Mengingat perkembangan dan teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan maka pada hari Jumat, 27 Januari 2017, PSD mengadakan seminar metodologi pengajaran dan teknologi pendidikan dengan mendatangkan narasumber yakni Nunuk Hariyati, M.Pd dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Kegiatan dilaksanakan di ruang kegiatan SMPK Santa Maria II dengan peserta semua guru dan beberapa guru dari SMAK Santa Maria.
Program kegiatan milik tim kerja PSDM tersebut bertujuan untuk merefresh, meningkatkan pemanfaatan metode pengajaran dan teknologi pendidikan serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran khususnya bagi bapak/ibu guru SMPK Santa Maria II Malang. Masih menurut Bapak Abertus M Depa selaku koordinator kegiatan, acara ini merupakan bukti bagaimana para guru harus memiliki wawasan yang selalu baru dalan mengikuti perkembangan khususnya teknik pembelajaran.
Acara dimulai sekitar pukul 11.30 diawali pengantar dari PSDM, doa pembukaaan dan Sambutan yang disampaikan oleh Sr. Dorothea SPM, beliau berharap agar kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penyegaran, beliau berkeyakinan bahwa pengalaman bapak/ibu guru tidak perlu diragukan lagi tetapi untuk terus mendalami itu masih diperlukan penyegaran dengan harapan bapak/ibu guru akan selalu mampu untuk berinovasi khususnya bagaimana ketika berhadapan dengan para peserta didik.
Menurut narasumber metodologi dan teknologi pendidikan akan selalu berkembang seiring dengan majunya semua pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan ini. Masih menurut dosen yang berasal dari Malang tersebut semua bapak/ibu guru harus mampu menentpatkan diri bahkan berjuang untuk bisa berada pada kuadran yang terbaik yakni bagaimana dengan keinginan hebat dan potensi yang luar biasa juga. Semua itu perlu waktu dan semangat yang harus terus dikembangkan seiring dengan pengalaman mengajar yang dimiliki oleh semua guru.
Pada prinsipnya pertanyaan yang harus dimunculkan untuk memperoleh metode dan mampu berinovasi terkait dengan teknologi pendidikan adalah bagaimana sebagai pelaku di lapangan harus mampu untuk mereview apakah yang telah kita lakukan benar-benar bermanfaat bagi kita dan peserta didik? Bagaimana sebagai guru harus tampil yang memesona di hadapan para siswa? Keberanian untuk selalu mengevaluasi itulah yang menjadi dasar bagaimana kita memiliki kesempatan untuk terus berbenah dan memiliki rumusan yang tepat saat harus menyampaiakn materi pelajaran di depan para siswa.
Pada seminar itu para guru diajak untuk menentukan bagaimana metode pembelajaran itu dipergunakan sesuai dengan bidang studi yang bapak/ibu guru ampu serta diajak juga untuk mendesain bagaimana pembelajaran itu dipersiapkan. Menurut dosen Unesa ini CTL adalah salah satu prose pendidikan yang mampu memunculkan interaksi, motivasi, pemahaman, dunia nyata, kontekstual dan berkesempatan untuk selalu berpikir kritis. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan metode yang tradisional.
Pada akhir seminar beliau menekankan bahwa pembelajaran PBL (Problem based Learning) perlu dijadikan sebagai roh sebuah pembelajaran karena disana akan muncul pemecaha masalah, proyek, diskusi, pembuatan hipotesa, kegiatan mencari data atau informasi, memiliki waktu yang cukup serta akan terjadi komunikasi yang multi arah baik saat melaporkan atau menemukan solusi dari sebuah permasalahan. Inilah yang akan membuat sebuah pembelajaran akan semakin menarik baik bagi siswa maupun guru sendiri.
“Semoga informasi dari seminar ini bisa kita aktualisasikan pada tanggung jawab kita sebagai guru di kelas, yang pada akhirnya metode dan teknologi pendidikan akan memberikan warna pada setiap pembelajaran kita,” harapan Sr. Dorothea SPM menutup acara seminar yang berakhir pukul 15.15 WIB tersebut. Semoga semua usaha kita ini akan berbuah sesuatu yang terbaik dan kita akan mendapatkan kepuasan dalam menalani fungsi dan tugas kita di hari-hari mendatang, tambah Bapak Alber selaku koordinator PSDM sambil foto bersama di depan ruang kegiatan selesai acara seminatr tersebut. (T.Th)