Pada hari Rabu, 2 November 2016 kalender liturgi umat Katolik mendoalan para orang yang sudah meninggal dunia, sebagai sekolah Katolik sudah saatnya untuk terus melibatkan diri dalam berbagai kegiatan liturgi. Salah satu visi SMPK Santa Maria II adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya langkah tepat perjuangan sekolah dalam mewujudkan cirri khas Katolik. Menurut bapak Fidelis Suhadi kekatolikan yang diusahakan sekolah tentu tidak sebatas simbul simbul sosial , namun diusahakan dalam seluruh aspek aktivitas sekolah.
Perlu kita pahami Misa arwah tentu saja selalu berkaitan dengan kematian orang. Gereja harus juga mempersembahkan kurban ekaristis bagi para arwah yang semasa hidupnya mengimani Kristus. Seringkali fenomena Misa Arwah ini lebih dikenal juga dengan istilah Latin “Missa Requiem” (requies = istirahat), namun istilah resminya “Missa defunctorum” (PUMR 380-381)
Misa itu bertujuan gereja hendak memuji dan bersyukur kepada Allah atas anugerah kehidupan yang kini telah diambil kembali oleh Allah, Sang Empunya. Misa sebagai kenangan akan kematian dan kebangkitan Kristus merupakan perayaan utama dari perayaan kematian kristiani. Melalui perayaan itu pula Gereja memohon cinta dan belas kasih Allah, serta pengampunan dosa bagi yang meninggal. Pada perayaan itu seluruh umat kristiani menegaskan dan mengungkapkan kesatuan Gereja di dunia dengan Gereja di surga yang berhimpun dalam persekutuan para kudus (Tata Perayaan Pemakaman Kristiani, TPPK 5-6)
Kegiatan itu dilaksanakan di Pemakaman Umum Kristen Katolik Sukun Malang dimulai pukul 15.00 WIB. Kegiatan yang berbau sosial adalah dengan membagikan bingkisan bunga tabur kepada para peziarah yang akan mengikuti Misa Arwah tersebut. Panitia Misa Arwah tahun ini dilaksanakan oleh Paroki Lely. Para siswa juga mulai diajak untuk terlibat langsung dalam mendoakan orang-orang yang sudah berpulang, sekaligus untuk memupuk dan mengembangkan iman.