Hari Peduli Sampah Nasional 2019

Tanggal 21 Februari Indonesia merayakan Hari Peduli Sampah Nasional. Ditetapkan pertama kali pada tahun 2005 untuk mengenang musibah longsor TPA Leuwihgajah Bandung yang menewaskan 143 warga dan merusak 167 rumah tanggal 21 Februari 2005.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menegaskan, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) merupakan momentum seluruh pihak untuk mewujudkan kesamaan langkah dan kepedulian dalam pengelolaan sampah.
Di Hari Peduli Sampah Nasional masyarakat diimbau untuk lebih peduli dengan membersihkan lingkungan dan mengubah kebiasaan untuk mengurangi jumlah sampah. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pernah menyebut salah satunya dengan mengurangi sampah plastik.

“Sekarang ini serba plastik, dahulu nasi bungkus pakai daun, onde-onde saja pakai plastik. Kita harus mengubah kebiasaan contohi masakan Padang, kita bayar yang dimakan saja, jadi tidak ada sisa yang terbuang jadi sampah,” kata JK pada perayaan Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2016 silam.
Mengapa plastik jadi sampah yang patut diperhatikan di Hari Peduli Sampah Nasional 2019? Jawabannya karena sampah plastik jadi salah satu polutan berbahaya saat ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak plastik secara langsung pada kesehatan bila terkonsumsi dikatakan ahli bisa mengganggu keseimbangan hormon. Pakar endokrinolog dr Channa Jayasena dari Imperial College London mengatakan penggunaan bahan plastik untuk tempat makan dan minum dapat mengganggu fungsi hormon estrogen di dalam tubuh.

Pada wanita menurut dr Channa hormon estrogen luar (xenoestrogen) dapat meningkatkan risiko endometriosis hingga kanker payudara. Bagi laki-laki, masalah hormon ini dapat menurunkan jumlah sperma hingga memperbesar lingkar pinggang.

Dampak tidak langsung pencemaran sampah plastik bagi kesehatan contohnya ketika plastik mengancam lingkungan hidup. Hewan-hewan yang jadi sumber nutrisi penting bagi manusia disebut dalam beberapa studi sudah tercemar mikroplastik.

(Diambil dari https://health.detik.com)