiap issu yang terdiri dari 9 issu.
Sebelumnya Koordinator Kesiswaan tersebut bersama Nathania selaku ketua OSIS mengikuti workshop sebagai bekal awal pelaksanaan GSF. Stelah itu mengadakan sosialisasi bersama para guru dan karyawan serta perwakilan sekaligus merancang konsep peta sekolah serta potensi dan masalah berdasarkan 9 isu. Hari selanjutnya, siswa-siswi dilibatkan membuat poster 9 isu, menggarap mading 9 isu, dan membenahi kelengkapan lingkungan di sekolah seperti saluran IPAL, BIOPORI dan lain-lainnya.
Setelah tim kesembilan issu terbentuk sebagai Pembina para guru bersama perwakilan kelas langsung merancang program kerja sesuai dengan tanggung jawab setiap issu. Selama itu juga melibatkan seluruh siswa berdasarkan kelasnya yang dibagi tiap tempatnya. Seluruh siswa bersemangat dan aktif. Hal ini juga efektif untuk menyadarkan siswa dalam hal kebersihan, karena seluruh siswa turut terlibat membersihkan lingkungan sekolah.
Peta umum sekolah, sampah dan polusi, energi, air dan limbah cair, tanaman hijau, resiko, kantin sehat, inovasi teknologi, publikasi dan literasi sebagai sembilan isue utama GSF dikomunikasikan secara gamblang dan mendetail juga pada semua warga sekolah. Harapannya dengan adanya sosialisasi ini terbangun komunikasi yang pada akhirnya mampu mewujudkan partisipasi semua warga sekolaj guna memenuhi sembilan isue GSF.
Selain mempersiapkan kesembilan issu GSF, Pak Trianto juga membantui panitia GSF mempersiapkan yel-yel yang pada penilaian GSF juga akan menjadi bagian yang akan dinilai oleh para juri. Sebagai langkah terakhir pada hari Jumat, 2 November dilaksanakan simulasi pelaksanaan penilaian juri yang melibatkan semua siswa serta para perwakilan siswa yang akan mempertanggungjawabkan proses kerja yang telah dilaksanakan di setiap 9 issu. Sesua dengan jadwal penilaian yang telah diumumkan oleh panita GSF, SMPK Santa Maria II akan dikunjungi juri pada hari Senin, 6 November 2017.
“Semoga semua persiapan yang telah kita lakukan menghasilkan sesuatu yang terbaik”, demikian harapan Pak Albert sebagai koordinator issu peta umum sekolah setelah mengamati simulasi pada siang itu sambil meninggalkan lapangan.




LKTD I Calon Pengurus OSIS

Sabtu, 26 Agustus 2017 sekitar pukul 07.00 WIB sebanyak 45 calon pengurus OSIS 2017-2018 siap berangkat menuju Campingground Hotel Purnama Batu untuk mengikuti LKTD tahap I yang akan berlangsung sampai hari Minggu, 27 Agustus 2017. Sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan LKTD tahap I, Bapak Beni selaku koordinator kegiatan sekaligus Pembina OSIS memberikan pengarahan di lapangan terkait dengan aturan dan tata tertib selama melaksanakan kegiatan LKTD tahap I.
Rombongan peserta LKTD I tiba di Hotel Purnama sekitar pukul 07.45 WIB langsung mempersiapkan apel pembukaan LKTD I yang dibina oleh Ibu Kris Yuliana mewakili Sr. Dorothea, SPM yang terpaksa hadir agak siang karena ada kegiatan dinas yang tidak bisa ditinggalkan. Pada amanat apel Bu Kris Yul mengharapkan agara pada LKTD I ini para calon pengurus OSIS benar-benar memaksimalkan kegiatan dengan berperan aktif selama melaksanakan kegiatan, sehingga selama proses tersebut para pendamping yakni bapak ibu guru langsung bisa melakukan penilaian terkait kecakapan yang dimiliki sebagai modal dasar sebagai pengurus OSIS.
Selesai apel para siswa diberikan kesempatan untuk istirahat. Setelah ditu dilanjutkan dengan pemasanan berupa icebreaking yang dipandu oleh Bapak Trianto di lapangan parkir utara Hotel Purnama. Pada sesi tersebut Pak Trianto mengajak berlatih yel-yel LKTD I dan membentuk kelompok-kelompok kecil. Selesai ice breaking disambung dengan pemaparan materi Kepemimpinan Kristiani yang disampaikan oleh Bapak Albert di ruang Wing Aula .Pada kesempatan itu Bapak Albert menegaskan bahwa sebagai calon pengurus OSIS harus menyadari peran leadership yakni melayani dengan penuh tanggung jawab.
Materi Mengenal Potensi Diri disampaikan oleh Ibu Retha setelah Bapak Albert mengakhiri materi Kepemimpinan Kristiani. Pada materi Mengenal Potensi Diri mantan koordinator OSIS tahun 2016-2017 itu mengajak bagaimana para calon pengurus OSIS mampu mengenali potensi diri sekaligus mampu mengembangkan. Materi tersebut diselingi dengan permainan yang mengajak para peserta LKTD mampu menggali potensi diri melalui permainan kartu.
Sekitar pukul 13.30 WIB pemaparan Mengenal Potensi Diri berakhir dilanjutkan dengan makan siang dan istirahat sejenak sambil berpindah tempat menuju ke tenda yang akan dipakai untuk bermalam. Semua peserta LKTD membawa masing-masing tas serta perbekalan untuk menuju camping ground Hotel Purnama.
Selesai istirahat dilanjutkan materi Kedisipilan yang disampaikan oleh Ibu El. Kris Yuliana disambung dengan acara bersih diri/mandi sekitar pukul 17.15 WIB disambung dengan pemaparan materi Etika yang dibawakan oleh Ibu Anna. Materi Etika berakhir sekitar pukul 19.15 WIB dilajutkan dengan makan malam. Sekitar pukul 20.15 Bapak Budi Daryono mulai memandu pemaparan materi Komunikasi di tenda pertemuan dengan menggunakan teknik penerapan aktivitas komunikasi dengan mengeksplorasi Koran sebagai sumber komunikasi.
Pukul 21.15 WIB para peserta LKTD I diajak untuk menggali pembinaan mental yang dikoordinasi oleh Bapak Trianto dengan membagi semua peserta LKTD I menjadi 5 kelompok sesuai dengan 5 pos yang akan menggali mental religius, nasionalis, kemandirian, kerja sama, dan integritas. Para petugas setiap pos telah mempersiapkan berbagai kegiatan maupun study kasus yang bertujuan menggali mental para calon pengurus OSIS.
Pembinaan mental membutuhkan waktu sekitar 2 jam dimana setiap pos diberi waktu 20 menit untuk beraktivitas, Selesai pembinaan mental dilanjutkan dengan refleksi dan doa malam yang dipimpin langsung oleh Sr. Dorothea, SPM. Setelah itu para peserta LKTD I dipersilakan untuk menikmati malam yang dingin dengan beristirahat.
Pada hari Minggu, 27 Agustus 2017 sekitar pukul 06.00 WIB para siswa diajak senam pagi disambung dengan makan pagi. Para peserta diminta tidak mandi terlebih dahulu karena akan dilanjutkan dengan outbondfun yang pimpin oleh Bapak Beni selaku Pembina OSIS. Selesai outbondfun disambung dengan acara trekking yang jaraknya memerlukan waktu sekitar 2 jam.
Trekking memanfaatkan jalan sekitar Hotel Purnama dimana kiri-kanan jalan banyak dijumpai berbagai aneka bunga yang ditanam dan dikembangkan oleh petani bunga sekitar rute trakking. Selesai trekking para peserta LKTD I diberi kesempatan untuk bersih diri sekaligus berkemas. Kegiatan evalusi dilaksanakan di tenda pertemuan yang dipimpin langsung oleh Bapak Beni dan Ibu Deka Nanda.
Sekitar pukul 11.45 WIB acara LKTD I ditutup dengan apel penutupan yang dipimpin oleh Ibu El. Kris Yuliana mewakili Sr. Dorothea, SPM yang berhalangan karena ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. Pada penutupan LKTD I Ibu Kris Yul berpesan semoga para calon pengurus OSIS mengalami peningkatan terhadap konsep leadership yang dicita-citakan dalam kegiatan tersebut.
Setelah makan siang pukul 12.30 WIB semua peserta bersiap pulang dengan berjalan tempat bus penjemput siap mengantar rombongan kembali ke Malang. “Acara LKTD I ternyata mengasyikan, banyak pengalaman dan pembelajaran dapat kami peroleh,” demikian ungkap salah satu peserta sambil membawa tas dan perbekalannya menuju tempat parker bus di sekitar Hotel Purnama. Perjalanan dari Hotel Purnama Batu menuju sekolah membutuhkan waktu 1,5 jam. “Semoga setelah ini kita akan mendapatkan calon pengurus OSIS yang sesuai dengan tuntutan zaman yakni mereka memiliki semangat melayani serta mampu membangun relasi dengan semua siswa sekolah,” harapan Ibu Anna selaku koordinator kesiswaan.