All posts by Trianto Thomas

PESTA PERAK 25 TAHUN PENGABDIAN

Sabtu, 9 Desember 2017, di aula terbentang banner bertuliskan Pesta Perak 25 tahun Bapak Drs. Budi Daryono dan Ibu Anonetta Kuntodiati, S.Pd menjadi guru tetap Perkumpulan Dharmaputri. Hari itu sebuah peristiwa yang semakin istimewa karena dua orang warga SMPK Santa Maria II dirayakan sebagai kesetiaan pengabdian mereka sebagai pendidik. Meskipun terlihat sederhana, namun tidak mengurangi makna perayaan tersebut bagi semua guru dan pegawai di SMPK Santa Maria II. Pada peristiwa ini tidak hanya diserahkan penghargaan kesetiaan kerja pada dua guru tersebut tetapi juga Misa bersama sebagai ungkapan syukur atas kebersamaan yang telah dialami bersama selama ini dalam komunitas sekolah.

Perayaan pesta perak 25 tahun Pengabdian sebagai guru tetap Perkumpulan Dharmaputri diawali dengan Misa Syukur yang dipersembahkan oleh Romo Agung, O.Carm dengan menekankan bagaimana sebuah pengabdian selalu diawali dengan kesetiaan akan tanggung jawab serta mampu menjalaninya dengan peniuh suka cita. Pada kesempatan itu juga semua undangan yang hadir pada Misa Syukur itu diajak untuk semakin memiliki keberanian dalam menumbuhkan dan mengembangkan sebuah kesetiaan terhadap tanggung jawab serta kewajiban-kewajiban yang melekat pada tugas yang kita emban.

Selaku kepala MPK Santa Maria II pada sambutannya, Sr. M. Dorothea SPM menyampaikan rasa syukur dan harapan yang mendalam atas peran dan partisipasi Bapak Budi Daryono dan Ibu Antonetta selama ini dalam karyanya sesuai dengan karakter serta kompetensi yang dimiliki demi kemajuan sekolah ini. Suster yang pernah menjadi kepala sekolah di Pamulang tersebut juga mengharapkan agar kerja sama yang baik selama ini terus dilanjutkan serta semakin sinergis khususnya bagi teman-teman guru yang masih baru dalam berkarya di SMPK Santa Maria II ini, agar kualitas layanan pendidikan di sekolah ini pun semakin maksimal.

Bapak Budi Daryono adalah seorang guru olahraga dengan latar belakang lahir di Blitar ketika mendapatkan kesempatan menyampaikan testimoninya mengungkapkan rasa bangga dan bersyukur karena bisa mengambil bagian dalam karya pendidikan selama 25 tahun. Rasa syukurpun diungkapkan tidak hanya kepada Perkumpulan Dharmaputri, tetapi juga kepada seluruh rekan kerja khususnya di SMPK Santa Maria II, bahkan keluarga yang menopang mereka dalam berkarya di sekolah. “Kami merasa bangga dan berterimakasih atas perhatian dan dukungan bagi kami baik dari Perkumpulan Dharmaputri, rekan-rekan guru dan karyawan serta keluarga yang telah membuat kami bertahan bekerja di lingkungan sekolah”, ungkap Ibu Antonetta disaat bersamaan.

Perayaan 25 tahun kesetiaan kerja ini juga dihadiri oleh para kepala sekolah dari unit TK, SD, SMP Santa Maria I, TK, SD Santa Maria II, TK dan SD Santa Maria III serta SMAK Santa Maria sertabeberapa guru dari masing-masing unitkerja tersebut. Keluarga dari Bapak Budi Daryono dan Ibu Antonetta. Secara istimewa Sr. Angelita SPM selaku ketua Perkumpulan Dharmaputri berkesempatan hadir untuk mengikuti misa, memberikan sambutan serta menyerahkan tanda kesetiaan berupa cincin serta piagam untuk Bapak Budi Daryono dan Ibu Antonetta

Pada sambutannya, Sr Angelika SPM berpesan agar moment 25 tahun pengabdian ini semakin memiliki kesadaran untuk tetap mempertahankan komitmen dan kesetiaan dalam memberikan diri melalui pengabdian. Lebih lanjut, Seusai penyerahan cinderamata dan piagam, perayaan syukur dilanjutkan dengan menampilkan hiburan berupa parodi mengenai perjalanan karya Bapak Budi Daryono serta Ibu Antonetta yang disutradarai oleh Ibu Anna Maria.

Pada parodi tersebut juga ditampilan penampilan lagu-lagu nostalgia serta gerak dan lagu yang dimainkan oleh para guru. “Wah…luar biasa bagus, ini juga sebagai bentuk refleksi bagi kami,” ungkap suami ibu Antonetta yakni Bapak Supardono yang juga pernah berkarya di SMPK Santa Maria II. Semoga semua bentuk hiburan yang dipersembahkan oleh teman-teman guru dan karyawan ini bisa menjadi hiburan sekaligus menjadi media untuk bernostalgia harapan Pak Daryono yang pada saat itu hanya ditemani istrinya Ibu Enny, anaknya tidak bisa mengikuti acara itu karena sedang menjalani Penilaian Akhir Semester Ganjil di Blitar.

Sekitar pukul 12.45 WIB serangkaian acara ditutup dengan doa penutup dan makan siang yang dipimpin oleh Bapak Fransiscus, guru agama Katolik. Setelah itu pemandu acara memmeprsilakan para undangan untuk menikmati sajian makan siang yang telah disiapkan. Sambil menikmati makan siang para undangan masih dihibur dengan penampilan lagu-lagu nostalgia. Suasana semakin semarak dengan berbagai cerita masa lalu khususnya bagi bapak Budi Daryono serta Ibu Antonetta.



Ayo Mengenal Penyakit Difteri

Difteri adalah infeksi bakteri yang memiliki efek serius pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan.

Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lapisan yang khas pada selaput lendir saluran napas, dan adanya kerusakan otot otot jantung dan jaringan saraf. Penularan difteri biasanya terjadi akibat kontak langsung dengan penderita atau carrier(pembawa kuman) karena kuman Cotyneoectetium diphteriae keluar bersama dengan air ludah penderita pada saat batuk, bersin, dan berbicara.

Gejala awal penyakit yang masa inkubasinya umumnya antara 2-5 hari ini adalah sakit tenggorokan yang ringan dan demam (antara 37,838,9°C). Pada anak-anak biasanya disertai rasa mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala. Lalu, terdapat lapisan tipis yang khas, biasanya di daerah tonsil, berwarna putih keabuabuan kotor, kasar dan melekat erat, sehmgga apabila diambil secara paksa menimbulkan perdarahan.

Penyakit ini bisa tetap ringan-ringan saja, tetapi sering bertambah parah dengan keluhan sakit saat menelan dan tubuh melemah. Faring (kerongkongan) dan laring (saluran napas) juga membengkak sehingga menyumbat jalan pernapasan dan biasanya terdengar suara serak saat anak menarik napas. Jika anak sudah terkena penyakit ini, untuk membantu pernapasannya biasanya dokter akan melubangi tenggorokan (trakeotomi).

Selain terjadi kelumpuhan pada langit-langit lunak, napas anak akan berbau busuk dan kelenjar limfe pada leher membengkak. Meskipun kuman difteri paling sering menyerang saluran napas baglan atas, seperti hidung, tenggorokan, dan tonsil, namun kuman ini dapat pula menyerang pusar, selaput putih mata, dan vagina. Komplikasi lain yang dapat
terjadi pada penderita difteri adalah kuman difteri menyerang ginjal, atau otot-otot jantung (myocarditis). Karena kuman difteri dapat mengeluarkan zat racun (eksotoksin), maka penyakit ini juga dapat menimbulkan kematian mendadak dan kelumpuhan saraf-saraf tepi.

Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Jika anak menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, maka ia dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai. Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anak dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan. Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat bakteri terekspos yang menyebabkan difteri.

Apa yang meningkatkan risiko terkena difteri?
Ada banyak faktor risiko untuk difteri, yaitu:
• Lokasi yang ditinggali
• Tidak mendapat vaksinasi terbaru
• Berpergian ke negara yang tidak menyediakan imunisasi
• Memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
• Tinggal di kondisi yang tidak bersih atau ramai.
Lalu bagaimana pencegahannya?
Cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal agar vaksin yang diberikan dapat bekerja secara optimal. Mengapa imunisasi merupakan cara paling efektif? Karena imunisasi merupakan bentuk pencegahan sehingga kemungkinan terkena penyakit tersebut sangat kecil.

http://infoimunisasi.com/penyakit/difteri/mengenal-penyakit-difteri/



Belajar dari GSF 2017 untuk Raih Prestasi Terbaik

SMPK Santa Maria II sebagai salah satu sekolah pengimbasan sekolah Adiwiyata dari SMP Negeri 18 berkesempatan merasakan sebuah kompetisi lingkungan yang memiliki kemiripan dengan persyaratan apa yang harius dipenuhi ketika sekolah yang berada di Jalan Panderman itu memiliki predikat sekolah Adiwiyata. Moment itu adalah digelarnya GSF 2017 yang diselemggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang bekerjasama dengan Radar Malang.

Semua proses dalam mempersiapkan GSF 2017 melibatkan semua guru dan karyawan serta peran sentral yakni para siswa. Berpatokan pada 9 bidang/isu yang menjadi penilaian GSF maka setiap pihak harus menuntaskan apa yang menjadi target serta persyaratan minimal yang harus dipersiapkan untuk dijadikan sebagai data pendukung dari 9 bagian/isu GSFtersebut.

Jujur persiapan yang dilakukan sebenarnya termasuk singkat hanya dua minggu dengan konsekuensi mengganti kegiatan ekstrakurikuler dengan persiapan penilaian GSF tersebut. Kata kunci yang menjadi penyemangat para guru, karyawan dan siswa adalah GSF merupakan pintu gerbang untuk membangun lingkungan sekolah yang lebih ramah lingkungan sekaligus sebagai sumber belajar bagaimana siswa mulai memilki habitus hidup dengan memperjuangkan suasa lingkungan yang hijau dan sehat.

Waktupun terus berlalu dengan agenda penilaian yang dilakukan oleh juri GSF di sekolah, tepatnya pada hari Senin, 6 November 2017 sebagai penilaian perdana yang dilakukan oleh tim juri GSF 2017. Sekolah yang berada di bawah pengelolaah Perkumpulan Dharmaputri mencoba memberikan yang terbaik saat penilaian tersebut dijalani.
Tuntas sudah gelaran Green School Festival (GSF) yang sudah berjalan sejak tahapan sosialisasi pada 30 Agustus lalu. Berakhirnya ajang yang dihelat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang itu ditandai dengan penyerahan penghargaan di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu lalu (25/11).

GSF menghasilkan 30 pemenang dari 12 kategori. Di antaranya, SMPN 8 (juara 1 non-Adiwiyata SMP) SMPK Santa Maria II masuk sebagai nominator predikat tersebut, SMPN 14 (juara 1 Adiwiyata SMP), SDN Sawojajar 5 (juara 1 Adiwiyata SD), dan SDN Kauman I (juara 1 Adiwiyata SD). Patut dibanggakan juga Mading 3D SMPK Santa Maria berhasil menyabet juara I tingkat SMP

Semoga dengan pengalaman serta prestasi yang telah diraih, SMPK Santa Maria semakin memahami serta mampu mempersiapkan diri hususnya dalam membenahi kualitas infrastruktur, juga sumber daya manusianya setelah mengikuti GSF. Sekaligus GSF memberikan dampak pada penguatan pendidikan karakter siswa. Salah satu poinnya adalah siswa menjadi lebih peduli terhadap lingkungan.

Semoga tahun mendatang semua pihak selaku warga sekolah mampu untuk mempersiapkan diri untuk lebih mampu berbicara serta menunjukkan eksistensi diri sebagai sekolah yang patut mendapatkan penghargaan, khususnya dalam hal membangun lingkungan yang ramah lingkungan serta menjadikan sekolah sebagai sumber belajar para siswa khususnya dalam memahami arti pentingnya lingkungan yang ramah serta bermartabat.

(Foto: Radar Malang)



HARI GURU 2017

Dasar hukum memperingati Hari Guru adalah Kepres yang dimantapkan di UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menetapkan tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional, yang kerap diperingati bersamaan dengan ulang tahun PGRI. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah RI No.74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 35, yang menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional

Peringatan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November bisa dijadikan memontum untuk merefleksi apa yang telah dilakukan para guru selama ini. Guru yang dalam bahasa Jawa bisa difilosofiskan sebagai seorang yang bisa digugu dan ditiru yang maksudnya dipercaya, dianut dan diteladani.Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia. Kalimat tersebut memang seharusnya menjiwai semangat mengajar dan mendidik para guru pada era globalisasi ini.Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan

Guru yang biasa-biasa saja (cenderung) mengajarkan, guru yang baik memberikan penjelasan, guru yang di atas rata-rata (cenderung) memperagakan dan guru yang hebat adalah yang menginspirasi.Guru dikatakan sebagai sumber inspirasi tatkala pikiran, ucapan, dan tindak tanduknya menjadi anutan bagi anak didik dalam memaknai peristiwa-peristiwa yang ada di sekitarnya dan mampu menggerakkan siswa untuk melakukan perubahan positif dalam kehidupannya di masyarakat.

Pendidikan tanpa Guru, ibarat kebun tanpa pemiliknya. Guru, memiliki peran yang sangat strategis bagi dunia pendidikan. Karena dari semua komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pengajaran, guru, siswa, orangtua dan lingkungan, yang paling menentukan adalah Guru. Guru memiliki kedudukan yang sangat mulia, dari merekalah tercipta generasi emas dengan peradaban manusia yang gemilang. Terlebih ia mengemban amanat untuk mewujudkan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tantangan pendidikan di era informasi saat ini, mengharuskan Guru untuk lebih kreatif, inovatif, dan inspiratif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045. Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, Guru menjadi kunci utama keberhasilan sumber daya manusia yang tidak hanya produktif tetapi juga unggul dan religius. Ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk bersinergi mencerdaskan anak bangsa.

Momen Hari Guru Nasional ini tidak sekadar untuk merefleksikan jati diri profesi seorang guru, lebih dari itu kita kembali mengingat substansi peran guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional bagi kehidupan bangsa dan negara. Memberikan teladan kepada para siswanya merupakan salah satu hal yang paling penting dalam pendidikan karakter. Sosok guru di manapun akan menjadi contoh bagi peserta didik, karenanya mereka memandang bahwa ia adalah model pribadi dalam menjali kehidupan ini.

Seorang guru perlu menanamkan habitus (kebiasaan) yang baik bagi muridnya, hal ini dapat dilakukan secara terus menerus seperti mengucapkam salam, menanamkan nilai-nilai kejujuran, berdoa di setiap memulai dan mengakhiri pekerjaan, membiasakan senyum, pembudayaan sikap santun, bersikap baik di dalam maupun di luar sekolah, bukankah bagaimana proses itu terbiasakan? Terlebih urgensi perubahan kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada pembentukan sikap dan karakter yang baik pada setiap proses pembelajaran dapat kita konkritkan!

(ditulis dari berbagai sumber)



Puncak Penganugerahan Jawara GSF 2017

Sabtu, 25 November 2017 di Aula Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang berlangsung penganugerahan pemenang GSF 2017. Sebelumnya pada hari Jumat, 14 November 2017 mulai pukul 09.00 WIB, Gracak mulai didatangi para peserta lomba Mading 3 Dimensi seantero Kota Malang, peserta yang tercatat di dalam gedung sebanyak 60 karya madding 3 dimensi dari 60 sekolah ditambah puluhan madding yang dipajang sepanjang teras gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.

Mading 3D menjadi salah satu karya yang dikompetisikan sebagai bagian rangkaian GSF 2017. Tim mading 3D SMPK Santa Maria II terdiri dari Airin, Reyna, Tata, dan Maureen. Desain awal mengangkat bangunan sekolah dengan pusat pohon yang tumbuh besar. Pohon memiliki gambaran dua sisi yakni pohon dengan kondisi subur dan gersang. Subur melambangkan bagaimana siswa khususnya sudah mampu menjaga lingkungan secara baik sedangkan pohon yang gersang dan kering menggambarkan bagaimana kita belum mampu menjaga lingkungan alam.

Waktu berprosespun mengalami dinamika sesuai dengan ide-ide yang muncul, akhirnya menjelang penilaian GSF di sekolah bangunan sekolah belum kelihatan tetapi diganti dengan gambaran atau media yang masih menggambarkan dua sisi keadaan alam. Termasuk suasana kesuburan pohon yang menjadi pusat madding masih menggambarkan dedaunan yang hijau. Mading 3D pun masih terus dibenahi termasuk tim madding mendengarkan ide dan saran dari berbagai pihak.

Sekitar 3 hari menjelang pengumpulan karya madding 3D akhirnya, sebagai media yang menggambarkan sekolah harus ditonjolkan dengan membedah salah satu kotak yang berbahan kardus untuk diubah menjadi media yang menggambarkan sekolah dengan diperkuat pemberian lampu disetiap kotak media yang menggambarkan dua sisi alam yang sudah baik dan yang rusak.
Mendekati esok hari pengumpulan madding juga masih terjadi penambahan-penambahan aksesoris madding untuk memberikan kesan kuat pesan yang akan kita tampilkan yakni dengan memberikan dedaunan yang masih dirasa kurang. Akhirnya, Jumat, 24 November sekitar pukul 09.00 mading sudah dirasa sudah memiliki kandungan pesan yang menonjol saat wawacara penilaian. Sekitar pukul 10.00 WIB madding 3D kita antar ke Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.

Peserta lomba mading3D pada GSF 2017 ini 60 karya ada di dalam gedung Gracak dan masih ada belasan karya dipamerkan di luar gedung Gracak tepatnya di teras. Melihat karya-karya yang dipamerkan semua bagus. Mading 3D masih memperjuangkan antara media dengan isi yang berupa artikel masih berpinsip pada fungsi majalah. Sekitar pukul 18.00 WIB giliran madding 3D dengan nomor 51 SMPK Santa Maria II itu berkesempatan dinilai 3 juri, disana ada tanya jawab antara juri dengan para siswa.

Sabtu, 25 November 2017 mulai pukul 10.00 WIB saatnya penganugerahan penghargaan kesembilan bagian GSF ditambah beberapa penghargaan termasuk lomba madding 3D. Acara demi acara berlangsung di gedung Graha Cakrawala tersebut cukup meriah, begitu pengumuman pemenang lomba mading 3D diumumkan SMPK Santa Maria II disebut dengan predikat sebagai juara I, rasa bangga dan bahagia menuntaskan semua rasa capek yang sudah kami jalani selama kami berproses. Selain itu SMPK Santa Maria II pada GSF 2017 ini sudah mampu masuk menjadi nominasi sekolah non Adiwiyata, semoga pada GSF 2018 kita semakin mampu memberikan prestasi yang lebih baik.

(foto: Radar Malang)


PENILAIAN GREEN SCHOOL FESTIVAL

Sesuai dengan jadwal penilaian dari panitia GSF Kota Malang 2017 yang sudah dipublikasikan, SMPK Santa Maria II mendapatkan jadwal penilaian hari pertama, Senin, 06 November 2017. Anggota tim penilai yang bertugas di SMP Panderman itu adalah Ibu Poppy Riana, S.S., Ibu Dra. Lilik Ernawati, M.Pd dan Bapak Ahzan Muzadi.

Sekitar pukul 10.45 WIB tim juri GSF telah hadir di sekolah, penyambutan dilakukan dengan pengalungan syal warna biru berhiaskan pin SMPK SantaMaria II yang dikalungkan oleh perwakilan siswa dengan menggunakan pakaian daur ulang berbahan kertas koran, yakni Gaby dan Rakha siswa kelas VIII . Pada penyambutan tersebutjuga dihadiri oleh Sr. Dorothea, SPM, selaku kepala sekolah dan beberapa bapak ibu guru dan karyawan.

Sebelum masuk ke lapangan rombongan disambut dengan tari bapang yang ditarikan oleh siswa kelas IX yang terdiri dari 5 anak, dilanjutkan penyambutan oleh semua siswa dari kelas VII sampai IX dengan tepuk karakter serta yel-yel GSF sekolah yang dinyanyikan bersama oleh semua siswa. Setelah itu masih disuguhkan tari modern oelh tim ekstra dance.
Selesai acara penyambutan di lapangan tim dewan juri dipersilakan untuk memasuki ruang kegiatan. Di sana kepala sekolah memberikan sambutannya dengan menekankan bahwa SMPK Santa Maria II sangat antusias untukmengikuti GSF tahu ke dua ini, beliau juga menekankan bahwa menang dan kalah bukan tujuan utama melainkan bagaimana siswa memiliki pengalaman untuk berproses menciptakan sekolah yang hijau, ramah, sehat dan bersih.

Setelah sambutan polisi sekolah yakni Stallion dan Nathania menyampaikan presentasi terkait dengan profil sekolah sampai pada kesembilan bagian dalam penilaian GSF yakni peta umum sekolah, sampah dan polusi, energi, air dan limbah cair, tanaman hijau, resiko, kantin sehat, inovasi teknologi, publikasi dan literasi. Setelah pemaparan profil serta laporan kesembilan kategori berakhir, dewan juri diberikan kesempatan untuk melakukan pencocokan data ke masing-masing bagian dari penilaian GSF.

Para juri langsung menuju ke lapangan untuk mencocokan data serta melakukan tanya jawab terkait dengan masing-masing kriteria penilaian GSF. Ibu Poppy secara eksplsit menegaskan bahwa anatara data yang sudah dikirimka ke panitia dengan fakta dilapangan sudah sesuai, catatan yang diberikan adalah pemberian warna pada setiap indikator yang ditemukan dan yang sudah dilakukan.

Sekitar pukul 13.45 visitasi penilaian dewan juru GSF di SMPK Santa Maria II berakhir, pada kesempatan itu tim juri GSF menegaskan bahwa SMPK Santa Maria II dari pemantauan yang telah dilakukan sepakat bahwa SMP Panderman sudah layak untuk diusulkan sebagai sekolah adiwiyata kota Malang, diluar penilaian GSF tahun 2017. “Semoga GSF ini merupakan batu loncatan untuk meraih predikat sekolah adiwiyata yang semangatnya adalah bagaimana semua warga SMP Panderman semakin memiliki karakter yang konkrit dalam memperjuagkan lingkungan sekolah yang hijau, nyaman, bersih”, ungkap Bu Anna selaku koordinator GSF SMPK Santa Maria II. (T.Th)