Yok Mengenal Hidroponik

Senin, 29 Januari 2018 selesai kegiatan upacara bendera siswa kelas VII mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat dengan tamanan hidroponik. Salah satu pengurus Paguyuban Peduli Pendidikan Panderman yakni Ibu Mayasari Ika sebagai narasumber. Beliau menegaskan hidroponik menjadi salah satu yang banyak diminati masyarakat modern saat ini. “Semoga anak-anak memiliki wawasan yang lebih setelah mendapatkan informasi ini sekaligus sebagai sosialisasi bagi siswa untuk siap menjadi bagian dari sekolah yang berlabel sekolah adiwiyata” tutup beliau sebelum mulai menjelaskan kepada para siswa kelas VII

Pada penjelasannya, hidroponik dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Sistem mempunyai bebrapa keunggulan, yaitu kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan, mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca dan tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.

Hidroponik adalah seni menaman dengan media air sebagai tenaga atau pemberi daya. Perbedaan yang paling menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budi daya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Jenis-jenis hidroponik, antara lain: irigasi tetes, wick system, dan NFT.
Hidroponik sendiri dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sistem aktif dan sistem pasif. Hidroponik sistem aktif yaitu dimana larutan air beserta nutrisi dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan menggunakan pompa air. Contohnya adalah DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique), dan Aeroponik. Sedangkan hidroponik sistem pasif yaitu larutan kaya nutrisi diserap oleh medium dan diteruskan ke akar tanaman, tanpa tersirkulasi.
Peralatan Hidroponik
Pipa Air PVC
Pipa air merupakan sebuah pipa/tabung yang pada umumnya dibuat menggunakan polivinil klorida atau PVC, saluran besi, polietilena, atau pun tembaga yang membawa air bersih yang kemudian dikasih tekanan udara dan dibersihkan ke bangunan-bangunan sebagai bagian dari sistem air perkotaan, dan juga dalam bangunan.
pH Meter
Selanjutnya adalah pH Meter, yang merupakan sebuah alat elektroik yang fungsinya adalah untuk mengukur pH atau derajat keasaman atau kebasaan. Suatu cairan yang ada elektrodanya yang khusus, fungsinya untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda atau probe pengukur yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur atau menampilkan nilai pH.
Rockwool
Yang selanjutnya adalah Rockwool. Alat yang satu ini adalah salah satu media tanam yang mungkin sudah tidak asing lagi dupakai oleh para petani hidroponik. Media tanam yang satu ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan media yang lainnya khususnya dalam hal perbandingan komposisi air dan juga udara yang bisa disimpan oleh media tanam ini.
TDS Meter
Heralatan hidroponik yang selanjutnya adalah bernama TDS Meter. Alat ini merupakan singkatan dari Total Disolved Solids atau kalau kita artikan ke bahasa Indonesia, maka hasilnya adalah jumlah padatan terlarut. Nah sehingga TDS ini apabila kita rincikan pengertiannya adalah alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel terlarut yang ada dala air.
Cocopeat
Peralatan hidroponik selanjutnya adalah cocopeat. Cocopeat ini merupakan serat kelapa atau serat alami yang diekstrak dari kulit kelapa serta digunakan dalam produk seperti tikar, keset, sikat, dan juga kasur. Sabut ini adalah bahan yang berserat dan ditemukan antara hard, shell internal serta lapisan luar kelapa. Kegunaan lain dari alat ini adalah dapat ditempatkan di jok padding, pemecatan dan hortikultura.
Pot Hidroponik
Selanjutnya adalah Pot Hidroponik. Disini kita bakal ngebahas tentang bagaimana caranya membuat pot hidroponik tersebut. nah berikut ini adalah cara membuat pot hidroponik.
1. Potong botol bekas air mineral menjadi dua bagian dengan memakai gunting atau pun cutter.
2. Silakan kalau punya paku dipanaskan, kemudian bikin beberapa lubang berdiameter satu cm pada bagian potongan botol bagian atas dan juga bawah untuk aerasi. Tapi apabila pemberian nutrisi memakai sistem sumbu, biarkan tutup botol tetap berada di tempatnya, lalu bikin lubang yang tepat di tengah-tengah tutup botol tersebut guna nanti memasukkan sumbu flanel.
3. Apabila pemberian nutrisi memakai sistem apung, buka tutup botol agar akar menembus media tanam kemudian berkembang di permukaan larutan nutrisi.
4. Kemudian masukkan potongan botol bagian atas menuju potongan bagian bawah yang telah diisi larutan nutrisi.
5. Nah selanjutnya masukkan media tanam ke dalam potongan botol bagian atas.

Pada pagi itu para siswa juga diberikan kesempatan untuk melakukan proses pembibitan, semoga dengan pengalman itu para siswa minimal memiliki ketertarikan dan ini adalah modal dasar ketika sekolah nanti memiliki hidroponik sebagai media belajar sekaligus membangun budaya dan karakter siswa agar mampu merencanakan, merawat, bahkan sampai memanen hasil tanaman tersebut.

(ditambahkan dari berbagai sumber)