GELIAT SMPK SANTA MARIA II UNTUK SIAPKAN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL (FDS)

Menindaklanjuti himbauan Dinas Pendidikan Kota Malang terkait dengan pemberlakuan kegiatan sekolah yang  ber-full day School, Sr. M. Dorothea, SPM langsung bergerak cepat dengan mengajak pimpinan Perkumpulan Dharmputri untuk mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil oleh salah satu sekolah yang di kelola oleh para suster-suster SPM tersebut. Mengikat himbauan dari Diknas Kota Malang bersifat ‘mewajibkan’ maka tiada kata lain selain sekolah yang popular disebur SMP Panderman itu segera melakukan langkah-langkah konkrit sebagai bentuk persiapan memberlakukan kegiatan pembelajaran yang ber-FDS tersebut.

Pada hari Senin, 13 Februari 2017 perwakilan Perkumpulan Dharmaputri yaitu Sr. M. Margreeth, SPM hadir di Malang sebagai bentuk respon positif dari undangan kepala SMPK Santa Maria II untuk membicarakan dan mendiskusikan tentang rencana pemberlakukan pembelajaran full day school tersebut. Menurut suster yang juga pernah menjadi kepala sekolah di SMPK Santa Maria II tersebut kebijakan itu perlu dipikirkan dan diskusikan dulu, tetapi karena SMPK Santa Maria II berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kota Malang, Sr.M. Dorothea, SPM berpendapat bahwa sekolah ini sudah tidak hanya memikirkan tetapi harus langsung pada mempersiapkan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Pembelajaran FDS digagas oleh Mendikbuf, Muhajir Effendy, “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016). Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja. Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua. “Nantinya memang harus ada payung hukumnya, yakni peraturan menteri (permen). Namun, untuk saat ini masih sosialisasi terlebih dahulu secara intensif,” ujarnya.

Secara terpisah kepala sekolah yang pernah berkarya di daerah Tangerang tersebut menegaskan bahwa sekolah perlu mempersiapkan pemberlakuan FDS secara terencana dengan berbagai program kegiatan di antaranya, mendatangkan narasumber yang memahami dan berkompeten terkait dengan pelaksanaan FDS, melakukan study banding dengan sekolah-sekolah yang lebih dahulu telah melaksanakan FDS sesua dengan harapan Mendikbud tersebut. Beliau berpesan agar mulai sekarang minimal para guru dan karyawan mulai membangun pemahaman full day shool dengan benar, sehingga pada saatnya nanti semua pelaku FDS sudah bisa menempatkan diri serta siap secara fisik dan psikis, tegasnya dengan penuh keyakinan bahwa pemberlakuan FDS di SMPK Santa Maria II ini sudah tetap mengingat  juga latar belakang para orangtua/wali siswa.

Semoga jika nanti sekolah ini bisa merealisasikan full day school akan searah dengan tujuan utamanya yakni  membuat anak memiliki kegiatan di sekolah dibandingkan berada sendirian di rumah ketika orang tua mereka masih bekerja. “Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi ‘liar’ di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud. Keuntungan khususnya bagi orang tua dengan penerapan FDS adalah waktu aktivitas (ortu kerja-anak sekolah) yang hampir sama, PR/tugas dikerjakan di sekolah, Sabtu-Minggu bisa liburan keluarga, anak-anak 24 jam 7 hari seminggu ada di tangan professionals (guru), kurikulum yang menyenangkan dan seimbang antara pendidikan formal, pendidikan agama, pendidikan karakter, kegiatan fisik/bermain dan kegiatan sosial, family time, waktu dan pendidikan karakter bersama keluarga yang semakin berkualitas, dan anak-anak yang lebih terdidik dan seimbang dalam segala aspek.

Semoga semua terobosan-terobosan terkait dengan dunia pendidikan ini bisa kita sikapi secara positif thingking dengan harapan dari sistem ini ialah agar para anak didik mempunyai angka produktivitas yang tinggi agar mampu meminimalisasi  hal-hal yang bersifat kontra produktif yang dimungkinkan timbul akibat dari pergaulan dalam lingkungan sekitarnya. Semua aktivitas FDS harus dinikmati oleh semua pihak sehingga rutinitas tersebut akan semakin mengarah pada tujuan yang mulia khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia (T.Th)

Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan Basis SMP/Mts Kota Malang

Sabtu, 11 Februari 2017 di Aula Pringgodani, Kantor Kwartir Cabang Kota Malang dilaksanakan Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan yang diikuti oleh 122 pembina . Sekitar pukul 08.40 WIB     kegiatan dibuka dengan  menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Pada pembukaan Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan tersebut Kak Dewi Farida  selaku Ketua Kwartir Cabang Kota Malang yang diwakili olek Kak menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki kepentingan gugusdepan yang merupakan kesataun organic terdepan dalam mencapai tujuan gerakan pramuka. Kegiatan ini bertujuan agar pembinaan gugusdepan dapat teratur terarah dalam mencapai tujuan, semoga para peserta memanfaatkan kegiatan ini untuk lebih mampu mengelolah gudep dan kegiatannya. Melangkah pada acara inti dilanjutkan dengan menyanyikan Hymne Pramuka, Mars Jayalah Pramuka, dan doa pembukaan

Kakak Burhanuddin mengawali dengan melakukan  presensi khususnya sekolah-sekolah negeri dan swasta. Beliau juga menegaskan bahwa kependidikan kepramukaan memiliki nilai-nilai karakter. Selanjutnya sebagai bentuk pendidikan karakter seyogjanya para guru wajib memiliki kemampuan dalam membina kegiatan kepramukaan. Penanaman nilai-nilai di antaranya ketuhanan, nasionalis, gotong royong,  dan integritas, untuk meraih itu maka diharapkan para guru minimal mengikuti KMD atau minimal pernah mengalami orientasi kepramukaan. Beliau mengapresiasi para peserta dan kegiatan tersebut sekaligus berpesan agar para peserta mampu menerapkan dalam gudep di sako masing-masing.

Materi pokok dimuali pukul 9.15 WIB, Kak Mas’ul Hadi, M.Psi dari Kwarda mengawali dengan informasi bagaimana gugusdepan harus memiliki data yang akurat, mengapa? Karena dengan memiliki gugusdepan yang jelas maka sako tersebut bisa melakukan kegiatan kepramukaan. Menurut beliau Kwarda Jatim bagian Litbang memiliki dana yang bisa digunakan untuk mendapatkan bantuan melaksanakan kegiatan kepramukaan.

Kak Rachman W. M.Psi selaku narasumber yang memiliki latar belakang Psikologi yang aktif mendampingi para atlet Nasional. Beliau membuka materi dengan dialog terkait motivasi para peserta yang hadir pada kegiatan tersebut dengan bantuan menayangkan cuplikan  film. Materi yang disampaikan terkait dengan bagaimana kita harus mampu menyikapi dan menyiasati semua kegiatan kepramukaan dengan melihat perkembangan psikologis adik-adik penggalang (suara hati subjek), dengan demikian beliau berkeyakinan semua aktivitas kepramukaan yang akan kita sajikan semakin menarik dan menghasilkan nilai kehidupan yang akan dialami oleh adik-adik penggalang pada saat kehidupan mendatang.

Materi pengelolahan gugusdepan disampaikan Kak Mas’ul Hadi, M.Psi. Sebagai pengantar beliau menjelaskan tugas peserta yaitu mengisian form A1 dan A2 pada akhirnya nanti melengkapiform B1 dan B2 sebagai bentuk pengelolahan gudep resmi terdaftar di Kwarda Jatim. Pada akhir pemaparan materi Kakak yang memiliki tugas di Kwarda Jatim tersebut menegaskan bahwa administrasi gerakan pramuka di setiap gudep harus terdaftar dan terpantau baik secara kelembagaan maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing gudep.

Workshop Pengelolah Gugusdepan dan Sosialisasi Laporan Kegiatan Gugusdepan berakhir sekitar pukul 14.45 WIB dengan sambutan penutup dari wakil ketua Kwarcab Kota Malang yang mengajak agar setelah kegiatan ini masing-masing gudep mampu untuk mengelola serta mengadministraikan semua kegiatan gudep secara berkelanjutan yang pada akhirnya nanti pihak Kwarda Jatim akan mengetahui peta aktivitas serta jumlah anggota pramuka yang ada khususnya di Kota Malang dan propinsi Jawa Timur pada umumnya. (T.Th)

STUDY OUTDOOR KELAS VIII

Selasa, 7 Februari 2017 siswa kelas VIII SMPK Santa Maria II Malang melaksanakan kegiatan Study Wisata ke Museum Panji, Tumpang. Kegiatan itu dilaksanakan berdasarkan program kesiswaan dengan bekerjasama komite orangtua yakni P4 (Paguyuban Peduli Pendidikan Panderman). Setelah melakukan berbagai persiapan di antaranya survey tempat kegiatan panitia mengajak perwkilan P4 untuk berkoordinasi bagaimana kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dan pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Bapak  Nugroho, selaku koordinator P4 setelah mengikuti survey beliau menegaskan bahwa tempat tersebut sngat menarik bahkan berkeyakinan bahwa nak-anak kan happy dengan fasilitas yang dimiliki oelh Museum Panji tersebut. Bapak Hendrik pun berkeyakinan bahwa anak-anak juga bisa memanfaatkan selain belajar sebagai sarana rekreasi.

Museum panji di kota Tumpang – Malang, yang notabene baru diresmikan dan menjadi wadah sasana budaya serta rekreasi menjadi pemikiran kami untuk tujuan studi wisata kali ini. Berbekal lahan yang luas dan alami, artefak dan benda seni yang unik, edukasi tentang pembuatan seni topeng panji khas Malang, ilmu arkeologi dan geografi serta kekayaan sejarah yang dibalut nuansa Jawa kuno, menjadi paket utuh yang akan diajarkan kepada siswa

Menurut Bapak Hendrik selaku koordinator kegiatan mengatakan bahwa tujuan study wiasata kali ini adalah mengajak siswa mengenal dan mengapresiasi sejarah panji khas malang, mengenal, mengapresiasi, dan berkreasi membuat topeng malangan, dan mengetahui proses arkeologi penemuan artefak dan perawatannya, mengenal kontur tanah dan ilmu geografi.

Kami berangkat ke lokasi sekitar pukul 7.30 WIB dengan menggunakan 6 truk tentara yang kami sewa dari pihak Rindam V Brawijaya Malang di bawah komando Bapak Rudi sekaligus sebagai orangtua siswa. Sebelum berangkat Sr. M. Dorothea mengajak para siswa untuk bisa memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana belajar meningkatkan dan menambah pengetahuan terkait dengan semua sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh Museum Panji, beliau juga berpesan jadilah tamu yang baik dan santu, bisa membawa diri karena para siswa membawa nama SMPK Santa maria II.

Perjalanan menuju ke Museum Panji Tumpang membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Sesampai di Museum kami disambut oleh para pegawai dan owner yakni Bapak Dwi Cahyono dengan memberikan informasi mengenai Museum Panji Tumpang tersebut, sekaligus menjelaskan teknik pembelajaran yang akan dilakukan oleh para siswa.

Sesuai dengan rencana kegiatan para siswa selain diperkenalkan, juga diajak mempraktikan secara langsung berbagai keterampilan, mulai dari mewarnai topeng malangan, membuat gerabah, penggalian situs benda-benda purba, dan yang terakhir menanam padi di sawah. “Wah…sangat mengasyikan pak,” ungkap Zanitha siswa kelas 8C selesai melaksanakan semua kegiatan tersebut. Menurut siswa berkacamata itu,”Tempatnya selain menyenangkan kegiatan yang ada semakin menyadarkan para siswa bagaimana kita sebagai generasi muda harus menengenal budaya sekaligus mampu merasakan bagaimana mengalami semua itu,” tuturnya sambil menuju kolam renang untuk mengisi acara free time yang disediakan panitia

Pukul 12.00 WIB kegiatan para siswa berhenti sejenak untuk makan siang. Setelah makan siang dilanjutkan keterampilan terakhir yakni menanam padi disawah. Semua aktivitas yang sifatnya mengikat selesai pukul 13.30 WIB dilanjutkan dengan acara free time yakni siswa dipersilakan menggunakan fasilitas kolam renang yang dimiliki oleh Museum Panji.

Study Wisata berakhir pukul 16.30 diisi dengan foto kelas dan foto bersama. Pada akhir kegiatan Sr. Dorothea, SPM mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada para siswa SMPK Santa Maria II untuk menimba pengetahuan di Museum Panji, demikian juga Bapak Dwi Cahyono minta maaf jika pada penyelenggaraan kegiatan tersebut dirasa masih belum sesuai dengan harapan dari pihak sekolah. Setelah ditutup dengan doa para siswa langsung menuju ke truk masing-masing, sesuai dengan kelasnya untuk kembali ke sekolah. (T. Th)

MENGENAL PROGRAM KESEHATAN SMPK SANTA MARIA II MALANG

Para anggota Alsanmar (Alumni Santa Maria)  sudah memikirkan bagaimana adik-adik angkatannya selalu dalam keadaan sehat terutama terkait dengan semangat preventif. Akhirnya mereka memprogamkan kegiatan visit dokter, dimana para dokter yang telibat adalah para alumni SMPK Santa Maria II. Program itu mulai dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2015-2016 sampai sekarang.

Menurut Ketum Alsanmar Bapak Jayadi program ini merupakan salah satu bakti para alumni untuk adik-adik angkatan almamater mereka. “Semoga tindakan preventif ini jauh lebih bermakna dalam memantau kesehatan adik-adik yang masih aktif belajar di sekolah tercinta ini,” ungkap beliau penuh kebanggaan terhadap kesedian para anggota Alsanmar untuk memberikan profesi mereka khususnya sebagai dokter.

Menurut salah satu dokter yang berkesempatan berbakti tersebut, dokter Erik, keadaan fisik dan psikis para siswa harus diperhatikan. Jika kesehatan fisik sedang tidak baik, maka kesehatan psikis pasti akan terganggu pula. Beliau dengan cukup telaten selalu memberikan pengarahan kepada para siswa yang secara bergantian mendapatkan kesempatan untuk diperiksa kesehatannya.

Pemeriksaan kesehatan agenda rutin yang dilakukan setiap bulan sekali secara bergiliran dari kelas VII, VIII, dan IX. Program kesehatan siswa ini bertujuan memantau kesehatan fisik dan psikis peserta didik di SMPK Santa Maria II. Pemeriksaan fisik yang dilakukan seperti kesehatan gigi, mulut, mata, berat dan tinggi badan. Masih menurut dokter  yang ramah dan murah senyum tersebut bertutur, dirinya bersama tim monotoring kesehatan akan selalu memantau kesehatan peserta didik

Lebih lanjut, dokter muda ini menjelaskan pemantauan kesehatan fisik dan psikis sangat penting dilakukan, mengingat usia mereka yang masih sangat labil dan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan hormon di dalam tubuh yang memungkinkan adanya gangguan yang perlu dicermati dan bahkan mungkin saja ada kesehatan dari peserta didik yang mesti ditindak lanjuti penanganannya. Baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan psikisnya. Apabila kesehatan fisik sedang tidak baik, pasti kesehatan psikis mereka akan terganggu pula.

Menurut Sr. Dorothe, SPM selaku kepala sekolah, prokesi ini diharapkan juga ada kerjasama dengan para orangtua yang setidaknya bisa menindaklanjuti temuan sementara dari para dokter tersebut sehingga kesehatan fisik maupun psikis dari peserta didik kami terus terpantau. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini sehingga anak-anak kita sehat jasmani dan rohani kemudian yang tak kalah pentingnya adalah ilmu kesehatan juga dimiliki peserta didik kita

Program kesehatan siswa ini dikelola oleh tim UKS yang terdiri dari Bapak Yumartanta dan Ibu Ninuk, mereka selalu berkomunikasi dengan pihak pelaksana Prokesi jika agenda pelaksanaanya mengalami perubahan karena dinamika pembelajaran sekolah. Oleh karena itu program yang sangat baik ini dari tahun ketahun akan kami tingkatkan semoga semua warga sekolah termasuk bapak/ibu guru dan karyawan merasa terbantu dengan bantuan pemantauan awal kesehatan mereka, demikian ungkap Bapak P. Yumartanta saat mempersiapkan pelaksanaan prokesi bulan Februari ini di ruang kegiatan dan UKS.(T.Th)

SARPRAS: BERBENAH SUKSESKAN UNBK

Semenjak Dinas Pendidikan Kota Malang menentukan kebijakan sekolah di kota Malang akan mengikuti UN via teknologi internet atau sering kita sebut dengan UNBK (ujian nasional berbasisi computer) SMPK Santa Maria II bergerak cepat dengan mengajukan 30 unit komputer ke Perkumpulan Dharmaputri Surabaya untuk bisa memenuhi kebutuhan perangkat UNBK yang masih kurang tersebut.

Pihak PDp dari Surabaya pun bergerak dengan cepat dengan mendatangkan teknisi supervisor untuk melihat permasalahan sarpras yang diperlukan. Setelah melihat dan mempelajari cukup dalam maka pihak pengelola sekolah-sekolah Perkumpulan Dharmaputri pun menyetujui pengadaan penambahan perangkat komputer yang di usulakan yakni 30 unit.

Sr. Dorothea,SPM. Bersama koordinator Sarpras, Bapak Pamungkas serta teknisi, Bapak Joseph Andiek segera melakukan koordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan persiapan teknis, pembelian perangkat komputer serta sarana pendukung baik itu tempat maupun sumber kelistrikan. Selain itu sekolah juga minta bantuan bapak Darsono, guru TIK dari SMPN 5 yang sudah berpengalaman melaksanakan UNBK khususnya terkait dengan persiapan-persiapan teknis serta perangkat lainnya.

Ruang Multimedia akhirnya disepakati untuk dijadikan ruangan untuk menempatkan 30 unit komputer dengan segera merekondisikan ruangan tersebut untuk siap menjadi ruang pelaksanaan UNBK di sekitar bulan Mei nanti. Selain persiapan ruang serta penataannya, maslah kelistrikan pun segera melakukan persiapan teknis dengan melakukan penataan instalasi listrik  dari sumber tenaga cadangan  (genset) yang sudah dimiliki oleh sekolah.

Hampir seminggu waktu yang dibutuhkan oleh SMPK Santa Maria II untuk melengkapi sarpras yang harus dimiliki untuk menyambut USBN seperti yang sudah menjadi tuntutan Dinas Pendidikan Kota Malang. Semoga semua tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan itu paling tidak peranan SMPK Santa Maria II untuk mendukung harapan Dinas Kota Malang sebagai kota yang semua sekolah-sekolah yang ada siap melaksanakan USBN akan berbuah sesuatu yang membanggakan khususnya sekolah sendiri dan secar umum dunia pendidikan di Bhumi Arema ini.

“Kita juga berharap dengan tambahan fasilitas perangkat computer tersebut, bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan evaluasi yang berbasis komputer di sekolah ini,” harapan Bapak Pamungkas di sela-sela mempersiapkan sarpras tersebut. “Disdik akan  menyalurkan laptop dan server untuk  sekolah-sekolah, khususnya swasta untuk mendukung sarana utama persiapan pelaksanaan UNBK. Kita masih menunggu dukungan tersebut,” kata Pak Andiek selaku teknisi komputer. (T.Th)

SEMINAR METODOLOGI PENGAJARAN DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Mengingat perkembangan dan teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan maka pada hari Jumat, 27 Januari 2017, PSD mengadakan seminar metodologi pengajaran dan teknologi pendidikan dengan mendatangkan narasumber yakni Nunuk Hariyati, M.Pd dosen Fakultas Ilmu Pendidikan  Universitas Negeri Surabaya. Kegiatan dilaksanakan di ruang kegiatan SMPK Santa Maria II dengan peserta semua guru dan beberapa guru dari SMAK Santa Maria.

Program kegiatan milik tim kerja PSDM tersebut bertujuan untuk merefresh, meningkatkan pemanfaatan metode pengajaran dan teknologi pendidikan serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran khususnya bagi bapak/ibu guru SMPK Santa Maria II Malang. Masih menurut Bapak Abertus M Depa selaku koordinator kegiatan, acara ini merupakan bukti bagaimana para guru harus memiliki wawasan yang selalu baru dalan mengikuti perkembangan khususnya teknik pembelajaran.

Acara dimulai sekitar pukul 11.30 diawali pengantar dari PSDM, doa pembukaaan dan Sambutan yang disampaikan oleh Sr. Dorothea SPM, beliau berharap agar kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penyegaran, beliau berkeyakinan bahwa pengalaman bapak/ibu guru tidak perlu diragukan lagi tetapi untuk terus mendalami itu masih diperlukan penyegaran dengan harapan bapak/ibu guru akan selalu mampu untuk berinovasi khususnya bagaimana ketika berhadapan dengan para peserta didik.

Menurut narasumber metodologi dan teknologi pendidikan akan selalu berkembang seiring dengan majunya semua pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan ini. Masih menurut dosen yang berasal dari Malang tersebut semua bapak/ibu guru harus mampu menentpatkan diri bahkan berjuang untuk bisa berada pada kuadran yang terbaik yakni bagaimana dengan keinginan hebat dan potensi yang luar biasa juga. Semua itu perlu waktu dan semangat yang harus terus dikembangkan seiring dengan pengalaman mengajar yang dimiliki oleh semua guru.

Pada prinsipnya pertanyaan yang harus dimunculkan untuk memperoleh metode dan mampu berinovasi terkait dengan teknologi pendidikan adalah bagaimana sebagai pelaku di lapangan harus mampu untuk mereview apakah yang telah kita lakukan benar-benar bermanfaat bagi kita dan peserta didik?  Bagaimana sebagai guru harus tampil yang memesona di hadapan para siswa? Keberanian untuk selalu mengevaluasi itulah yang menjadi dasar bagaimana kita memiliki kesempatan untuk terus berbenah dan memiliki rumusan yang tepat saat harus menyampaiakn materi pelajaran di depan para siswa.

Pada seminar itu para guru diajak untuk menentukan bagaimana metode pembelajaran itu dipergunakan sesuai dengan bidang studi yang bapak/ibu guru ampu serta diajak juga untuk mendesain bagaimana pembelajaran itu dipersiapkan. Menurut dosen Unesa ini CTL adalah salah satu prose pendidikan yang  mampu memunculkan interaksi, motivasi, pemahaman, dunia nyata, kontekstual dan berkesempatan untuk selalu berpikir kritis. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan metode yang tradisional.

Pada akhir seminar beliau menekankan bahwa pembelajaran PBL (Problem based Learning) perlu dijadikan sebagai roh sebuah pembelajaran karena disana akan muncul pemecaha masalah, proyek, diskusi, pembuatan hipotesa, kegiatan mencari data atau informasi, memiliki waktu yang cukup serta akan terjadi komunikasi yang multi arah baik saat melaporkan atau menemukan solusi dari sebuah permasalahan. Inilah yang akan membuat sebuah pembelajaran akan semakin menarik baik bagi siswa maupun guru sendiri.

“Semoga informasi dari seminar ini bisa kita aktualisasikan pada tanggung jawab kita sebagai guru di kelas, yang pada akhirnya metode dan teknologi pendidikan akan memberikan warna pada setiap pembelajaran kita,” harapan Sr. Dorothea SPM menutup acara seminar yang berakhir pukul 15.15 WIB tersebut. Semoga semua usaha kita ini akan berbuah sesuatu yang terbaik dan kita akan mendapatkan kepuasan dalam menalani fungsi dan tugas kita di hari-hari mendatang, tambah Bapak Alber selaku koordinator PSDM sambil foto bersama di depan ruang kegiatan selesai acara seminatr tersebut. (T.Th)