Sebagai pembimbing rekoleksi Pra Paskah 2017 bagi para guru dan karyawan SMPK Santa Maria II, Bruder Agung, O.Carm mampu menggiring para peserta rekoleksi dengan penuh perhatian mendengarkan dan merespon apa yang di sampaikan materi [ertobatan di Ruang Agama. Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 April 2017 mulai pukul 09.30 sampai pukul 12.10 WIB
Pada sambutan kegiatan rekoleksi tersebut Sr. Dorothea, SPM berharap agar kegiatan rekoleksi pra Paskah ini minimal membantu para guru dan karyawan dalam mempersiapkan perayaan Paskah, dengan mengangkat tema Pertobatan diharapkan semua peserta semakin menyadari akan sebuah rekonsiliasi dalam setiap perjalanan hidup ini disadari secara penuh. Beliapun juga berpesan semoga apa yang akan disampaikan Bruder Agung benar-benar membuka mata hati bagaimana sebagai umat beriman terus selalu berupaya untuk melakukan pertobatan yang nyata.
Dengan gaya khas yang dimiliki Bruder Agung, O.Carm beliau menegaskan juga bahwa orang beragama bukan sekedar formalitas, konkritkan semua ajaran agama dalam perbuatan dan pikiran kehidupan ini. Sebab agama bersumber pada Allah yang hakikatnya adalah segala-galanya. Khususnya pada masa pra paskah ini puasa dan bermatiraga bisa digunakan untuk mengukur seberapa nyata anatar perbuatan dan ajaran agama bisa kita wejawantahkan, kita ketahui bersama bahwa akar segala kejahatan di dunia ini adalah cinta diri dan uang.
Pada kesempatan itu Bruder Agung, O.Carm juga mengangkat perikop kesalehan palsu dan yang sejati dari Yesaya. Pertobatan yang sejati merupakan hasil dari pergumulan antara akal budi dengan segala perbuatan kita dalam menjalani kehidupan ini. Untuk itu pada rekoleksi tersebut bapak ibu guru dan karyawan SMPK Santa Maria II diajak untuk bekerja dengan hati, bekerja sebagai sebuah palayanan akan semua karunia yang telah diberikan Allah pada setiap kehidupan kita. Mendapatkan materi darihasil kerja adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan tetapi janganlah setiap kerja kita selalu berakhir dengan ukuran materi karena setiap kebutuhan materi manusia tiada yang bisa membatasi.
Pada akhir rekoleksi Bruder yang berkatya di Batu memberikan kesempatan kepada para gurudan karyawan untuk menerima sakramen tobat. “Marilah dengan penyegaran arti pertobatan di masa pra paskah ini, kita segenap guru dan karyawan berupaya untuk mengalami pertobatan yang menjanjikan sebuah nilai kehidupan baru yang menggiring kita semua untuk semakin bisa memaknai bekerja dan berkarya adalah sebuah bentuk layanan syukur kita akan apa yang sudah kita alami selama ini”, demikian Sr. Dorothea memberikan kata penurupan pada rekoleksi siang itu (T.Th)