Ayo Merefresh Makna Hari Rabu Abu 2022

Sebagai pelajar dari SMP Katolik Santa Maria 2, khusunya yang beragama Katolik sudah sewajarnya kita semua mengetahui dan memahami makna Hari Raya Rabu Abu yang jatuh pada hari Rabu, tanggal 2 Maret 2022. Peristiwa tersebut merupakan salah satu Hari Raya Wajib sebagai peringatan tanda pertobatan menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus.

Pada masa pandemi Covid-19 ini sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti Rabu Abu bersama keluarga. Menurut salah satu guru Pelajaran Agama , Bapak Bimbi, istilah Rabu Abu berasal dari ritual yang dilaksanakan yakni mengoleskan abu pertobatan pada dahi jemaat disertai ucapan-ucapan “Bertobatlah dan percayalah pada Injil” merupakan salah satu ucapan yang akan dilakukan ketika ritual abu dioleskan ke dahi para jemaat.

“Pada perayaan Rabu Abu di masa pandemi ini yang biasanya imam atau asisten imam biasanya mengoleskan pada dahi, kemungkinan abu akan ditaburkan di kepala umat, hal ini untuk meminimalisasi sentuhan.” Penjelasan tambahan saat Pak Bimbi di Ruang Pelajaran Agama siang itu. Penggunaan abu berasal dari daun palem yang dibakar saat perayaan Minggu Palma ketika tahun sebelumnya. Peristiwa itu juga sebagai penanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.

Pada hari peringatan Rabu Abu, sering dibacakan bacaan yang berkaitan dengan perzinahan dan pertobatan kepada para jemaat. Hari Rabu Abu disarankan untuk melakukan puasa dan beribadah namun tidak diwajibkan untuk dilaksanakan bagi umatnya. Pada peringatan Rabu Abu, terdapat pantangan atau keringanan untuk tidak berpuasa bagi seseorang yang pada usia berusia 14 tahun.

Sementara orang dewasa diwajibkan untuk melakukan puasa dengan aturan batasan makan kenyang paling banyak satu kali. Puasa berarti hanya makan kenyang sekali dalam sehari. Untuk waktunya dapat dipilih sendiri, bisa saat makan pagi, siang, atau malam. Puasa memiliki arti memurnikan hati dan lebih memusatkan perhatian untuk berdoa dan juga merupakan bentuk dari persembahan sehigga puasa dapat disebut doa dengan tubuh

Sementara itu, pantang dilaksanakan sebagai bentuk pertobatan kita. Umat Katolik wajib berpantang pada selama 7 hari, yakni pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung. Jika kita berpantang, pilihlah makanan/minuman yang paling kita sukai, seperti daging atau kopi.

Demikian pula saat Hari Rabu Abu menggunakan kain warna ungu pada Hari Rabu Abu memiliki arti melambangkan keagungan pada saat momen Yesus menderita dan disalib. Keagungan dan pengharapan pembaruan sebagai peristiwa besar itu akan kita rayakan dalam kebangkitan Yesus di hari raya Paskah nanti. “Semoga makna dan semangat Rabu Abu benar-benar menjadi awal masa pertobatan kita dalam menjalani masa pra paskah ini,” pesan Pak Bimbi diakhir pertemuan penulis dalam menggali informasi saat akan menulis artikel ini.