Sabtu, 27 Maret 2021 mulai pukul 08.00 WIB bapak ibu guru dan karyawan mengikuti rekoleksi persiapan Paskah. Pada pembukaan rekoleksi tersebur Sr. Dorothea SPM mengajak para guru dan karyawan untuk mengikuti rekoleksi dengan tujuan akhir kita semakin memaknai semangat pertobatan yang harus kita miliki saat kita merayakan peristiwa luar biasa yakni Jesus bangkit dari alam maut sebagai wujud pengorbanan akan dosa-dosa yang kita perbuat.
Rekoleksi pagi itu mengangkat tema Mengenakan Roh Kristus dalam Pendidikan, Romo Kukuh memaparkan materi tersebut dengan mengangkat foto-foto kehidupan untuk mendekatkan pemahaman kita dengan tema tersebut. Romo yang bersal dari Kediri tersebut menegaskan bahwa Mengenakan Roh Kristus: Suatu Usulan ke Arah Masa Depan sekaligus sebagai identitas kita, dan kita juga diajak unuk menyadari sebagai manusia pendidikan di Tengah Pandemi: Usaha Mewartakan Cinta, kita pun diajak unuk memiliki agenda kerja sesuai dengan arah gerak pendidikan yang kita cita-citakan, yang tentu selalu berfokus pada masa depan yakni bahwa sekarang inilah yang menjadi penentunya.
Sebagai upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang kuat dan inklusif, para pemimpin pendidikan, juga sebenarnya pemerintah dan masyarakat perlu mulai meletakkan landasan bersama melalui tindakan strategis dan terkoordinasi. Tulisan ini berhasil jika, refleksi dan sharing kecil ini mengingatkan kembali bahwa kita sudah berada pada jalur yang tepat untuk perubahan dan menginspirasikan pada kita model implementasi yang kemungkinan dapat kita tempuh untuk mengusahakan transformasi pendidikan berbasis spiritualitas dalam pendidikan kita.
Rekoleksi pada hari Sabtu tersebut ditutup dengan misa yang juga dipersembahkan oleh Romo Gregorius K. Nugroho CM. Beliau pada kotnahnya juga menyentil kita untuk terus memberikan diri kita sebagai seorang guru khususnya untuk manusia-manus muda pemilik masa depan ini. “Semoga inspirasi isi retret hari ini benar-benar mempertegas kita bagaimana harus bersikap dan berbuat khususnya dalam menjalani kehidupan di dunia pendidika ini, yang akhirnya bermuara pada keberhasila kita dalam memberikan totalitas kita sebaga tenaga pendidik dan kependidikan,” demikian harapan Pak Totok sambil meninggalkan lapangan untuk bersiap pulang ke rumahnya.