Blog

UNBK SMPK Santa Maria II

Sebagai salah satu alat mengukur kompetensi siswa kelas IX USBN SMPK SantaMaria II dilaksanakan mulai hari Senin, 9 April sampai Senin, 16 April 2018 dengan menguji 11 mata pelajaran. Pada USBN 2018 ini pengawasan dilakukan oleh para guru dari sekolah sendiri dengan catatan guru mata pelajaran tidak dijadwalkan sebagai pengawas jika yang diujikan saat itu mata pelajarannya.

USBN adalah ujian sekolah, pada tahun ini, pelaksanaan USBN pada jenjang SMP hingga SMA pada 2018, USBN akan dilaksanakan untuk seluruh mata pelajaran. Pelaksanaan USBN dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan. Tapi untuk prosedur operasional standar (POS) USBN ditetapkan oleh BSNP
Setiap mata pelajaran dikerjakan antara 90 menit sampai 120 menit sesuai dengan kekhasan setiap mata pelajaran. Pada USBN tahun ini SMPK Santa Maria II masih berbasis kertas, seperti yang kita ketahui di Kota Malang hanya SMPN 3 dan 5 yang sudah menggunakan system online.

Bapak Andiek Joseph selaku koordinator pelaksana, mengungkapkan semoga pelaksanaan USBN tahun ini sukses dan siswa dapat menjalaninya dengan hasil yang maksimal, sekaligus beliau juga berharap semoga USBN tahun pelajaran mendatang SMPK Santa Maria II sudah bisa mengemasnya dalam system online, selain efektif dengan system online mampu menghemat biaya yang dibutuhkan, saat ditemui di ruang sekretariat USBN.

TAHAPAN PERISTIWA PASKAH 2018

Peristiwa besar Paskah diawali dengan rangkaian peristiwa yakni Minggu Palma mengenangkan peristiwa Yesus masuk kota Yerusalem secara meriah, dan juga mengenangkan sengsara-Nya. Penyambutan Yesus sebagai raja dilaksanakan lewat pemberkatan dan perarakan palma.
Setelah merayakan Minggu Palma, lanjut Eusabius, umat memasuki Trihari Paskah atau Trihari Suci. Trihari Paskah berlangsung selama tiga hari penuh. Dimulai dengan Ekaristi petang pada Kamis Putih, memuncak pada perayaan Malam Paskah, dan berakhir pada Ibadat Sore Minggu Paskah. Pada Kamis Putih, umat Katolik mengenangkan perjamuan Paskah yang diadakan Yesus bersama murid-mrid-Nya. Kamis Putih, mengenangkan penetapan Ekaristi, wujud pengurbanan Yesus. Di dalamnya, Ia menyerahkan tubuh dan darah-Nya, yakni seluruh diri-Nya, demi keselamatan umat manusia.
Dalam perjamuan Kamis Putih, Yesus memberikan teladan pelayanan dengan membasuh kaki para murid, dan memberikan perintah baru agar kita saling mengasihi. Kamis Putih juga merupakan hari rekonsiliasi. Gereja menyambut para petobat yang kembali berdamai dengan Allah dan jemaat. Setelah Perayaan Ekaristi Meriah, diadakan perarakan Sakramen Mahakudus dan tuguran (malam berjaga) di hadapan Sakramen Mahakudus.
Setelah rangkaian Perayaan Kamis Putih, umat Katolik memasuki hari Jumat Agung. Pada hari ini, Yesus Kristus, Anakdomba Paskah, dikurbankan. Dalam Ibadat Sabda sesudah tengah hari (pukul 15.00) Gereja mengenangkan sengsara dan Wafat Yesus, menghormati salib, dan mengenang kembali kelahirannya dari lambung Yesus yang tergantung di salib.
Trihari Suci ketiga, adalah Malam Paskah. MalamPaskah adalah malam suci kebangkitan Yesus, yang merupakan puncak perayaan Trihari Suci. Pada Malam Paskah, Gereja berjaga, menantikan kebangkitan Yesus dan merayakannya dalam ibadat suci. Pada Malam Paskah ini, Gereja juga membaptis para katekumen (orang-orang yang dibimbing secara khusus sebelum dibaptis menjadi Katolik-red).
Kesamaan antara pembaptisan dan Paskah: sebagaimana Yesus wafat, dikubur, lalu bangkit, demikian pula para baptisan mati terhadap dosa, dikuburkan (ditenggelamkan dalam air), dan bangkit (keluar dari air) untuk hidup baru sebagai anak Allah. Dalam hubungan ini pula kaum beriman diajak membarui janji baptis dalam perayaan Malam Paskah.

(disarikan dari berbagai sumber)

Puasa: Salah Satu Bagian Prapaskah

Waktu terus berjalan, kini tiba kembali parayaan Paskah sudah menanti. Seperti kita ketahui bersama sebelum kita merayakan Paskah kita akan menjalani masa prapaskah, didalamnya ada aktivitas puasa.
Bagaimanakah berpuasa yang benar menurut ajaran Gereja Katolik, kapan dan bagaimana puasa itu dilakukan? Pertama-tama perlu kita ketahui dulu alasan mengapa kita berpuasa dan berpantang. Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dalam masa prapaska, maka puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diit/ supaya kurus, menghemat, dll. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai mendoakan bagi keselamatan orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-anak, saudara, teman, dan juga kepada para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.
Memang sesuai dari yang kita ketahui, ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya :
• Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
• Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
• Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
(dikutip dari www.katolisitas.org)

JUMAT BERKARYA

Ekstrakurikuler pada Jumat, 9 Februari 2018 terasa lain, hal ini terkait materi yang disampaikan yakni bagaimana para adik-adik penggalang SMPK Santa Maria II diberikan wacana dan pelatihan praktis terkait dengan lomba pemanfaatan barang bekas yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, pengenalan dan latihan praktis biopori, pemanfaatan koran bekas serta penanaman system hidroponik.

Sekitar pukul 14.00 WIB acara itu dimulai dengan pemaparan materi lomba yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang yang disampaikan oleh Anna. Beliau menjelaskan terkait dengan teknis lomba tersebut dimana yang menjadi keunikannya adalah peserta membayar biaya lomba dengan menggunakan sampah daur ulang. Harapan beliau para siswa SMPK Santa Maria II bisa berpartisipasi pada even tersebut. Lomba tersebut diikuti mulai dari siswa TK sampai PT.

Materi pengenalan dan pelatihan membuat biopori disampaikan oleh Ibu Eri dan Bapak Sunari. Sebelum mempraktikan adik-adik penggalang diberikan wawasan terkait biopori setelah itu Bapak Sunari mengajak adik-adik putra khususnya untuk melihat dan mempraktikan langsung bagaimana membuat biopori tersebut. Adik-adik nampak serius mencoba membuat biopori dengan menggunakan alat khusus yang sudah disiapkan oleh narasumber.

Sebagai materi terakhir yang disampaikan pada sore itu adalah bagaimana adik-adik diberikan wawasan bercocok tanam dengan system hidroponik yang disampaikan oleh salah satu orangtua yakni Ibu Ika. Beliau memaparkan garis besar tanaman hidroponik mulai dari bahan sampai pada pembibitan dan perawatan tanaman yang menggunakan teknis hidroponik. Pada pemaparannya orangtua yang sekaligus pengurus P4 tersebut mengajak adik-adik mempraktikan mulai dari mempersiapkan media, penyemaian sampai perawatan dan pemeliharaan tanaman.

Ketika adik-adik putra belajar membuat biopori, adik-adik putri dipandu Ibu Eri membuat tempat pensil dari Koran. Dengan sabar Ibu Eri memberikan petunjuk atau langkah-langkah dalam membuat kotak pensil dengan memanfaatkan koran bekas. Adik-adik putripun dengan telaten mulai mencoba langkah-langkah yang harus dilakukan mulai mempersiapkan bahan, mengemas bahan sampai membentuk tempat pensil yang mereka inginkan.

Sekitar pukul 15.35 WIB pelatihan yang disampaiakan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka tersebut berakhir. Pada pesan penutupannya Ibu Anna mengajak agar adik-adik bisa melakukan dan melaksanakan apa yang sudah dipelajari dan dipraktikan, terlebih hal itu juga ada kaitan langsung bagaimana nanti sekitar bulan Maret SMPK Santa Maria II akan dinilai oleh Tim Adiwiyata Propinsi Jawa Timur untuk memperebutkan peredikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi.

“Semoga dengan pemaparan dan pelatihan singkat ini, paling tidak adik-adik bisa menjadi subjek dari sekolah yang beradiwiyata”, demikian harapan kak Fidelis yang setia mendampingi kegiatan tersebut. Persiapan demi persiapan juga telah dilakukan dari berbagai aktivitas baik kesiswaan maupun kurikulum serta sarana prasarana, lanjut Kak Totok setelah mengakhiri kegiatan ekstrakurikuler tersebut sambil meninggalkan lapangan.

Studi Wisata ke MONJAYA dan Jembatan SURAMADU

Sebagai program sinergis antara komite sekolah SMPK Santa Maria II yang popular disebut P4 dengan program kesiswaan pada hari Kamis, 1 Januari 2018 mengajak para siswa kelas VIII melakukan studi wisata ke Monumen Jalesveva Jayamahe Suramadu. Sebelumnya tujuan yang diinginkan adalah ke Jawa Pos tetapi karena dengan jumlah peserta sekitar 197 terlalu banyak dan hanya mampu dilayani separo dari jumlah siswa maka tim kesiswaan dan P4 bergerak cepat mencari pengganti objek sudi wisata tersebut.

Sekitar pukul 06.00 WIB semua siswa kelas VIII telah berkumpul di lapangan dengan mendengarkan berbagai informasi teknis yang dilanjutkan dengan pengatar dari kepala sekolah. Pada kesempatan itu Sr. Dorothea, SPM menekankan agar para siswa kelas VIII mampu menjadi pengunjung yang tertib dan santun sebagai wujud membawa nama baik lembaga sekolah yang melekat pada diri mereka. Sebelum rombongan berangkat diawali dengan doa pembukaan. Setelah itu Bapak Trianto memandu keberangkatan dengan mengarahkan para siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian siswa di setiap bus.

Setelah 4 bus terisi dengan lengkap sesuai dengan data yang ada sekitar pukul 07.00 WIB rombongan meninggalkan sekolah untuk melakukan perjalanan ke Surabaya. Rombongan tiba di Markas Armada Timur Surabaya sekitar pukul 09.30 WIB. Kami disambut oleh 4 petugas dari Monjaya sekalius bertindak sebagai pemandu rombongan. Kamipun akhirnya mulai masuk di kawasan Angkatan Laut Armada Timur dengan diperkenalkan letak geografis serta dijelaskan beberapa kapal perang yang sedang bersandar di sekitar jalan menuju Monjaya.

Perjalanan disekitar Armada Kawasan Timur pun berakhir di halaman Monumen Monjaya, rombongan langsung diarahkan untuk masuk ruang dasar dari Monjaya untuk mendapatkan pengarahan dan informasi sejarah Monumen Jalasveva Jayamahe. Dengan penuh antusias para siswa termasuk para guru dan perwakilan P4 tekun mendengarkan pemaparan dari petugas Monjaya.

Monjaya, yang bentuk patungnya mengingatkan akan model patung liberti ini, berada di pintu gerbang Armatim di daerah Perak, ujung Surabaya. Sejatinya monumen ini adalah sebuah mercu suar. Pembuat monumen ini adalah orang yang sama pematung Garuda Wisnu Kencana, Bali, Nyoman Nuarta. Bentuk patung Monjaya adalah serupa potret seorang prajurit TNI yang memakai seragam lengkap sedang menatap ke laut. Patung setinggi 31 meter ini berdiri diatas sebuah gedung yang juga tinggi, 29 meter. Proyek bangunan yang digarap selama kurang lebih 6 tahun ini diresmikan oleh Ir. Soeharto yang saat itu masih berpangkat presiden. Sebelum diberi kesempatan untuk naik ke atas menara, kami disuguhi putaran film dokumentasi dan aksi heroik prajurit TNI Angkatan Laut Republik Indonesia. Siapa saja bakal tergugah rasa nasionalismenya saat melihat ini semua. Pelajaran berharga untuk para siswa.

Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan seorang Perwira Menengah TNI AL berpakaian lengkap tenue PDU-I menatap ke arah laut sebagai wakil generasi penerus dengan penuh keyakinan dan kesungguhan siap menerjang ombak dan menempuh badai menuju arah cita-cita bangsa Indonesia. Patung dengan tinggi 31 meter tersebut berdiri di atas bangunan setinggi 29 meter. Pada bagian dinding dibuat diorama sejarah kepahlawanan para pejuang bahari/TNI Angkatan laut sejak jaman sebelum revolusi fisik sampai dengan tahun 1990-an. Selain itu, Monjaya juga berfungsi sebagai mercusuar pemandu bagi kapal – kapal yang melintas di laut sekitarnya.

Jalesveva Jayamahe atau yang seringkali diterjemahkan : “Di Lautan Kita Jaya” adalah Motto atau seruan TNI Angkatan Laut Indonesia. Setelah pemaparan sekitar Monumen Jalesveva Jayamahe berakhir para siswa diizinkan untuk menikmati pemandangan laut Jawa dan kota Surabaya dari puncak dasar Monjaya dengan naik tangga sekitar. Tak lupa setelah menikmati pemandangan dari puncak dasar Monjaya para siswa foto bersama per kelas didampingi langsung dengan para wali kelas, termasuk para wali kelas, guru pendamping dan pengurus P4 juga foto bersama.

Sebagai objek terakhir di kawasan Markas Armada Kawasan Timur tersebut kami diberikan kesempatan untuk langsung meninjau KRI Arun. Di sana dengan antusias para siswa termasuk bapak ibu guru dan pengurus P4 yang turut pada studi wisata pada hari Kamis tersebut memasuki beberapa ruangan/bagian yang ada di KRI Arun. Setelah dirasa cukup mengenal lebih dekat dengan KRI Arun, rombongan melanjutkan makan siang masih dikompleks Markas Armada Timur. Saat makan siang tersebut para siswa memanfaatkan untuk ganti seragam dengan pakaian bebas.

Setelah semua kegiatan di Markas Armada Kawasan Timur berakhir, kami melanjutkan perjalanan yakni mengenal jembatan Suramadu. Seperti yang sudah kita ketauhui bahwa jembatan Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.

Kami meninggalkan Surabaya kembali ke Malang sekitar pukul 17.30 WIB setelah mendapatkan bekal konsumsi untuk makan malam. Semua siswa terlihat bisa menikmati acara studi wisata, berbagai pengalaman dapat mereka dapatkan baik selama perjalanan maupun saat berada di masing-masing objek kunjungan. Sekitar pukul 20.15 WIB rombongan peserta sudi wisata kelas VIII tiba di sekolah dengan selamat. “Semoga pengalaman hari ini benar-benar semakin memperkaya wawasan para siswa untuk mengenal Monjaya dan jembatan Suramadu untuk meningkatkan kualitas serta kebanggaan mereka pada dua monumen sejarah yang dimilikinya”, demikian tanggapan Bapak Fidelis Suhadi selaku koordinator kegiatan tersebut.

(sudah ditambahkan dari beberapa sumber)

Yok Mengenal Hidroponik

Senin, 29 Januari 2018 selesai kegiatan upacara bendera siswa kelas VII mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat dengan tamanan hidroponik. Salah satu pengurus Paguyuban Peduli Pendidikan Panderman yakni Ibu Mayasari Ika sebagai narasumber. Beliau menegaskan hidroponik menjadi salah satu yang banyak diminati masyarakat modern saat ini. “Semoga anak-anak memiliki wawasan yang lebih setelah mendapatkan informasi ini sekaligus sebagai sosialisasi bagi siswa untuk siap menjadi bagian dari sekolah yang berlabel sekolah adiwiyata” tutup beliau sebelum mulai menjelaskan kepada para siswa kelas VII

Pada penjelasannya, hidroponik dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Sistem mempunyai bebrapa keunggulan, yaitu kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan, mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca dan tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.

Hidroponik adalah seni menaman dengan media air sebagai tenaga atau pemberi daya. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Jenis-jenis hidroponik, antara lain: irigasi tetes, wick system, dan NFT.
Hidroponik sendiri dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem aktif dan sistem pasif. Hidroponik sistem aktif yaitu dimana larutan air beserta nutrisi dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan menggunakan pompa air. Contohnya adalah DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique), dan Aeroponik. Sedangkan hidroponik sistem pasif yaitu larutan kaya nutrisi diserap oleh medium dan diteruskan ke akar tanaman, tanpa tersirkulasi.
Peralatan Hidroponik
Pipa Air PVC
Pipa air merupakan sebuah pipa/tabung yang pada umumnya dibuat menggunakan polivinil klorida atau PVC, saluran besi, polietilena, atau pun tembaga yang membawa air bersih yang kemudian dikasih tekanan udara dan dibersihkan ke bangunan-bangunan sebagai bagian dari sistem air perkotaan, dan juga dalam bangunan.
pH Meter
Selanjutnya adalah pH Meter, yang merupakan sebuah alat elektroik yang fungsinya adalah untuk mengukur pH atau derajat keasaman atau kebasaan. Suatu cairan yang ada elektrodanya yang khusus, fungsinya untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda atau probe pengukur yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur atau menampilkan nilai pH.
Rockwool
Yang selanjutnya adalah Rockwool. Alat yang satu ini adalah salah satu media tanam yang mungkin sudah tidak asing lagi dupakai oleh para petani hidroponik. Media tanam yang satu ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan media yang lainnya khususnya dalam hal perbandingan komposisi air dan juga udara yang bisa disimpan oleh media tanam ini.
TDS Meter
Heralatan hidroponik yang selanjutnya adalah bernama TDS Meter. Alat ini merupakan singkatan dari Total Disolved Solids atau kalau kita artikan ke bahasa Indonesia, maka hasilnya adalah jumlah padatan terlarut. Nah sehingga TDS ini apabila kita rincikan pengertiannya adalah alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel terlarut yang ada dala air.
Cocopeat
Peralatan hidroponik selanjutnya adalah cocopeat. Cocopeat ini merupakan serat kelapa atau serat alami yang diekstrak dari kulit kelapa serta digunakan dalam produk seperti tikar, keset, sikat, dan juga kasur. Sabut ini adalah bahan yang berserat dan ditemukan antara hard, shell internal serta lapisan luar kelapa. Kegunaan lain dari alat ini adalah dapat ditempatkan di jok padding, pemecatan dan hortikultura.
Pot Hidroponik
Selanjutnya adalah Pot Hidroponik. Disini kita bakal ngebahas tentang bagaimana caranya membuat pot hidroponik tersebut. nah berikut ini adalah cara membuat pot hidroponik.
1. Potong botol bekas air mineral menjadi dua bagian dengan memakai gunting atau pun cutter.
2. Silakan kalau punya paku dipanaskan, kemudian bikin beberapa lubang berdiameter satu cm pada bagian potongan botol bagian atas dan juga bawah untuk aerasi. Tapi apabila pemberian nutrisi memakai sistem sumbu, biarkan tutup botol tetap berada di tempatnya, lalu bikin lubang yang tepat di tengah-tengah tutup botol tersebut guna nanti memasukkan sumbu flanel.
3. Apabila pemberian nutrisi memakai sistem apung, buka tutup botol agar akar menembus media tanam kemudian berkembang di permukaan larutan nutrisi.
4. Kemudian masukkan potongan botol bagian atas menuju potongan bagian bawah yang telah diisi larutan nutrisi.
5. Nah selanjutnya masukkan media tanam ke dalam potongan botol bagian atas.

Pada pagi itu para siswa juga diberikan kesempatan untuk melakukan proses pembibitan, semoga dengan pengalman itu para siswa minimal memiliki ketertarikan dan ini adalah modal dasar ketika sekolah nanti memiliki hidroponik sebagai media belajar sekaligus membangun budaya dan karakter siswa agar mampu merencanakan, merawat, bahkan sampai memanen hasil tanaman tersebut.

(ditambahkan dari berbagai sumber)