Rabu, 10 April 2019 semua siswa kelas VII, VIII, dan IX mengikuti kegiatan pembinaan rohani yang terbagi menjadi dua aktivitas yakni rekoleksi untuk semua siswa yang beragama katolik dan pembinaan karakter bagi siswa yang beargama non katolik. Rekoleksi dilaksanakan di ruang mata pelajaran sedangkan pembinaan karakter dilaksanakn di ruang kegiatan dan aula.
Menurut bapak F. Suhadi selaku koordinator tim kerja spiritualitas dan moralitas agenda tahunan itu akan selalu dilaksanakan untuk mendukung bagaimana tema APP 2019 ini juga tersampaikan kepada siswa. Selain itu siswa juga diajak memiliki kepedualian dalam mempersiapkan Paskah sebagai tanggung jawab iman yang melekat pada sekolah yang berlabel Katolik.
Tema rekoleksi sesuai dengan tema Paskah 2019 yakni Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan. Masa prapaskah disebut juga masa retret Agung (40 hari), saatnya untuk membaharui diri dari hati dengan pertobatan. Masa prapaskah saatnya latihan rohani secara bersama oleh jemaat dengan kegiatan : puasa, pantang, doa, derma, dan amal kasih. Selama hidup manusia tentunya tidak luput dari dosa. Maka perlu pertobatan dan dilakukan terus menerus sepanjang waktu.
Ibarat kata setelah kita makan menggunakan piring tentunya piring tersebut harus dicuci agar bisa dipakai kembali untuk makan dengan nyaman. Kehidupan manusia dimuka bumi tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Perkembangan jaman selalu diikuti pula dengan perkembangan teknologi. Namun tanpa kita sadari, teknologi pulalah yang semakin menjauhkan diri kita dengan sesama, dan juga dengan Allah
Mampukah kita mulai berpikir untuk memanfaatkan teknologi yang ada untuk memperbaiki segala permasalahan yang terjadi, khususnya permasalahan lingkungan? Kisah penciptaan dalam kitab Kejadian menggambarkan manusia adalah gambar Allah dan mahkota ciptaan. Manusia mempunyai tanggung jawab mengolah alam dan bukan menghancurkannya. Allah telah menciptakan semua makhluk hidup dengan habitatnya sendiri, dengan batas-batas yang akan berhenti pada saatnya, sehingga tidak saling mengancam dan eksploitasi. Kesadaran ini patut dipertimbangkan sebagai tumpuan dalam mengambil sikap terhadap masalah plastik
Bapa Paus mengatakan “ Krisis ekologi mengundang kita semua kepada pembaharuan spiritual yang mendalam. Orang-orang kristiani dipanggil untuk suatu pertobatan ekologis, dimana buah perjumpaan dengan Yesus menjadi nyata dalam relasi mereka dengan segala ciptaan di sekelilingnya. Sebagai orang kristen, kita berharap untuk dapat memberikan sumbangan kita terhadap upaya mengatasi krisis ekologi yang dihadapi umat manusia saat ini.”
Rekoleksi diisi dengan aktivitas konkrit yakni dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang dibawa siswa untuk meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi. Dinamika setiap kelompok sungguh menggembirakan karena pemanfaatan barang bekas sangat bervariasi ini menandakan bahwa siswa memilikiide dan gagasan yang beragam, tutur salah satu pendamping rekoleksi sambil meninggalkan kelas setelah rekoleksi selesai sekitar pukul 11.30.