Menindaklanjuti himbauan Dinas Pendidikan Kota Malang terkait dengan pemberlakuan kegiatan sekolah yang ber-full day School, Sr. M. Dorothea, SPM langsung bergerak cepat dengan mengajak pimpinan Perkumpulan Dharmputri untuk mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil oleh salah satu sekolah yang di kelola oleh para suster-suster SPM tersebut. Mengikat himbauan dari Diknas Kota Malang bersifat ‘mewajibkan’ maka tiada kata lain selain sekolah yang popular disebur SMP Panderman itu segera melakukan langkah-langkah konkrit sebagai bentuk persiapan memberlakukan kegiatan pembelajaran yang ber-FDS tersebut.
Pada hari Senin, 13 Februari 2017 perwakilan Perkumpulan Dharmaputri yaitu Sr. M. Margreeth, SPM hadir di Malang sebagai bentuk respon positif dari undangan kepala SMPK Santa Maria II untuk membicarakan dan mendiskusikan tentang rencana pemberlakukan pembelajaran full day school tersebut. Menurut suster yang juga pernah menjadi kepala sekolah di SMPK Santa Maria II tersebut kebijakan itu perlu dipikirkan dan diskusikan dulu, tetapi karena SMPK Santa Maria II berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kota Malang, Sr.M. Dorothea, SPM berpendapat bahwa sekolah ini sudah tidak hanya memikirkan tetapi harus langsung pada mempersiapkan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Pembelajaran FDS digagas oleh Mendikbuf, Muhajir Effendy, “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016). Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja. Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua. “Nantinya memang harus ada payung hukumnya, yakni peraturan menteri (permen). Namun, untuk saat ini masih sosialisasi terlebih dahulu secara intensif,” ujarnya.
Secara terpisah kepala sekolah yang pernah berkarya di daerah Tangerang tersebut menegaskan bahwa sekolah perlu mempersiapkan pemberlakuan FDS secara terencana dengan berbagai program kegiatan di antaranya, mendatangkan narasumber yang memahami dan berkompeten terkait dengan pelaksanaan FDS, melakukan study banding dengan sekolah-sekolah yang lebih dahulu telah melaksanakan FDS sesua dengan harapan Mendikbud tersebut. Beliau berpesan agar mulai sekarang minimal para guru dan karyawan mulai membangun pemahaman full day shool dengan benar, sehingga pada saatnya nanti semua pelaku FDS sudah bisa menempatkan diri serta siap secara fisik dan psikis, tegasnya dengan penuh keyakinan bahwa pemberlakuan FDS di SMPK Santa Maria II ini sudah tetap mengingat juga latar belakang para orangtua/wali siswa.
Semoga jika nanti sekolah ini bisa merealisasikan full day school akan searah dengan tujuan utamanya yakni membuat anak memiliki kegiatan di sekolah dibandingkan berada sendirian di rumah ketika orang tua mereka masih bekerja. “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi ‘liar’ di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud. Keuntungan khususnya bagi orang tua dengan penerapan FDS adalah waktu aktivitas (ortu kerja-anak sekolah) yang hampir sama, PR/tugas dikerjakan di sekolah, Sabtu-Minggu bisa liburan keluarga, anak-anak 24 jam 7 hari seminggu ada di tangan professionals (guru), kurikulum yang menyenangkan dan seimbang antara pendidikan formal, pendidikan agama, pendidikan karakter, kegiatan fisik/bermain dan kegiatan sosial, family time, waktu dan pendidikan karakter bersama keluarga yang semakin berkualitas, dan anak-anak yang lebih terdidik dan seimbang dalam segala aspek.
Semoga semua terobosan-terobosan terkait dengan dunia pendidikan ini bisa kita sikapi secara positif thingking dengan harapan dari sistem ini ialah agar para anak didik mempunyai angka produktivitas yang tinggi agar mampu meminimalisasi hal-hal yang bersifat kontra produktif yang dimungkinkan timbul akibat dari pergaulan dalam lingkungan sekitarnya. Semua aktivitas FDS harus dinikmati oleh semua pihak sehingga rutinitas tersebut akan semakin mengarah pada tujuan yang mulia khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia (T.Th)