Blog

MAKNA RABU ABU

Rabu, 1 Maret 2017 adalah hari pertama puasa umat Katolik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rabu Abu. Secara harfiah Rabu Abu adalah pemberian tanda di dahi umat Katolik. abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal atau tobat. Rabu Abu juga menjadi tanda dimulainya awal Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari untuk memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.
Penggunaan abu juga sebenarnya telah disinggung sendiri oleh Yesus. “Seandainya mukjizat -mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21). Pada zaman sekarang ini umat Katolik menggunakan abu yang berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Malam Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar.
Pada hari Rabu Abu tersebut juga umat Katolik yang sudah berusia 18 hingga 60 tahun dan dalam keadaan sehat diwajibkan berpuasa selama satu hari, mereka hanya dibolehkan makan sekali dalam sehari. Puasa tersebut bertujuan agar umat Katolik bisa memperbaiki diri dan merenungi apa yang telah ia lakukan selama hidupnya dan mencoba dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada masa puasa dan pantang ini, umat Katolik tidak hanya dituntut untuk berpuasa dan berpantang, namun juga menjadi lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Adalah memprihatinkan jika kita hanya menjadi baik pada masa puasa dan pantang, dan kembali berbuat tercela atau jatuh ke dalam pencobaan seusai ritual suci tersebut. Memikul beban salib Kristus sendiri tidak hanya wajib dilakukan pada masa puasa dan pantang, akan tetapi juga harus dilakukan sepanjang hidup kita sebagai umat Nasrani. Sebagai umat Katolik kita dituntut untuk selalu berjuang bagaimana kehidupan kita semakin memiliki kualitas lebih baik dari hari ke hari.
Harus dipahami bahwa hidup itu adalah perjuangan. Dan di dalam berjuang mengarungi kehidupan ini, kita harus menghadapi berbagai pencobaan yang tidak kecil dan tidak sedikit. Oleh karena itu, kita sebagai umat Nasrani, terlebih umat Katolik, dituntut untuk selalu berusaha, berjuang dan beriman meski berbagai cobaan hidup datang mendera. Dengan berjuang di dalam kuasa nama Nya, niscaya tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi. Karena Tuhan tidak pernah memberikan cobaan kepada umat Nya yang lebih berat dari yang umat Nya mampu hadapi.
Marilah kita sebagai pelajar pada usia remaja ini terus untuk selalu berbenah diri khususnya dalam penyadaran sebagai orang yang beriman. Kita konkritkan semua itu sesuai dengan kewjiban dan tanggung jawab yang melekat pada diri kita saat ini yakni sebagai pelajar dan anak dari sebuah keluarga, dengan demikian kita akan mampu mengaktualisasi makna perjuangan dalam mengawali masa pra paskah di tahun ini yang mengangkat tema Keluarga Berwawasan Ekologis. Tema ini sangata dekat dengan diri kita , bagaimana pada usia remaja ini kita juga memiliki peranan dalam memperjuangkan lingkungan yang bermanfaat baik bagi alamsendiri maupun bagi sesama. Semoga dengan kehadiran dan peranan kita sebagai remaja Katolik semakin bis mewarnai dinamikan kehidupan ini, tentunya dengan harapan alam yang telah disediakan oleh Allah Bapa ini bisa kita rawat bahkan kita kembangkan untuk nilai-nilai kemanusiaan yang lebih universal. Akhir kata mari kita perjuangkan semangat membangun lingkungan ramah bermakna dengan wawasan ekologis.

UJI COBA/SIMULASI PELAKSANAAN UNBK SMPK SANTA MARIA II

sim iiaSMPK Santa Maria II secara mandiri memastikan akan mengikuti UNBK sesuai dengan himbauan Dinas Pendidikan Kota Malang telah melaksanakan proses persiapan dengan berbagai kegiatan di antaranya melakukan konsultasi kepada pihak yang kompeten, melengkapi sarana prasarana pelaksanaan USBK, serta persiapan teknis dibawah komando bapak Joseph Andik Kristian dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Malang melalui pelatihan dan pendampingan teknis, maka mulai hari Senin, 27 sampai Selasa, 28 Februari 2017 siswa kelas IX sebagai calon peserta UNBK tahun pelajaran 2016-2017 melaksanakan simulasi UNBK dengan jadwal mendekati pelaksanaan UNBK yang sesungguhnya.
Hari pertama pelaksanaan uji coba UNBK pada hari Senin, 27 Februari 2017 pihak sekolah mendapatkan pengalaman yang berharga terkait persiapan teknis dengan padamnya listrik saat para siswa sudah mulai mengerjakan soal matematika. Padamnya listrik langsung disikapi dengan sigap oleh pihak sarana prasarana sekolah dengan mengalihkan tenaga genset yang sudah disiapkan secara baik jika sewaktu-waktu ada kendala teknis seperti padamnya listrik. Pelaksanaan UNBK pun berlanjut dengan baik tanpa gangguan yang berarti, setelah aliran listrik dari PLN kembali berfungsi maka tenaga listrik pun dikembalikan ke jalur listrik PLN, menurut Bapak Pamungkas, selaku koordinator tim Sarpras pengalaman ini sekaligus sebagai latihan jika pada saatnya nanti ada gangguan teknis seperti ini.
Selama dua hari itu para siswa terbagi tiga kelompok yakni kelompok I yang melaksanakan uji coba UNBK mulai pukul 07.30 – 09.30, kelompok II pukul 10.30 – 12.30, dan kelompok III pukul 14.00 – 16.00. Setiap kelompok diawasi oleh satu pengawas dan petugas proctor, sedang di tempat lain petugas teknis pun siap memantau pelaksanaan uji coba UNBK tersebut. Hari pertama para siswa mengerjakan soal matematika dan pada hari kedua mengerjakan soal Bahasa Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA telah dilaksanakan pada tahap I pada bulan Desember 2016, SMP Panderman tidak bisa mengikuti karena belum menyiapkan sarpras yang harus dimiliki
Sr. M. Dorothea, SPM pun berkesempatan untuk memantau langsung pelaksanaan uji coba tersebut. “Puji Tuhan uji coba UNBK yang sudah kita persiapkan dan hari ini kita laksanakan berjalan sesuai dengan harapan semua pihak, padamnya listrik hari pertama justru merupakan pembelajaran yang terbaik, bagaimana kita harus siap memberikan solusi yang terbaik,” demikian ungkap beliau sambil meninggalkan ruang ujian yang sempat beliau tinjau. Menurut Bapak Joseph Andiek selaku proktor, para bapak/ibu guru yang nantinya bertugas sebagai pengawas UNBK bisa memanfaatkan uji coba ini sebagai kesempatan membangun wacana dalam memahami teknis dan tugas pengawas ujian.
Semoga dengan suksesnya uji coba UNBK ini, harapan kita semua para siswa tidak mengalami ketegangan gagap teknis khususnya saat mereka melaksanakan UNBK pada bulan Mei yang akan datang, demikian harapan Pak Trianto Th. Beliau bersama dengan bpak/ibu guru yang nanti bertugas sebagai pengawas ruang menyempatkan diri untuk mengamati dan melihat secara langsung pelaksanaan uji coba tersebut sekalian sebagai pembelajaran saat beliau nanti menjadi pengawas UNBK di sekolah lain. Sebagai bentuk dukungan semua bapak ibu guru walaupun tidak mengawas ikut memantau kegiatan uji coba UNBK itu dengan pulang pukul 16.00 WIB.

Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) SMPK Santa Maria II

Jumat, 24 Februari 2017, sekitar pukul 12.15 WIB di ruang agama, pengawas SMPK Santa Maria II Malang Ibu Esti, memberikan sosialisasi sekaligus pelatihan singkat bagaimana SMP Panderman harus melaksanakan SPMI. Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai SPMI. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Menurut Ibu Esti, pelaksana SPMI ini setiap satuan pendidikan melibatkan 6 unsur peserta, yaitu pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Beliau berharap dengan sosialisasi dan latihan singkat ini akan mendapatkan pemahaman bagaimana Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dapat menerapkan penjaminan mutu internal sekolah, bagaimana menerapkan siklus penjaminan mutu internal mulai dari memetakan mutu, perencanaan peningkatan mutu, implementasi peningkatan mutu, monitoring dan evaluasi hingga penetapan standar baru serta strategi baru, bagaimana menjalankan pengelolaan sekolah yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sekolah yang ideal serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran, pemahaman tentang tim penjaminan mutu sekolah sebagai penanggungjawab aktivitas penjaminan mutu di sekolah, dan bagaimana melakukan pengimbasan praktek penjaminan mutu internal kepada sekolah lain.

Siang itu juga kepala sekolah, Sr. Dorothea, SPM juga membagi bapak/ibu guru dalam 8 standar pendidikan.  “Setelah sekolah kita mendapatkan sosialisasi dan pelatihan singkat  secepatnya kita akan memenuhi apa yang ada dalan SPMI untuk segera melaksanakan  ini dengan penuh tanggung jawab. SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP” demikian ungkap kepala sekolah yang pernah berkarya di Tangerang itu. Setiap tim langsung mencoba mengimplementasikan isian format SPMI sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap tim. Pada akhir acara Ibu Esti berharap sekolah akan segera membentuk tim dengan menerbitkan SK setiap tim kerja sekaligus langkah-angkah selanjutkanya dalam bentuk program untuk melaksanakan SPMI di sekolah ini. Sosialisasi dan pelatihan singkat diakhir  pukul 15.00 WIB. (T.Th)

ANIMASI APP 2017 KELUARGA BERWAWASAN EKOLOGIS

Minggu, 19 Februari 2017 bertempat di Aula Bhakti Luhur jalan Raya Dieng, Regio Barat Keuskupan Malang menggelar animasi APP 2017 untuk paroki dan lembaga pendidikan yang berada di wilayah tersebut. Masa prapaskah sebagai masa latihan rohani tahun 2017 mengangkat tema Keluarga Berwawasan Ekologis. Wawasan ekologis bermakna mendukung kelestarian ekologis, menjaga supaya alam semesta ciptaan Tuhan ini tetap utuh, berfungsi dan berkelanjutan sampai saat yang panjang, melampaui generasi kita. Latihan rohani itu terbagi atas tiga kelompok yakni kategori anak-anak dengan titik berat pada melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman berulang dalam memahami wawasan ekologis, ketergori remaja/OMK menitikberatkan pada melakukan dan menyadari kegiatan-kegiatan ekologis, sedangkan kelompok dewasa mengusahakan pertobatan ekologis, yakni melakukan aksi ekologis secara berkesinambungan dalam kelangsungan hidup.

Sepuluh bapak-ibu guru SMPK Santa Maria II mengikuti animasi APP tersebut, acara dimulai pukul 09.00 WIB. “Semoga para bapak/ibu guru memiliki pemahaman yang baik terkait dengan materi APP tahun ini, sekaligus sebagai persiapan untuk disampaikan pada peserta didi,” ungkap Pak Fidelis Suhadi selaku Koordinator Tim Kerja Spirmor. Pengarahan umum disampaikan oleh RD. Geovanni Indrawan, selaku penanggung jawan kegiatan tersebut pada sambutannya mengucapkan terima kasih atas apresiai dan atensi yang diberikan pada pelaksanaan Animasi APP tahun 2017 ini, dengan jumlah peserta yang cukup membanggakan, semohga dengan awal yang baik ini gerakan atau Latihan Rohani menyambut Paskah 2017 semakin bermakna sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Setelah pengarahan umum selesai para peserta Animasi APP 2017 dikelompokkan berdasarkan pembagian 3 kategori, kategori dewasa akan mendalami materi  di Aula, ketegori anak dan remaja/OMK di dua kelas yang berada di lantai 2 bangunan timur Bhakti Luhur. Materi APP kategori dewasa dipandu oleh RD. Sugeng, kategori remaja/OMK oleh RD J.A. Purnomo, dan kategori anak-anak dipandu oleh RD Catur Wibawa. Pada sesi pendalaman modul materi Animasi APP tersebut para peserta menerima penjelasan umum serta diberikan kesempatan untuk menyampaikan sharing, serta masukan-masukan bagaimana materi itu bisa semakin menarik ketika nanti diberikan kepada peserta pendalaman APP.

Sekitar pukul 11.45 WIB pembahasan dan  diskusi modul di masing-masing kategori selesai, dilanjutkan dengan penutupan serta makan siang bersama. Menurut Bapak Jaya, yang kebetulan pertama kali mengikuti Animasi APP tersebut sangat menyenangkan karena memberikan pengalaman serta wawasan yang baru terkait dengan materi APP. Pada kegiatan Animasi APP tersebut juga diadalan bazzar buku-buku rohani dengan tawaran yang cukup menarik yakni ada potongan 20% khusus buku-buku yang dicetak oleh penerbit Dioma. Akhirnya sekitar pukul 13.15 WIB acar Animasi APP 2017 pun selesai. (T.Th)

GELIAT SMPK SANTA MARIA II UNTUK SIAPKAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL (FDS)

Menindaklanjuti himbauan Dinas Pendidikan Kota Malang terkait dengan pemberlakuan kegiatan sekolah yang  ber-full day School, Sr. M. Dorothea, SPM langsung bergerak cepat dengan mengajak pimpinan Perkumpulan Dharmputri untuk mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil oleh salah satu sekolah yang di kelola oleh para suster-suster SPM tersebut. Mengikat himbauan dari Diknas Kota Malang bersifat ‘mewajibkan’ maka tiada kata lain selain sekolah yang popular disebur SMP Panderman itu segera melakukan langkah-langkah konkrit sebagai bentuk persiapan memberlakukan kegiatan pembelajaran yang ber-FDS tersebut.

Pada hari Senin, 13 Februari 2017 perwakilan Perkumpulan Dharmaputri yaitu Sr. M. Margreeth, SPM hadir di Malang sebagai bentuk respon positif dari undangan kepala SMPK Santa Maria II untuk membicarakan dan mendiskusikan tentang rencana pemberlakukan pembelajaran full day school tersebut. Menurut suster yang juga pernah menjadi kepala sekolah di SMPK Santa Maria II tersebut kebijakan itu perlu dipikirkan dan diskusikan dulu, tetapi karena SMPK Santa Maria II berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kota Malang, Sr.M. Dorothea, SPM berpendapat bahwa sekolah ini sudah tidak hanya memikirkan tetapi harus langsung pada mempersiapkan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Pembelajaran FDS digagas oleh Mendikbuf, Muhajir Effendy, “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016). Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja. Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua. “Nantinya memang harus ada payung hukumnya, yakni peraturan menteri (permen). Namun, untuk saat ini masih sosialisasi terlebih dahulu secara intensif,” ujarnya.

Secara terpisah kepala sekolah yang pernah berkarya di daerah Tangerang tersebut menegaskan bahwa sekolah perlu mempersiapkan pemberlakuan FDS secara terencana dengan berbagai program kegiatan di antaranya, mendatangkan narasumber yang memahami dan berkompeten terkait dengan pelaksanaan FDS, melakukan study banding dengan sekolah-sekolah yang lebih dahulu telah melaksanakan FDS sesua dengan harapan Mendikbud tersebut. Beliau berpesan agar mulai sekarang minimal para guru dan karyawan mulai membangun pemahaman full day shool dengan benar, sehingga pada saatnya nanti semua pelaku FDS sudah bisa menempatkan diri serta siap secara fisik dan psikis, tegasnya dengan penuh keyakinan bahwa pemberlakuan FDS di SMPK Santa Maria II ini sudah tetap mengingat  juga latar belakang para orangtua/wali siswa.

Semoga jika nanti sekolah ini bisa merealisasikan full day school akan searah dengan tujuan utamanya yakni  membuat anak memiliki kegiatan di sekolah dibandingkan berada sendirian di rumah ketika orang tua mereka masih bekerja. “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi ‘liar’ di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud. Keuntungan khususnya bagi orang tua dengan penerapan FDS adalah waktu aktivitas (ortu kerja-anak sekolah) yang hampir sama, PR/tugas dikerjakan di sekolah, Sabtu-Minggu bisa liburan keluarga, anak-anak 24 jam 7 hari seminggu ada di tangan professionals (guru), kurikulum yang menyenangkan dan seimbang antara pendidikan formal, pendidikan agama, pendidikan karakter, kegiatan fisik/bermain dan kegiatan sosial, family time, waktu dan pendidikan karakter bersama keluarga yang semakin berkualitas, dan anak-anak yang lebih terdidik dan seimbang dalam segala aspek.

Semoga semua terobosan-terobosan terkait dengan dunia pendidikan ini bisa kita sikapi secara positif thingking dengan harapan dari sistem ini ialah agar para anak didik mempunyai angka produktivitas yang tinggi agar mampu meminimalisasi  hal-hal yang bersifat kontra produktif yang dimungkinkan timbul akibat dari pergaulan dalam lingkungan sekitarnya. Semua aktivitas FDS harus dinikmati oleh semua pihak sehingga rutinitas tersebut akan semakin mengarah pada tujuan yang mulia khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia (T.Th)

Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan Basis SMP/Mts Kota Malang

Sabtu, 11 Februari 2017 di Aula Pringgodani, Kantor Kwartir Cabang Kota Malang dilaksanakan Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan yang diikuti oleh 122 pembina . Sekitar pukul 08.40 WIB     kegiatan dibuka dengan  menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Pada pembukaan Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan tersebut Kak Dewi Farida  selaku Ketua Kwartir Cabang Kota Malang yang diwakili olek Kak menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki kepentingan gugusdepan yang merupakan kesataun organic terdepan dalam mencapai tujuan gerakan pramuka. Kegiatan ini bertujuan agar pembinaan gugusdepan dapat teratur terarah dalam mencapai tujuan, semoga para peserta memanfaatkan kegiatan ini untuk lebih mampu mengelolah gudep dan kegiatannya. Melangkah pada acara inti dilanjutkan dengan menyanyikan Hymne Pramuka, Mars Jayalah Pramuka, dan doa pembukaan

Kakak Burhanuddin mengawali dengan melakukan  presensi khususnya sekolah-sekolah negeri dan swasta. Beliau juga menegaskan bahwa kependidikan kepramukaan memiliki nilai-nilai karakter. Selanjutnya sebagai bentuk pendidikan karakter seyogjanya para guru wajib memiliki kemampuan dalam membina kegiatan kepramukaan. Penanaman nilai-nilai di antaranya ketuhanan, nasionalis, gotong royong,  dan integritas, untuk meraih itu maka diharapkan para guru minimal mengikuti KMD atau minimal pernah mengalami orientasi kepramukaan. Beliau mengapresiasi para peserta dan kegiatan tersebut sekaligus berpesan agar para peserta mampu menerapkan dalam gudep di sako masing-masing.

Materi pokok dimuali pukul 9.15 WIB, Kak Mas’ul Hadi, M.Psi dari Kwarda mengawali dengan informasi bagaimana gugusdepan harus memiliki data yang akurat, mengapa? Karena dengan memiliki gugusdepan yang jelas maka sako tersebut bisa melakukan kegiatan kepramukaan. Menurut beliau Kwarda Jatim bagian Litbang memiliki dana yang bisa digunakan untuk mendapatkan bantuan melaksanakan kegiatan kepramukaan.

Kak Rachman W. M.Psi selaku narasumber yang memiliki latar belakang Psikologi yang aktif mendampingi para atlet Nasional. Beliau membuka materi dengan dialog terkait motivasi para peserta yang hadir pada kegiatan tersebut dengan bantuan menayangkan cuplikan  film. Materi yang disampaikan terkait dengan bagaimana kita harus mampu menyikapi dan menyiasati semua kegiatan kepramukaan dengan melihat perkembangan psikologis adik-adik penggalang (suara hati subjek), dengan demikian beliau berkeyakinan semua aktivitas kepramukaan yang akan kita sajikan semakin menarik dan menghasilkan nilai kehidupan yang akan dialami oleh adik-adik penggalang pada saat kehidupan mendatang.

Materi pengelolahan gugusdepan disampaikan Kak Mas’ul Hadi, M.Psi. Sebagai pengantar beliau menjelaskan tugas peserta yaitu mengisian form A1 dan A2 pada akhirnya nanti melengkapiform B1 dan B2 sebagai bentuk pengelolahan gudep resmi terdaftar di Kwarda Jatim. Pada akhir pemaparan materi Kakak yang memiliki tugas di Kwarda Jatim tersebut menegaskan bahwa administrasi gerakan pramuka di setiap gudep harus terdaftar dan terpantau baik secara kelembagaan maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing gudep.

Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan berakhir sekitar pukul 14.45 WIB dengan sambutan penutup dari wakil ketua Kwarcab Kota Malang yang mengajak agar setelah kegiatan ini masing-masing gudep mampu untuk mengelola serta mengadministraikan semua kegiatan gudep secara berkelanjutan yang pada akhirnya nanti pihak Kwarda Jatim akan mengetahui peta aktivitas serta jumlah anggota pramuka yang ada khususnya di Kota Malang dan propinsi Jawa Timur pada umumnya. (T.Th)